Ketulusan diukur dengan latar belakang hidup?
-𝚂𝚝𝚛𝚞𝚐𝚐𝚕𝚎
Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak remaja sederhana yang benar-benar memperjuangkan sesuatu yang berharga dalam hidupnya.
***
"Aku akan genggam kamu selamanya, Nara."
-kalau Tu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*****
SMA DIPKARA baru saja usai melaksanakan ujian yang sudah berlangsung sejak satu Minggu yang lalu. Para siswa hari ini bersorak ria karena libur tengah semester akan segera tiba.
"SHIT! KALAH!" Raka menatap bengis ke arah cowok di sebelahnya lalu bangkit untuk pindah tempat, namun Reval dengan cepat memegangi kakinya.
"Ck! Lepas, nggak?!"
"Gue mau nonton game-nya doang, Ka."
Raka menghela napas kasar kemudian terpaksa kembali duduk. "Makanya diem! Gue udah kalah tiga kali gara-gara lo!"
"Padahal kalah sendiri" gumam Reval pelan.
"Diem! Gue denger dan lo emang penyebab kalah!" seloroh Raka.
"Iya yaelah. Ini gue diem." Sebenarnya Reval mengucapkan sumpah serapah di dalam hatinya ditujukan kepada Raka.
"Orang-orang biasanya kalo libur ngapain?" celetuk Ettan setelah keluar dari dalam warung Pak War dengan membawa satu mangkuk bubur.
"Kenapa? Lo mau ngajak kita liburan?" tanya Reval sedikit antusias.
"NANYA DOANG! Eh, tapi nggak tau sih, lagi mikir." ujar Ettan sembari mengaduk makanan favoritnya itu.
"Gue yakin pasti ntar raport gue paling bagus!" Cowok berwajah polos itu berucap pede, Fallan.
"Nggak mungkin sih," tangkas Reyga enteng.
"Nggak ada yang nggak mungkin selagi kita berusaha. Karena sejatinya, usaha tidak akan menghianati hasil," balas Fallan sok bijak.
"Tapi itu berlaku buat orang yang emang berusaha. Lo aja kerjaannya ganti-ganti cewek!" seloroh Reval meledek.
"Lah, kan itu termasuk usaha."
"YA ITU NGGAK ADA HUBUNGANNYA SAMA NILAI RAPORT, COK!"
Fallan berdecak beberapa kali, "Mulut kamu, Ettan!" katanya menirukan omelan Bu Wira.
"Gimana lo sama Nara, Val? Udah ada seminggu, kan, balapan itu?" tanya Davka tiba-tiba dari pojok kantin. Sang ketua itu sejak tadi diam mengotak-atik ponselnya.
