Apa kabar? Jangan lupa bahagiaa!
VOTEE VOTE VOTEE VOTEE
Semoga kalian makin suka sama cerita ini, Aamiin<3
HAPPY READING!
35. FIRST SUPPORTERS
Hujan yang mengundang awan gelap juga sedang menyembunyikan hari yang cerah. Maka, bertahanlah.
—Reval Rahandhika
***
Siang hari ini, anak-anak Vincenzo tengah berada di lapangan Outdoor SMADIP. Kelas XII IPA-1 dan XII IPS-2 secara kebetulan terdapat jam kosong yang bersamaan, dan pastinya mereka tidak akan melewatkan kesempatan perdana ini.
Sekedar mengingatkan kalau kalian lupa. XII IPS-2, Davka dan Reyga. XII IPA-1, Raka, Reval, Ettan, dan Fallan. See? Bagaimana Raka tidak darah tinggi!
Untuk mengisi Freeclass kali ini, anak-anak Vincenzo sepakat memilih bermain basket. Walaupun, terik matahari yang menyengat kulit tidak menjadi alasan untuk mereka. Kapan lagi, kan?
"Pokoknya Raka harus sama gue!" ucap Ettan yang sejak tadi ribut hanya perkara tim.
"Ngasal ae lah! Kayak tanding beneran aja," sahut Reyga tidak tahan. Cowok dengan mulut yang tersumpal batang permen itu berkali-kali berdecak malas.
"Rebutan mulu. Mending ngerebutin gue," timpal Fallan. "Nggak akan nyesel, dijamin!"
Reval yang mendengarnya langsung melemparkan sebuah kerikil kecil ke arah cowok berwajah polos itu. "Itu mah sama aja ngerebutin kekalahan!"
"Kocak lo!" Ettan menggeplak bahu Fallan sembari menahan tawa.
Berdecak kesal, Davka yang semula bersandar pada pohon, kini berdiri tegap. Dari wajahnya, terlihat bahwa cowok itu sedang frustasi. "Banyak bacot! Ntar jam nya keburu abis."
"Ya udah, gini aja. Ettan se-tim sama Reval. Fallan sama gue. Nah, buat Davka sama Raka suruh pilih aja mau di tim siapa. Mereka berdua, kan, skill basketnya nggak beda jauh. Jadi, biar adil gitu, gimana?" usul Reyga panjang lebar. Sangat berwibawa.
"Nice! Oke juga," ujar Davka pada akhirnya dan disetujui kompak oleh yang lain. Kemudian, kedua bola mata hitam pekatnya itu berputar mengarah ke arah seorang cowok yang sejak tadi menyimak dan masih bersandar pada pohon dengan posisi bersedekap dada.
"Lo mau di tim siapa, Ka? Pilih duluan aja, gue bebas."
"Bareng kita aja, Ka!" seru Fallan langsung seraya merangkul bahu Reyga. "Pasti menang! Gue pakai jalur langit."
"Alah! Boong-boong," serobot Ettan. "Sial lo Ka kalau sama dia! Sama kita aja, nanti gue traktir helikopter!"
"Miniaturnya doang," susul Reyga pelan sembari menahan tawa.
Tidak lama setelahnya, Raka berjalan ke area tengah lapangan, menyusul para sahabatnya. Tanpa berfikir lagi, Raka pun mengambil posisi di sebelah Reyga.
"Gue bareng Reyga sama Fallan," pungkasnya datar. Kedua mata Raka menajam saat menyadari bahwa Reval memerhatikannya. Sejak pagi tadi, mereka berdua belum mengobrol sama sekali perkara masalah semalam. Bahkan, Raka bertukar tempat duduk dengan Ettan.
"YESS!" Fallan bersorak bahagia seraya memasang wajah meledek kepada Reval dan Ettan.
"ALAY, ASU!" hardik Ettan emosi. Sedangkan Reval yang berada di sebelahnya hanya mengangkat bahunya acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE
Teen FictionKetulusan diukur dengan latar belakang hidup? -𝚂𝚝𝚛𝚞𝚐𝚐𝚕𝚎 Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak remaja sederhana yang benar-benar memperjuangkan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. *** "Aku akan genggam kamu selamanya, Nara." -kalau Tu...