20 – EYELASHES FALL
***
“KAU MAU bawa aku ke mana?”
Vannesya menatap Nicholas penuh tanda tanya. Dari rumah Emma, Nicholas tidak membawa mobilnya menuju ke penthouse pria itu. Jalan yang dia ambil adalah jalan yang asing bagi Vannesya.
Apa Nicholas akan membawanya ‘ke tempat’ Juliet lagi?
Vannesya mendengus gusar saat pemikiran itu melintas. Lama-lama ia mulai merasa jenuh dengan hal-hal yang berbau Juliet. Ia bahkan belum menjadi wanita itu di depan ibu Nicholas, tapi hari-harinya kini dipenuhi dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan Juliet.
“Apa kau lapar?” Alih-alih menjawab pertanyaan Vannesya, Nicholas memilih menanyakan hal yang lain.
“Tidak.” Kue yang Vannesya makan di rumah Emma tadi cukup banyak, dan itu cukup membuatnya merasa kenyang.
“Kalau begitu tidak ada masalah.”
“Sebenarnya kita akan ke mana?” Vannesya mulai kesal, kenapa pria ini susah sekali menjawab pertanyaannya dengan cepat.
“Kau akan tahu nanti.”
“Apa ini berkaitan dengan Juliet lagi?”
Nicholas bisa menangkap adanya guratan tidak suka dari tatapan Vannesya ketika dia menyebut nama Juliet. Nicholas tersenyum samar. “Tidak. Kali ini tidak ada kaitannya dengan Juliet.”Vannesya tidak menjawab, memilih mengalihkan pandangan keluar jendela. Gedung-gedung tinggi yang berada di sebelah kanannya, yang mereka lewati tadi berganti menjadi deretan pohon-pohon rindang. Nicholas membawanya ke dataran tinggi. Dan tidak lama mobil sport Nicholas berhenti di tepi tebing.
“Ayo keluar.”
Vannesya mengikuti Nicholas keluar dari mobil. Angin malam seketika menerpa tubuhnya. Untung saja malam ini cuaca sedang cerah, sehingga perasaan tidak terlalu dingin. Anak-anak rambutnya yang tidak ikut terikat bergerak-gerak mengikuti terpaan angin. Kini mereka berdiri di depan mobil, bersandar di depan kap.
Dari atas sini Vannesya bisa melihat view kota New York dengan jelas. Berbagai macam gedung-gedung tinggi dengan lampu-lampu menghiasi pemandangan, juga mobil-mobil yang melintas terlihat kecil bagai semut yang berjajar.
Indah. Pemandangan kota New York jika dilihat dari atas tebing ini memang jauh lebih indah daripada ia melihatnya dari atas penthouse Nicholas.
Menengadah ke atas langit, ada banyak bintang yang bertabur. Meskipun malam ini bulan hanya terlihat samar, namun keindahan malam hari tidak berkurang sedikit pun. Ini adalah salah satu tempat terindah yang pernah Vannesya datangi selama tinggal di New York. Well, tidak buruk juga mengikuti Nicholas datang ke tempat ini. Ia jadi tahu kalau di New York ada tempat semacam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENVELOVE [COMPLETE]
Teen FictionKarena kasus bullying, Vannesya Morris dipindahkan ayahnya ke New York. Vannesya mengira kehidupan barunya di Negeri Paman Sam tersebut akan membawa perubahan yang signifikan. Menjadi anak sekolahan yang baik dan tidak peduli dengan kehidupan New Yo...