07 – YOU CAN NEVER ESCAPE
“JADILAH JULIET untukku.”Vannesya segera sadar setelah kalimat ambigu itu Nicholas ucapkan lagi. “Apa sekolah kita akan mengadakan pentas seni? Dan kau sedang mencari wanita untuk dijadikan pasangan dalam drama? Kalau seperti itu, lebih baik kau mencari pasangan lain. Karena aku bukan orang yang pandai bersandiwara.”
Hanya itu asumsi yang bisa ia pikirkan. Pria ini pasti sedang mencari pasangan yang cocok untuk melakon bersamanya. Kalau seperti itu, jawaban Vannesya memang benar adanya. Ia bukan orang yang pandai bersandiwara, meskipun itu di atas panggung sekalipun.
“Apa yang kau katakan?”
Vannesya kian kebingungan mendengar pertanyaan balik Nicholas. “Kau—sedang mencari pasangan untuk drama, bukan?”
“Memang.”
“Dan aku bukan orang yang cocok. Aku tidak bisa bersandiwara denganmu. Itu bukan keahlianku.”
“Apa aku memberimu pilihan?”
“Kau memang tidak memberiku pilihan. Tapi aku berhak untuk menolakmu.” Vannesya harus mengatakan ini dengan tegas. Nicholas Sky Willson, pria ini pasti akan menggunakan kekuasaannya agar ia mau melakon bersama dia. Tidak. Untuk kali ini, Vannesya akan menolaknya dengan tegas. Sekali lagi, Vannesya bukan orang yang mau ditindas dengan mudah.
Lagipula, tidak ada yang salah dalam kalimatnya barusan. Kecuali kalau pria ini tipe orang yang tidak mau ditolak. Tapi, Vannesya bukan orang yang mau diperintah seenaknya. Bahkan dengan ayahnya sekalipun, ia masih sering membantah. Meskipun pada akhirnya akan tetap kalah, dan berakhir mengikuti perintah Edward Morris.
“Kau tidak takut padaku?” Nicholas mulai menampilkan wajah dingin.
Tapi Vannesya tidak memiliki rasa takut dengan wajah dingin itu. Ia sudah biasa melihat wajah bengis ayahnya. “Apa aku harus takut kepadamu?”
“Semua orang melakukan itu.”
“Maka apa yang akan kau lakukan padaku—kalau aku tidak takut padamu?”
Nicholas diam selama beberapa saat, hanya menatapnya tajam. Vannesya yakin, kalau orang yang ada di posisinya saat ini adalah Emma, wanita polos itu pasti akan langsung ketakutan. Untung saja Tuhan memberikannya keberanian yang cukup tinggi. Bahkan untuk menonton film horor sendiri pun Vannesya tidak takut.
Tidak. Sebenarnya Vannesya tidak ada maksud ingin menantang Nicholas. Ia tahu apa yang akan terjadi dengannya jika menantang pria ini. Tapi sebagai manusia yang mempunyai hak asasi, Vannesya rasa tidak ada salahnya kalau harus mempertahankan pendirian. Setiap manusia diberikan hak untuk menolak, bukan?
“Kau akan mendapatkan hadiah dariku.”
***
“SYA!”
Vannesya tersadar dari lamunanya. Bohong kalau kalimat terakhir Nicholas kemarin tidak mempengaruhinya. Nyatanya, ia merasa menyesal karena sudah berani mengatakan kalimat provokasi itu pada Nicholas. Dan seharian ini, Vannesya hanya bisa berdiam diri di dalam kelas. Melamun tidak jelas, sampai suara Emma saja tidak ia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENVELOVE [COMPLETE]
Roman pour AdolescentsKarena kasus bullying, Vannesya Morris dipindahkan ayahnya ke New York. Vannesya mengira kehidupan barunya di Negeri Paman Sam tersebut akan membawa perubahan yang signifikan. Menjadi anak sekolahan yang baik dan tidak peduli dengan kehidupan New Yo...