12 – FAMILY NOT FAMILY
MINGGU INI Vannesya dan Valetta berkunjung ke rumah kakek dan nenek mereka. Semenjak mereka pindah ke New York belum ada yang sempat datang ke sana. Sebenarnya Vannesya mempunyai banyak waktu, tidak seperti Valetta yang harus menunggu libur dari jadwalnya yang padat, akan tetapi ia menunggu kakaknya untuk datang bersama. Malas saja kalau harus datang bertemu dengan neneknya sendiri.
Pukul sebelas pagi menjelang siang mereka sampai di kediaman yang terbilang besar itu. Memang sengaja datang lebih awal, karena ini hari libur maka mereka berinisiatif menghabiskan waktu lebih lama di sana. Untuk kali ini Valetta membawa mobilnya sendiri.
Di balik pagar hitam dengan ukiran rumit tersebut berdiri megah rumah berlantai tiga dengan gaya Eropa tahun 90-an, namun di beberapa bagian telah dirubah menjadi lebih modern. Kediaman megah yang merupakan warisan dari orangtua Catalina Morris—nenek mereka yang masih terlihat sehat di usia tua.
Di sepanjang jalan menuju pintu utama, berjajar pohon palem dan cemara yang menghiasi kediaman. Di depan kediaman Catalina Morris terdapat berbagai macam tanaman bunga, dari bunga yang paling mudah didapat sampai dengan tanaman langka ada di sana. Nenek mereka memang sangat menyukai bunga. Oleh sebab itu—untuk buah tangan hari ini—Vannesya dan Valetta membawa rangkaian bunga dari toko bunga yang paling terkenal di New York.
“Vannesya! Valetta!”
Baru saja mereka menginjak ruang tamu, suara nyaring dari sepasang anak kembar datang menghampiri mereka dengan wajah dan senyuman lebar. Daniel dan Daniella, sepasang anak kembar berusia enam tahun, anak ketiga dan keempat dari paman mereka—Edrick. Vannesya dan Valetta mempunyai empat orang sepupu dari pihak ayah, sementara dari pihak ibu mereka tidak mempunyai sepupu.
Sepupu pertama mereka bernama Aaron—berusia sembilan belas tahun, dan saat ini sedang kuliah mengambil jurusan bisnis di salah satu universitas ternama di New York. Sementara sepupu kedua mereka bernama Feyya—berusia sepentaran Vannesya, tujuh belas tahun.
Feyya bersekolah di tempat yang sama dengan Vannesya—WL High School. Akan tetapi sampai saat ini mereka tidak pernah bertemu atau bersinggungan selama di sekolah. Baik Vannesya maupun Valetta tidak mempunyai hubungan yang begitu dekat dengan kedua sepupunya yang lain, mungkin karena jarang bertemu. Hanya Daniel dan Daniella yang selalu exicted ketika bertemu dengan mereka berdua.
“Hay, Boy. Hay, Girl.” Valetta memeluk si kembar lebih dulu.
“Aku punya sesuatu untuk kalian.” Vannesya mengeluarkan dua kotak hadiah untuk si kembar. Yang satu berwarna biru untuk Daniel, dan yang satu berwarna pink untuk Daniella.
“Apa ini hadiah dari Indonesia?” tanya Daniel dengan wajah polos.
“Mm-hm. Kalian pasti akan menyukainya.”
“Waw, kau memang selalu tahu fashion dengan baik. Aku menyukainya!” seru Daniella, setelah membuka kotak hadiahnya.
Untuk Daniella, Vannesya memberikannya gaun indah yang ia pesan khusus dari designer ternama di Indonesia. Sementara untuk Daniel, Vannesya membelikannya sepatu roda. Sebelumnya ia telah bertanya pada Dalton lebih dulu kalau apa yang disukai oleh dua orang adik sepupunya ini, dan kakeknya mengatakan sesuai hadiah Vannesya untuk mereka saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENVELOVE [COMPLETE]
Teen FictionKarena kasus bullying, Vannesya Morris dipindahkan ayahnya ke New York. Vannesya mengira kehidupan barunya di Negeri Paman Sam tersebut akan membawa perubahan yang signifikan. Menjadi anak sekolahan yang baik dan tidak peduli dengan kehidupan New Yo...