66 - DECEIVING FEELINGS LOVE

12.8K 861 111
                                    

66 – DECEIVING FEELINGS LOVE

SORE INI adalah hari terakhir Tim Marching Band WL High School melakukan latihan, perlombaan akan berlangsung dua hari ke depan. Vannesya bersama seluruh anggota yang terpilih untuk tampil dalam perlombaan baru saja selesai latihan di sesi terakhir. 

Vannesya yang kebagian mengatur kembali alat-alat marching bersama tujuh orang yang bertugas di hari terakhir, baru saja keluar dari ruangan penyimpanan alat marching, merasa kaget karena tubuhnya didorong tiba-tiba ke dinding. Belum sempat ia berkelit, orang yang baru saja mendorongnya dengan kasar ini berteriak kepadanya dengan penuh emosi.

“Apa yang kau katakan kepada Nicholas?!”

Vannesya diam selama beberapa saat. Masih mencerna apa yang dikatakan oleh Feyya barusan.

Iya, orang yang datang mendorong dirinya ke dinding barusan adalah Feyya—sepupunya. Feyya datang dengan kilat panas di matanya, menandakan jika sepupunya ini sangat marah.

“Apa maksudmu?” Tidak menemukan apa maksud Feyya yang lagi-lagi membawa nama Nicholas, Vannesya memilih untuk langsung bertanya.

“Apa yang kau katakan kepada Nicholas? Sehingga dia membuatku di keluarkan dari tim inti!”

Vannesya melarikan matanya dari netra Feyya, bergerak ke samping untuk menyusun pemikiran mengenai hubungan Feyya yang di detik-detik terakhir sesi latihan marching juga Nicholas yang disangkut pautkan dengan hal ini. Sebenarnya Vannesya juga agak kaget, ketika sebelum latihan tadi coach mereka mengatakan posisi Feyya yang merupakan mayoret bersamanya diganti dengan Paula. Padahal Feyya tidak melakukan kesalahan selama latihan-latihan sebelumnya. Vannesya bahkan mengakui, Feyya mempunyai gerakan indah seorang mayoret.

“Apa yang kau adukan kepada Nicholas?” Feyya masih berteriak, marah. “Kenapa dia mengeluarkan aku dari tim marching? Aku yakin ini semua gara-gara kau! Apa yang kau katakan kepadanya?”

Feyya belum menurunkan intonasi bicaranya. “Kau marah karena aku membocorkan rahasia Nicholas? Hah! Kau benar-benar pembawa masalah, Vannesya!”

Baik. Ia mengerti sekarang.

Vannesya mendorong Feyya menjauh. Ia pergi dari hadapan sepupunya tanpa membalas kalimat tanya yang merujuk pada tuduhan tersebut. Mengabaikan teriakan Feyya yang memaki-maki dirinya karena tidak terima di keluarkan dari tim marching, padahal perlombaan tinggal dua hari lagi.

Vannesya mulai mengerti apa maksud dari perkataan Feyya, meskipun ia tidak membenarkan ucapan sepupunya itu, Vannesya menyadari jika ini memang ada kaitannya dengan dirinya.

Nicholas sengaja melakukannya, mengeluarkan Feyya dari tim marching untuk memancing dirinya agar bertemu. Setelah ia berkali-kali menghindar.

Sialan!

Tujuan Vannesya adalah ruangan AVES. Meskipun ia kurang yakin Nicholas masih ada di sana atau tidak, namun langkah lebarnya membawa Vannesya menuju ke ruangan itu.

Lampu ruangan yang masih menyala membuat Vannesya yakin jika Nicholas atau anggota AVES yang lain masih ada di sana. Dengan sekali dorongan dan hentakkan yang tidak lembut, Vannesya membuka pintu ruangan AVES dengan kasar.

Nicholas, Jake dan Leon yang ada di dalam sana terkejut melihat Vannesya yang tiba-tiba datang dengan wajah tidak ramah. Tidak ada Dylan dan Steven di ruangan itu, Vannesya juga tidak ada niatan untuk bertanya di mana keberadaan dua orang anggota AVES yang lain, karena tujuannya adalah Nicholas.

Nicholas yang tadinya duduk sambil bersandar di sofa, spontan berdiri.

“Kembalikan Feyya pada posisi awalnya.” Pelan, Vannesya mengatakannya dengan nada rendah. Namun di balik nada yang ia keluarkan barusan terdapat tuntutan yang harus Nicholas lakukan.

ENVELOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang