69. PERMISI UNTUK PERGI

234 22 4
                                    

Haii, selamat malam kalian! Selamat menerka-nerka ending!! Semoga suka, Aamiin💓💓

[🌷Selangkah semakin dekat dengan ending🌷]

SELAMAT MEMBACA!

69. PERMISI UNTUK PERGI

Kita bukanlah bagian dari cerita yang harus diakhiri, semoga.
sebuah keinginan dari tokoh utama di cerita ini.

******

Keesokan harinya, Selasa. Pagi tadi, seluruh murid kelas XII melaksanakan apel secara mendadak. Yang ternyata membahas terkait beberapa nilai ujian penting yang telah usai dilaksanakan sebelumnya sebagai syarat utama seorang siswa lolos untuk mengikuti ujian kelulusan yang sebenarnya nanti.

"Kapan, nih, dikirim pengumuman nilai-nilainya. Sampai sore gini masih kayak kuburan aja ini grub," celetuk Ettan grasak-grusuk.

Cowok paling pecicilan itu sejak tadi bolak-balik mengecek ponselnya. Karena kepala sekolah mengatakan bahwa pengumuman nilai-nilai ujian akan dikirimkan secara online melalui grub kelas masing-masing.

"Lupa kali. Guru-guru harus tau kalau nunggu kayak gini itu capek. Lebih capek daripada nunggu dia ngasih kepastian," tambah Fallan seraya menopang dagunya lesu.

"Drama banget elah!" sembur Reyga enteng. "Tinggal nunggu doang ribet, bersyukur seharian ini udah dikasih jamkos."

Davka yang berdiri sembari bersandar pada pagar pembatas rooftop itu hanya diam menyimak. Meski ia ingin sekali ikut menghardik Fallan atau Ettan yang sedari tadi mendramatisir, ia pun mulai jenuh perkara menunggu pengumuman nilai yang sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan muncul.

"Tapi emang kelamaan. Jangan-jangan nggak jadi diumumin," kata Greta was-was.

"Pasti hari ini. Sabar aja." Davka mengusap bahu gadis di sampingnya yang ia rangkul. "Gue yakin tinggi semua ini mah nilainya. Kita semua bakal ikut ujian kelulusan dan lulus," lanjut Davka menyuarakan pikiran positifnya.

"Kalian semua udah pasti. Tapi belum tau kalau gue," celetuk Reval dibarengi helaan napasnya pelan. Seketika Raka yang juga berdiri bersandar di sebelahnya melempar lirikan tak suka atas perkataan sepupunya itu.

"Ck! lo jangan negatif thinking, Val. Ujian susulan bukan berarti nggak berhak dapat nilai bagus," ucap Reyga yang mendapat anggukan dari semuanya.

"Lo hari ini banyak diemnya, Pal. Harus semangat kalau mau dapat nilai yang memuaskan," tambah Greta tersenyum lebar untuk cowok yang telah ia anggap sebagai abangnya itu.

Reval pun mengulas senyum tipis. Dalam hati, ia juga mengaminkan omongan baik para sahabatnya tersebut. Akan tetapi, kecemasannya belum kunjung reda. Ia takut mengecewakan bunda dan ayahnya di sana.

"Lo sakit, Val? Demam atau pusing nggak? Kalau iya, ayo gue anterin ke UKS." Suara Raka yang setengah pelan itu menyadarkan lamunan Reval.

"Kayaknya demam dikit, sisa-sisa semalem. Tapi gue nggak apa-apa, Tung," jawab cowok itu santai.

Raka memilih mengangguk samar mengiakan setelah terpaku khawatir pada wajah Reval yang sedikit pucat. Satu sepupunya itu tidak pernah ingin dicemaskan.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang