36 – BE MY GIRL
Bagaimana caranya aku bisa melihat ke dalam matamu?
Bagaimana caranya aku harus percaya kepadamu?
Bagaimana caranya membuat jantung ini berdebar?
Bagaimana caranya aku harus memberikan hatiku kepadamu?
Bagaimana caranya aku bisa jatuh cinta kepadamu?***
VANNESYA MEMBONGKAR lemarinya, mencari-cari dasi di dalam tumpukkan baju yang ada di dalam lemari. Ini hari Selasa, hari di mana sekolah mereka memakai seragam. Minggu lalu Vannesya dengan entengnya menyalahi aturan dengan tidak memakai dasi, kemudian mendapatkan teguran dari guru kesiswaan. Untuk aturan seragam sekolah mereka memang sangat ketat, memakai seragam harus lengkap dengan jas dan dasinya.
Oh, ayolah, Vannesya bukan para AVES yang bebas melakukan apa saja. Meskipun AVES tidak memakai seragam khusus di hari Selasa pun, tidak akan ada guru yang berani menegur. Ini terdengar aneh, tapi kekuasaan yang dimiliki oleh lima orang pria ini memang sebesar itu.
Akhirnya selama kurang lebih sepuluh menit mencari dasi itu yang ternyata terselip di antara tumpukan baju tidurnya—well, Vannesya juga tidak tahu kenapa dasi ini bisa ada di antara tumpukan baju tidur. Vannesya menemukan dasi warna merah pekat itu ada di sana.
Sebelum ia memakai dasinya, sesuatu tanpa sengaja jatuh dari dalam lemari. Vannesya merunduk untuk mengambil apa yang terjatuh di atas lantai. Ia tersenyum getir, melihat foto yang jatuh dari dalam lemari dalam keadaan terbalik. Di balik foto berukuran kecil itu terdapat inisial nama G&V, yang artinya Grey dan Vannesya. Di foto itu Vannesya terlihat sangat bahagia bersama seorang laki-laki yang menjadi cinta pertamanya.
Grey adalah laki-laki pertama yang bisa membuatnya jatuh cinta, sekaligus menjadi laki-laki yang bisa membuatnya merasakan kasih sayang dari seorang pria dewasa. Meskipun saat itu usia mereka terpaut cukup jauh—lima tahun—namun Vannesya merasa nyaman menjalin hubungan dengan laki-laki itu. Grey juga selalu melindunginya. Tidak berusaha untuk menyentuhnya berlebihan. Bahkan selama mereka menjalin hubungan, Grey tidak pernah memaksanya agar mau berciuman. Dia benar-benar menjaga Vannesya dengan baik.
Grey William adalah seorang karyawan magang di perusahaan ayahnya. Dia merupakan orang Amerika Serikat. Vannesya pertama kali bertemu dengannya di kantor Edward Morris. Mempunyai kesempatan lebih banyak untuk bertemu, membuat mereka menjadi dekat, kemudian saling jatuh cinta. Bersama dengan Grey membuat Vannesya sangat bahagia, dia selalu bisa membuat Vannesya jatuh cinta setiap kali mereka bertemu. Dan Vannesya bisa merasakan kasih sayang juga rasa cinta Grey yang besar untuknya.
Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Saat di mana Gerald tiba-tiba mengatakan kalau Grey bukanlah orang yang baik, laki-laki itu hanya memanfaatkannya saja agar dia bisa masuk lebih dalam lagi di perusahaan Edward Morris. Ada sesuatu yang dicari oleh Grey di perusahaan ayahnya.
Gerald tanpa sengaja mendengar pembicaraan Grey dengan seseorang di telepon, dan teman masa kecilnya itu langsung memberitahu Vannesya mengenai apa yang dia dengar tanpa sengaja. Tentu saja, Vannesya tidak percaya dengan omongan Gerald ketika itu, rasa cintanya yang besar kepada Grey membuatnya menutup mata akan semua perkataan Gerald.
Gerald yang tidak ingin Vannesya nantinya akan semakin dimanfaatkan lagi oleh Grey, dengan terpaksa merusak hubungan di antara mereka. Dia membuat Grey seolah-olah melihatnya berciuman dengan Vannesya—padahal saat itu Gerald tidak sampai menyentuh bibir Vannesya. Gerald menyayangi Vannesya sebagai sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENVELOVE [COMPLETE]
Teen FictionKarena kasus bullying, Vannesya Morris dipindahkan ayahnya ke New York. Vannesya mengira kehidupan barunya di Negeri Paman Sam tersebut akan membawa perubahan yang signifikan. Menjadi anak sekolahan yang baik dan tidak peduli dengan kehidupan New Yo...