ADDITIONAL PART 03

21.2K 877 282
                                    

ADDITIONAL PART 03 – WE MEET AGAIN

New York, USA

NICHOLAS MENATAP dinding kaca yang memenuhi ruangannya di perusahaan Willson. Ada kabut tipis yang terlihat dari balik dinding kaca di luar sana. Hujan baru saja reda, menciptakan kabut tipis itu. Helaan napas berat yang tidak kentara baru saja keluar, kala mendengar penuturan dari sang asisten pribadi. Sementara mulutnya baru saja menghasilkan asap tipis dari tembakau yang baru saja dihisap.

“Jadi, belum ada kabar apa pun mengenai keberadaan Vannesya?”

“Belum ada, Tuan. Sampai saat ini tidak ada tanda-tanda Nona Valetta menghubungi Nona Vannesya.” Alsen menatap punggung Nicholas. Tuan mudanya, dalam lima tahun ini berubah menjadi sosok pria dewasa yang sangat memukau.

Nicholas berhasil mendapatkan gelar magister dalam waktu singkat, dan saat ini sedang melanjutkan kuliah S3.

Selama lima tahun ini yang dilakukan oleh Nicholas adalah belajar dan mengurus perusahaan. William Willson mengatakan, akan memberikan jabatannya di perusahaan serta menyerahkan semua tampuk kekuasaan kerajaan bisnisnya kepada Nicholas, ketika sang cucu selesai S3 nanti.

Keputusan yang tidak bisa dibantah oleh siapa-siapa. Meskipun di dalam dewan direksi ada beberapa orang yang tidak setuju, karena menganggap Nicholas masih sangat muda. Tapi sekali lagi, tidak ada orang yang bisa membantah ucapan William, ketika pria tua itu sudah mengeluarkan titah.

“Bagaimana dengan orang yang berusaha menutupi di mana Vannesya berada?”

“Sangat sulit untuk menemukan siapa yang membantu Nona Vannesya, Tuan. Orang ini … mempunyai kekuasaan yang cukup besar.”

Nicholas menghisap tembakaunya dengan dalam, kemudian membuangnya dengan sergut. Wajahnya terlihat samar di dinding kaca. “Kau boleh pergi.”

Alsen segera keluar setelah menerima perintah.

Nicholas berbalik, menuju ke meja kerjanya, mematikan rokok yang masih tersisa ke asbak.

Duduk bersandar di kursi kerjanya, ia menatap langit-langit ruang kerjanya dengan kosong. Sepi. Itulah yang ia rasakan sekarang. Sudah lima tahun berlalu, tapi wajah wanita itu masih sangat memenuhi pikirannya. Belum ada tanda-tanda ia bisa melupakan Vannesya. Hati dan pikirannya saling kerja sama agar nama Vannesya selalu ada. Melarangnya untuk melupakan Vannesya dari hidupnya.

Nicholas menghela napas lemah. “Vannesya….” gumamnya rendah. “Where are you? I really miss you so much….”

Nicholas menarik tubuhnya dari sandaran kursi. Membuka laci mejanya, kemudian mengambil fotonya dengan Vannesya yang ditaruh di dalam bingkai berukuran sedang. Di dalam foto itu ia merangkul Vannesya dari samping, dan Vannesya membalasnya dengan hal serupa. Di foto itu mereka sama-sama tersenyum lebar, terlihat sangat bahagia.

“Di mana kau saat ini, Vannesya?” ujarnya dengan pelan. Menatap foto itu penuh kerinduan. “I want to see you again. May I? Please … come back….”

Nicholas nyaris putus asa mencari di mana Vannesya. Selama lima tahun ini yang bisa ia lakukan adalah belajar dan bekerja. Dalam satu hari ia nyaris hanya tidur selama empat jam. Semua Nicholas lakukan agar bayangan Vannesya bisa sedikit ia lupakan.

Nicholas mengalihkan semua fokusnya pada belajar dan bekerja. Sampai di usianya yang kedua puluh tiga, ia berhasil mendapatkan gelar magister, dan mendapatkan posisi yang tinggi di perusahaan sang kakek.

Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menghapus jejak Vannesya di hati dan pikirannya. Wanita itu seperti kutukan yang tidak ada penangkal. Mengurungnya di dalam lembah yang tidak bisa membuatnya merangkak naik untuk mencari jalan keluar. Karena satu-satunya jalan yang bisa dilaluinya dalam rasa hampa ini hanyalah, menemukan Vannesya. Yang sampai sekarang tidak juga ia temukan.

Sebuah pesan dari Steven yang dikirim lewat group chat, mengalihkan fokus Nicholas dari fotonya dengan Vannesya. Meletakkan kembali foto yang penuh dengan kenangan itu ke dalam laci, Nicholas mengambil ponselnya. Di pesan itu Steven mengatakan kepada anggota AVES, agar jangan lupa untuk datang ke acara Dylan yang menyambut kehamilan sang istri—Emma.

ENVELOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang