Halo, selamat pagi!!
Apa kabar? Semoga baik-baik aja, ya, bahagia selalu kalian!
VOTE+KOMEN YANG BANYAK-BANYAK!!
Semoga makin suka sama cerita ini ya, Aamiin<3
HAPPY READING, COW!
25. AKAN TETAP TINGGAL
“Bersamamu adalah salah satu peristiwa yang tidak akan pernah aku lupakan.”
—Struggle
Garvi dengan penampilan urakan sedang berjalan santai menuju rooftop di jam istirahat pertama agar tidak ketahuan osis atau guru, karena ia berniat akan menikmati rokok di sana.
Tangan kanan kekarnya telah memegang handle pintu rooftop dan bersiap untuk membukanya, namun, suara obrolan beberapa lelaki di balik sana membuat dia mengurungkan niat. "Vincenzo?"
"Nara sakit. Reval lagi ngerawat di rumahnya."
Mendengar itu, darahnya langsung mendidih serta aura kemurkaan tercetak jelas pada wajahnya. "Bangsat!" desis Garvi seraya meremat bungkus rokok di tangan kirinya.
"Lo nggak salah denger, Bos?"
"Gue nggak tuli anjing!" bentak Garvi menatap Ratan begitu tajam hingga membuat cowok itu sedikit menciut.
Bagas perlahan membuka matanya yang sempat terpejam akibat rasa kantuk. "Lo nyuruh kita ke sini cuman buat ceritain itu?"
"Padahal tadi gue lagi nikmatin tidur mumpung Minggu," gerutu Ratan sangat pelan. Kalau terdengar, mungkin dia akan terpental jauh dari markas.
"Nara lagi nggak baik-baik aja, lo pada nggak suka kalo gue bahas dia?" tanya Garvi masih dengan nada yang tak bersahabat. Kobaran api dalam dirinya belum kunjung padam.
Arya menghela napas panjang, mencoba memaklumi karena ia tahu jika ketuanya itu sedang mode 'senggol bacok.
"Nggak gitu, Nara juga penting buat kita. Lo mau kita ngapain? Gebukin Reval?"
Garvi terdiam sesaat lalu terkekeh. "Nggak usah, buang-buang tenaga. Gue udah bilang ke Om Egi semalem."
"Bakalan diapain? Kalo kelamaan yang ada Reval kagak kapok-kapok," ujar Arya yang membuat salah satu cowok di sana melirik tak suka ke arahnya.
"Ada lah." Garvi mengubah posisinya menjadi bersedekap dada seraya tersenyum licik. "Liat aja nanti."
"Mantap! Gue juga nggak mau Neng Nara sama Reval," sahut Ratan semangat.
"Gue balik." Bagas bangkit dan langsung melenggang keluar dari sana tanpa mengindahkan pembahasan teman-temannya.
Cukup lama Garvi mengamati kepergian satu anggotanya itu, lalu ia bersuara, "Gue rasa ada yang nggak beres sama Bagas," ucapnya curiga.
"Lagi capek kali, lo jangan nyangka macem-macem. Dia anggota kita," peringat Arya serius.
"Hm."
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE
Teen FictionKetulusan diukur dengan latar belakang hidup? -𝚂𝚝𝚛𝚞𝚐𝚐𝚕𝚎 Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak remaja sederhana yang benar-benar memperjuangkan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. *** "Aku akan genggam kamu selamanya, Nara." -kalau Tu...