ENVELOVE [COMPLETE]

ADDITIONAL PART 01

ADDITIONAL PART 01 – I’M HAPPY

Five Years Later….

BUNYI KETUKAN langkah yang tidak santai memadati ruangan. Ada sekitar sepuluh stretcher yang baru saja digunakan untuk memindahkan orang-orang yang terluka dari ambulans menuju Unit Gawat Darurat. Keadaan semakin urgen ketika mobil ambulans yang datang tidak berhenti sampai di situ saja. Jika ditotalkan ada lebih dari dua puluh pasien terluka yang datang hampir secara bersamaan. Membuat semua tim medis yang bertugas di UGD mengalami sedikit kewalahan. Orang-orang yang datang yang mengaku sebagai pihak keluarga diharapkan untuk keluar lebih dulu, agar UGD tidak mengalami kesesakan yang berlebihan. 

Pukul tiga sore, rumah sakit yang terletak di pusat Kota Denpasar menjadi tujuan bagi korban kecelakaan beruntun. Kecelakaan yang terjadi antara bus pariwisata yang menabrak pembatas jalan menjadi awal dari kecelakaan ini terjadi. Bus yang dari keterangan sang sopir mengalami kemacetan rem, membuatnya dengan terpaksa membelokan setir mobil ke arah sisi jalan.

Ada sekitar lima belas siswa SMA yang menjadi korban. Dan beberapa korban dari pengendara mobil dan motor lainnya yang turut menjadi bidikan dari kecelakaan ini. Akibatnya rumah sakit terbesar di Kota Denpasar—sekaligus menjadi rumah sakit yang paling dekat dengan lokasi kecelakaan—menjadi tujuan para korban dilarikan.

UGD masih kalut. Ada banyak pasien yang harus mendapatkan penanganan. Dua orang pengendara motor yang mengalami luka parah segera dioperasi oleh dokter. Sementara para dokter dan perawat yang bertugas di UGD menangani pasien yang mengalami luka ringan. Meskipun begitu, tak lantas membuat semua tim medis bertugas dengan bebas. Mereka harus bekerja sesuai dengan prosedur kesehatan.

Lebih dari satu jam para dokter dan perawat menangani pasien, akhirnya semua pasien yang terluka bisa ditangani dengan baik. Sebagian pasien yang terluka ringan dibolehkan untuk pulang, sementara yang mengalami luka agak parah masih harus mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Sudah hampir satu tahun menjadi dokter koas, ini merupakan pertama kalinya Vannesya mengalami kekalutan setelah mendapatkan penempatan di UGD. Menjadi dokter yang bertugas di UGD memang harus selalu siap dengan tekanan jika keadaan seperti tadi terjadi secara tiba-tiba. Para tim medis yang bertugas di UGD harus siap menghadapi kejadian-kejadian seperti tadi.

Tapi … inilah yang disukai oleh Vannesya. Bukan berarti ia suka jika ada banyak orang yang sakit ataupun terluka. Vannesya hanya merasa … ia dibutuhkan. Orang-orang membutuhkan profesi sepertinya untuk sembuh.

Lima tahun sudah berlalu. Banyak dari diri Vannesya yang berubah, termasuk ia yang sebentar lagi akan menjadi dokter. Setelah menyelesaikan masa koas dan internship, Vannesya akan resmi menjadi dokter umum—meskipun saat ini statusnya adalah sarjana kedokteran, tetapi untuk mendapatkan gelar dokter tersebut ia masih harus menyelesaikan program koas dan internship lebih dulu.

Lima tahun, tidak ada lagi Vannesya yang dikenal sebagai wanita berambut pirang—yang ada hanyalah, Vannesya si calon dokter berambut hitam legam. Lima tahun yang lalu untuk pertama kalinya Vannesya memutuskan untuk merubah warna rambutnya menjadi hitam. Ia menganggap hal itu adalah bagian dari awal hidup barunya.

Lima tahun yang lalu, Vannesya menerima tawaran ibunya untuk mengambil homeschooling. Selama masa-masa homeschooling, Vannesya memikirkan tujuan hidupnya ke depan, hal apa yang ingin ia raih di masa depan. Ia memang tidak bisa lagi mewujudkan keinginannya menjadi penari. Tapi … masih ada satu hal lagi yang dari dulu merupakan cita-citanya.

Menjadi seorang dokter.

Vannesya menetapkan pilihan untuk tujuan hidupnya. Ia kembali ingin menjadi dokter. Vannesya dikenal sebagai anak yang cerdas. Maka di samping ia menjalankan homeschooling, Vannesya mengambil kelas kursus IPA. Karena di zaman sekarang orang yang bisa masuk kuliah kedokteran tidak hanya dari jurusan sains saja, Vannesya mempunyai peluang yang besar untuk masuk menjadi mahasiswa kedokteran.