22 - THIS JERK!

20.7K 1K 29
                                    

22 – THIS JERK!

Satu hal yang jelas. Jika itu cinta, kau akan tahu secara sekilas. Kau bisa mengenalinya tanpa bingung. Dan kau akan tahu, siapa orangnya.

***

SEPULANG DARI tempat menembak—yang ternyata adalah markas organisasi mafia keluarga Jake di Amerika—Nicholas langsung mengajak Vannesya ke rumah sakit untuk membuka jahitan pada lukanya, karena sudah satu minggu dan luka Vannesya telah mengering.

Dokter Julius yang menangani luka Vannesya mengatakan kalau lukanya telah sembuh, akan tetapi memang masih meninggalkan bekas. Dokter Julius memberikan penawaran pada Vannesya, karena melihat bagaimana fisik wanita muda itu yang terlihat cantik dan berpenampilan menarik. Maka luka bekas seperti ini yang terdapat di antara area pinggang dan perutnya jelas merupakan hal yang cukup serius bagi wanita. Apalagi kalau Vannesya ingin mengenakan pakaian seksi atau minimal crop top, bekas luka itu akan kelihatan.    

Dokter Julius memberikan penawaran, apakah Vannesya ingin melakukan operasi agar bekas luka tersebut dapat menghilang dengan cepat, ataukah dia hanya perlu memberikan salep untuk menghilangkannya. Kedua-duanya adalah alternatif yang sudah pasti bisa menghilangkan bekas luka itu. Hanya rentang waktu kapan bekas luka itu menghilang perbedaannya.

Vannesya memilih untuk menggunakan salep saja. Ia tidak mau berada di atas meja operasi, sekecil apa pun operasi itu. Lagipula Vannesya sangat jarang menggunakan pakaian yang mempertontonkan bagian perutnya. Sesekali ia memang menggunakan crop top jika pergi ke pantai, selebihnya tidak. Jadi tidak ada masalah baginya kapan bekas luka itu akan menghilang.

Karena luka Vannesya telah sembuh, maka hari ini ia tidak lagi menginap di penthouse Nicholas. Valetta pun akan pulang hari ini dari pekerjaannya yang mengunjungi sebuah pulau untuk pemotretan. Dari rumah sakit, Nicholas mengendarai mobilnya menuju ke penthouse pria itu. Masih ada beberapa barang Vannesya yang harus ia ambil untuk bawa pulang.

Sesampainya di penthouse Nicholas, Vannesya dikejutkan dengan kehadiran seorang pria setengah baya seusia ayahnya. Richard Willson yang menunggu mereka di ruang tamu. Pria itu tersenyum ramah melihat kedatangan putranya dan Vannesya.

“Dari kapan Daddy datang?” Dari pertanyaan Nicholas, sepertinya ia juga tidak tahu kalau ayahnya akan datang di kediamannya.

Richard mengangkat sedikit tangannya, melihat jam yang melingkar di tangan kiri. “Sekitar dua puluh menit yang lalu.”

Nicholas hanya mengangguk, kemudian ia pamit sebentar untuk mandi dan berganti pakaian. Tidak tahan menggunakan pakaian yang sama selama berjam-jam. Nicholas meninggalkan Vannesya di ruang tamu bersama ayahnya.

Sebenarnya Vannesya merasa gabir, dan ingin pamit mengambil barangnya di lantai dua. Akan tetapi Richard Willson menahannya agar tidak beranjak. Vannesya memilih duduk di sofa yang bersebrangan dengan Richard Willson.

“Sebenarnya aku datang ke sini bukan untuk bertemu dengan Nick. Tapi, aku ingin bertemu denganmu secara langsung.” Richard berbicara dengan ramah.

Vannesya sebenarnya bukan takut dengan ayah Nicholas ini. Hanya saja ia merasa sedikit canggung ditinggal berdua dengan orang yang baru dikenalnya. Akan tetapi hal ini tidak membuat Vannesya menahan diri untuk menilai pria yang usianya berada hampir di akhir empat puluhan. Richard Willson mempunyai bola mata berwarna abu-abu, hal yang tidak diwarisinya kepada Nicholas. Dan jika ia perhatikan lebih dalam lagi, dibandingkan Richard Willson, Nicholas jauh lebih mirip dengan kakeknya—William Willson. Nicholas bahkan mewarisi bola mata William Willson yang berwarna biru langit. Warna mata langka yang jarang dilihatnya.

ENVELOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang