39 - I LOVE YOU SO MUCH

17.7K 987 22
                                    

39 – I LOVE YOU SO MUCH

Begitu banyak hal yang aku benci.
Dan semua itu mulai menghilang secara perlahan.
Seseorang pernah berkata kepadaku, “Bersama dengan orang yang kau cintai, akan membuatmu menjadi seorang yang kuat.”

***

INI KENCAN, ya?

Vannesya tidak habis pikir dengan Nicholas. Memang benar ketika Nicholas mengajaknya berkencan pulang sekolah, Nicholas bertanya kalau ia ingin pergi ke mana, karena ada film yang ingin ia tonton jadi Vannesya mengatakan jika ia ingin ke bioskop. Namun, mengejutkannya, pria yang duduk di sebelahnya ini malah membooking satu studio, sehingga ruangan luas yang bisa menampung puluhan orang tersebut hanya ada mereka berdua. Kalau seperti ini lebih baik mereka menonton film di bioskop mini yang ada di penthouse Nicholas saja, daripada repot-repot datang ke bioskop dan ujung-ujungnya hanya ada mereka berdua di dalam studio.

“Nick, kau tidak harus menyewa satu studio.” Vannesya berkata dengan gemas. “Menonton hanya ada kita berdua di studio itu tidak seru, Nick.”

Apa jika Vannesya mengajak Nicholas berkencan di konser Harry Styles, maka pria ini juga akan membeli semua tiket konser Harry Styles? Sehingga hanya akan ada mereka berdua yang menonton di konser itu? Oh, Vannesya sangat yakin ptia ini akan sangat mampu melakukannya.

Nicholas hanya tersenyum manis.

Vannesya tidak tahu harus mengatakan apalagi. Pria kaya seperti Nicholas memang bisa melakukan apa saja, bahkan tidak merasa rugi kalau dia harus membeli seluruh tiket dalam satu studio—yang menurut Vannesya itu buang-buang uang. Mungkin karena itu juga orang seperti Nicholas tidak tahu bagaimana caranya berkencan.

Nicholas bilang dia hanya ingin Vannesya merasa nyaman, makanya menyewa satu studio. Tapi entah kenyamanan seperti apa yang pria ini maksud. Karena nyatanya Vannesya kurang nyaman karena dari tadi mendapati wanita yang menjadi petugas di bioskop mencuri-curi pandang kepada mereka berdua, kemudian saling berbisik dengan rekannya yang lain.

Lupakan, Vannesya harus menghargai sikap Nicholas yang sangat berbaik hati dengan mengutamakan kenyamanannya.

Film mulai diputar. Vannesya mulai menonton dengan serius. Film yang dipilih olehnya adalah film dengan genre horor pembunuhan. Di mana ada adegan hantu dan aksi saling membunuh di dalam satu adegan film. Film yang sangat menakutkan juga menegangkan sebenarnya.

Tetapi, selama menonton film, Vannesya sama sekali tidak menjerit atau berteriak sambil menutup kedua matanya karena ketakutan. Respon paling singkatnya hanya sekadar mengkerutkan dahi di saat film mengeluarkan suara yang terlalu besar.

Nicholas bahkan menunggu-nunggu kapan wanita ini akan menjerit ketakutan, kemudian secara refleks memeluknya. Ia telah mengambil ancang-ancang untuk melakukan hal itu, memberikan Vannesya pelukan. Rasa-rasanya berpelukan bersama kekasih di dalam bioskop bukanlah hal yang buruk, bahkan terkesan romantis.

Tapi sayangnya, wanita ini terlalu pemberani, Vannesya bukan tipe wanita kaya yang manja. Yah, seharusnya Nicholas tidak usah berandai-andai Vannesya akan takut melihat hantu di dalam film, lalu akan memeluknya. Sisi lain dari Vannesya yang sangat mengejutkannya.

Well, nampaknya perkataan William Willson benar. Nicholas tidak butuh wanita manja di sampingnya. Nicholas membutuhkan wanita yang bisa menyamai langkahnya. Berdiri di sampingnya dengan kukuh dan mendukungnya dengan berani.

ENVELOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang