27 - RACING

20.4K 1K 28
                                    

27 – RACING

🎵Play It. Britney Spears - I Wanna Go.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

DI TEMPAT PARKIR khusus mobil AVES, banyak orang-orang yang lewat sambil mencuri-curi pandang pada Nicholas yang berdiri di samping mobilnya. Tidak sedikit dari mereka yang tersenyum, namun hanya diabaikan oleh pria yang saat ini mengenakan kacamata hitam tersebut. 

Nicholas sesekali melihat jam yang melingkar di tangan kirinya, sudah lebih dari sepuluh menit ia menunggu Vannesya. Selama ini ia sangat anti yang namanya menunggu—yang ada orang-orang yang selalu menunggunya. Tapi kali ini—entah untuk alasan apa—Nicholas berdiri bagai sopir yang sedang menunggu nyonyanya datang.

Sebelumnya Nicholas telah mencari Vannesya di kelas wanita itu lebih dulu, akan tetapi saat ia datang ke sana kelas Vannesya sudah sunyi. Dan hal terakhir yang ia lakukan adalah mengirim chat kepada Vannesya agar segera datang ke tempat parkir. Akan tetapi sampai waktu menunjukkan jika Nicholas telah berdiri di sini selama hampir tiga puluh menit, Vannesya tidak juga muncul. Dan hal ini membuatnya agak jengkel, kalau saja Vannesya tidak membalas chatnya dengan mengatakan kalau dia akan segera menuju ke tempat parkir.

Beberapa orang yang lewat masih mencuri-curi pandang pada Nicholas, kecuali satu orang. Wanita berambut pirang panjang yang saat ini berdiri di dekat pilar bangunan yang tidak jauh dari sana. Posisinya yang membelakangi pria itu membuat Nicholas tidak melihatnya.

Vannesya sebenarnya telah sampai ke tempat parkir tidak lama setelah Nicholas datang, hanya saja ia memilih untuk berdiam diri dulu. Menguji apakah pria ini bisa sabar menunggunya dan tidak akan marah-marah saat ia telat.

Jujur saja, Vannesya masih mengingat perkataan Nicholas tadi siang—soal Nicholas yang cemburu karena ia menelepon Gerald. Meskipun pembicaraan di antara mereka mengenai ‘cemburu’ tadi berujung ia yang merasa jengkel.

“Apa kau percaya jika aku mengatakan kalau aku cemburu?” Adalah kalimat pertama Nicholas yang pria itu tanyakan saat keheningan lebih mendominasi.

“Kau ingin aku percaya jika kau cemburu?” Vannesya menjawabnya dengan tenang, meskipun ia sadar sesuatu dari dalam dirinya merespon sebaliknya.

“Kenapa kau balik bertanya?”

“Aku hanya penasaran, apa yang kau pikirkan tentangku.”

“Maksudnya?”

Vannesya tersenyum tipis. “Nick, sangat terlihat jelas di wajahmu—kau hanya ingin aku luluh kepadamu. Kenapa? Apa kau mulai merasa jika kau akan kalah. Tidak percaya diri lagi kalau kau bisa membuat aku masuk ke dalam pesonamu?”

ENVELOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang