65. RENCANA

142 19 1
                                    

Jangaann lupaaa votee, komen jugaa thankyouu❣️

Semogaa makin suka sama cerita inii yaaa,
Aamiin<3

HAPPY READING!

65. RENCANA

"Soal ulang tahun Nara yang kata lo bakal liburan ke puncak, beneran, Val?" Davka mengulang pembahasan Reval di pagi hari tadi yang tak sempat terselesaikan lantaran bel masuk berbunyi.

Dan sekarang, di jam istirahat pertama, para anak Vincenzo mendatangi rooftop.

"Iya, Val. Gimana tuh? Gue dari tadi nggak sabar," timpal Ettan antusias.

"Apalagi gue! Ini menyangkut hari ulang tahun Neng Nara soalnya!" sambar Fallan heboh. Siapa sangka cowok berwajah polos itu ialah seorang buaya darat? Sudah biasa! Dasar!

Di detik itu juga Reyga yang kebetulan berada di sebelah Fallan langsung meraup wajah cowok tersebut menggunakan tangannya. "Banyak omong!"

"Tangan lo nggak higienis, Woi! Gue udah suci!" Fallan menjauhkan tangan Reyga darinya.

"Tapi wangi, kan?" balas Reyga mengangkat kedua alisnya bangga yang hanya dibalas umpatan pelan oleh Fallan. Memang fakta.

Usai menyimak sepercik perdebatan itu, Reval mengangguk terlebih dahulu lalu membuka suaranya. "Iya, bener. Nara sendiri yang minta ke puncak. Nggak lama, nggak sampai nginep juga kayaknya. Karena, kan, kita masih harus masuk sekolah."

"Mantap!! Akhirnya kita liburan, Coy, mana ke puncak lagi. Minimal seminggu lah di sana," sorak Fallan dengan ruat wajahnya yang tampak sangat bersemangat.

"Lo aja sendirian, Fal. Jadi penunggu puncak," sambar Greta yang membuat sebagian mereka menahan tawa.

Di sela-sela gurauan itu, Davka berdehem. Sontak semuanya pun memusatkan perhatian kepada sang ketuanya tersebut.

"Emang Papanya Nara ngajak kita-kita juga, Val?" tanyanya.

Reval terdiam sejenak. Egi memang hanya memintanya untuk menemani Eynara ke puncak di hari ulang tahun gadis tersebut. Tetapi Reval yakin, Egi pun akan mengizinkan jika ia juga mengajak para sahabatnya.

"Kalau yang diminta lo doang buat nemenin Nara ke puncak, berangkat aja berdua," tambah Raka tiba-tiba.

Mengerjap, Reval menggeleng cepat. "Lo semua tetep ikut. Walaupun Om Egi cuma minta gue buat nemenin Nara ke puncak, gue yakin kalau gue mau ajak kalian pun Om Egi bakalan ngizinin," tuturnya kekeh.

"Lagipula, kan, itu buat hari ulang tahun Nara. Jadi, harus ramean. Gue juga maunya kita semua liburan bareng, biar ngumpul bareng-bareng juga," sambung Reval diakhiri senyum samarnya.

Davka pun mengangguk, mengiyakan. Begitu juga yang lain. Sementara Raka memilih memalingkan wajahnya ke arah lain setelah menyimak perkataan Reval.

"Gue nggak sabar lulus," celetuk Fallan tiba-tiba.

"Kayak yang bakal lulus aja," timpal Ettan dengan nada jenaka.

Tanpa basa-basi Fallan langsung mengambil kesempatan untuk membogem lengan satu sahabatnya tersebut. "Omongan itu doa, Bangke! Kalau gue nggak lulus, lo nggak punya temen!"

"Iya, temen gue cuma lo doang," kata Ettan pasrah. "Yang suka morotin!" lanjutnya sambil menyenggol Fallan.

"Jangan dingin-dingin gitu, Bos," ucap Ettan lagi yang tatapannya teralihkan kepada Davka. "Kalau lagi berduaan sama Greta pasti beda lagi."

Di detik itu juga Davka menajamkan kedua bola matanya pada Ettan. Sebelum akhirnya berpaling malas. "Bacot bener."

"Apaan?! Lo mau ngeledek gue juga?" sarkas Reyga lantaran Fallan tampak tengah menatapnya penuh maksud tidak enak. Namun, cowok bertampang polos itu menyengir sembari mengangkat jarinya berbentuk 'peace'.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang