15 – FIRST DAY LIVING WITH HIM
***
UNTUK KEDUA kalinya Vannesya menginjakkan kaki di penthouse Nicholas. Benar. Walaupun ia bersikeras agar Nicholas membatalkan ucapannya yang akan membawanya tinggal di tempat ini sampai lukanya sembuh, namun lagi-lagi ia harus kalah. Pria itu mempunyai banyak kata yang bisa mengancamnya agar mau menuruti segala bentuk perintahnya. Entah kenapa sekarang Vannesya menganggap Nicholas sama saja dengan Edward Morris. Otoriter. Suka memerintah. Dan menyebalkan.
Sekarang Vannesya tidak bisa untuk tidak terpanah ketika melihat kediaman Nicholas. Sebelumnya ia hanya sampai di ruang tamu, tapi saat ini Nicholas membawanya ke lantai dua, tempat di mana kamar yang akan ia tempati berada. Penthouse Nicholas adalah yang terbesar di gedung ini, didominasi oleh dinding kaca yang malam ini tertutup oleh tirai besar. Dan di balik dinding kaca itu terdapat pemandangan kota New York—yang jika dilihat dari atas ketinggian akan lebih indah.
Kediaman Nicholas mempunyai dua lantai, yang masing-masing lantai mempunyai ruangan yang luas. Di lantai dua terdapat tiga ruangan. Dua ruangan adalah kamar utama, dan satu ruangan lainnya adalah ruangan gym. Dari arah tangga Vannesya bisa melihat ruangan gym, dinding ruangan itu terbuat dari kaca transparan, ada banyak alat-alat olahraga di sana. Sementara tidak jauh dari arah tangga ada satu set sofa berwarna abu-abu.
Sama seperti lantai bawah yang terdapat balkon yang mengarah di mana matahari terbit, di lantai dua juga ada balkon, yang langsung mengarah pada matahari terbenam. Kediaman yang benar-benar dirancang khusus, bahkan bisa melihat sunrise dan sunset yang indah.
“Ini kamarmu.” Nicholas membuka pintu salah satu ruangan.
Kamar yang dimaksud oleh Nicholas berukuran cukup besar, meskipun tidak terdapat balkon. Furniturenya lengkap. Tepat di depan tempat tidur ada meja panjang yang terdapat televisi. Di samping kiri tempat tidur ada lemari berukuran cukup besar, tidak jauh dari lemari ada jendela berukuran persegi panjang. Sementara di samping kanan tempat tidur terdapat meja rias. Di dalam kamar juga ada toilet.
“Mandilah dulu. Habis itu turun untuk makan malam.”
“Kau mengajakku tinggal di sini selama beberapa hari, tanpa mengajakku untuk mengambil pakaianku dulu. Lalu apa yang harus aku pakai sekarang? Kau tidak mungkin membiarkan aku memakai pakaian yang sama selama berhari-hari, bukan?”
Nicholas menunjuk ke lemari besar di sana. “Di dalam lemari itu ada banyak pakaian wanita. Ukurannya sama denganmu, kau bisa memakainya.”
Vannesya menuju ke lemari. Cukup terkejut ketika ia membukanya ada banyak pakaian wanita. Dan benar, ukuran pakaian di dalam sana sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENVELOVE [COMPLETE]
Teen FictionKarena kasus bullying, Vannesya Morris dipindahkan ayahnya ke New York. Vannesya mengira kehidupan barunya di Negeri Paman Sam tersebut akan membawa perubahan yang signifikan. Menjadi anak sekolahan yang baik dan tidak peduli dengan kehidupan New Yo...