70 – PARALYSED
DUA MINGGU sudah Vannesya tidak sadarkan diri di rumah sakit. Selama itu juga Edward dan Carralyn yang seharusnya kembali ke Indonesia satu minggu yang lalu memilih untuk tinggal di New York. Belum ada tanda-tanda kapan Vannesya akan bangun, dokter hanya mengatakan kondisi Vannesya stabil, jantungnya berdetak normal. Tapi untuk memastikan kapan Vannesya sadar dari koma, dokter tidak bisa mengatakan apa-apa.
Mereka menjaga Vannesya bergantian, tidak boleh ada lebih dari dua orang yang tinggal di dalam ruang perawatan yang ditempati Vannesya. Meskipun merupakan ruang rawat pribadi, namun ada ketentuan dari dokter untuk jumlah pengunjung.
Hari ini Edward menjaga Vannesya bersama Carralyn. Getar yang berasal dari saku celananya—yang menandakan ada telepon masuk—membuat Edward berdiri dari sofa. Melirik sekilas ke arah istrinya yang duduk di samping ranjang Vannesya, Edward keluar dari ruangan itu. Tanpa berpamitan dengan Carralyn, Edward menutup kembali pintu ruangan.
Edward mengangkat panggilan telepon dan bicara sambil lalu. “Tunggu di basement.” Hanya itu yang dia katakan, kemudian turun menggunakan lift menuju basement rumah sakit.
Sesampainya di basement—tepat di samping, di mana mobilnya terparkir—hal pertama yang dilakukan Edward adalah menghampiri seseorang yang berdiri di samping mobilnya. Pukulan keras yang dilakukan Edward dengan tiba-tiba membuat orang itu terkejut, namun tidak melakukan pembelaan, ataupun melawan balik serangan Edward yang memukul wajahnya dua kali.
Orang itu berdiri, mengusap sudut bibirnya yang terluka mengeluarkan darah menggunakan ibu jari. Dia mengangkat wajah, menatap Edward dengan tenang. Tidak ada kesan menantang di mata orang itu ketika menatap Edward.
Ryan—asisten pribadi Edward, sekaligus tangan kanannya—menundukkan kepala sebelum berujar, “Maafkan saya, Tuan.”
“Katakan, apa yang terjadi mengenai kecelakaan itu.” Edward berbicara dengan dingin, ada emosi yang sedang dia tahan. Butuh dua minggu bagi Edward menunggu Ryan memberitahu kecelakaan yang dialami Vannesya. Kecelakaan yang dialami anak itu tidak sesuai dengan apa rencananya. Edward … merasa takut jika kecelakaan itu terjadi karena dirinya.
Menghela napas dengan sangat pelan, Ryan kembali mengangkat wajahnya. Mekipun takut berhadapan dengan Edward yang marah, namun Ryan menyembunyikan perasaan itu. Dia bekerja secara profesional. “Kecelakaan yang dialami oleh Nona Vannesya, tidak ada sangkut pautnya dengan Tuan. Dua minggu yang lalu, Nona Vannesya bahkan tidak melewati jalan sesuai prediksi Tuan. Sehingga orang yang menjadi suruhan untuk menabraknya, hanya menunggu di sana tanpa melakukan apa-apa.”
Edward mengepal kedua tangannya, menahan diri untuk tidak memukul wajah Ryan lagi. Ada satu pertanyaan yang membuat perasaannya tidak nyaman, Ryan tidak menyangkal satu hal ini. “What about truck? Mobil yang menunggu Vannesya, bagaimana bisa menjadi truk?” Edward tidak pernah menyuruh orang untuk menabrak Vannesya menggunakan truk.
Dua minggu yang lalu, setelah dia tanpa sengaja membaca surat yang diberikan Dalton kepada Vannesya, Edward memang telah menyusun rencana agar Vannesya tidak melakukan apa yang ada di surat itu. Dengan membuat Vannesya kecelakaan.
Akan tetapi, kecelakaan yang direncanakan Edward bukan kecelakaan besar yang bisa membahayakan nyawa Vannesya. Edward hanya berencana membuat Vannesya mengalami kecelakaan kecil, kemudian membuat rekam medis palsu, yang mengatakan bahwa Vannesya tidak bisa bergerak leluasa menggunakan kakinya—termasuk untuk menari. Sehingga keinginan Vannesya menjadi penari tidak bisa dilakukannya lagi. Hanya itu rencananya.
Tetapi … jika mobil suruhan Edward melalui Ryan yang menunggu Vannesya berganti menjadi truk—sama saja dengan mengantar Vannesya menuju kematian. Tidak akan ada bedanya, meskipun yang menabrak Vannesya bukan orang suruhannya, hal sebaliknya akan tetap terjadi jika yang menabrak Vannesya adalah suruhannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENVELOVE [COMPLETE]
Teen FictionKarena kasus bullying, Vannesya Morris dipindahkan ayahnya ke New York. Vannesya mengira kehidupan barunya di Negeri Paman Sam tersebut akan membawa perubahan yang signifikan. Menjadi anak sekolahan yang baik dan tidak peduli dengan kehidupan New Yo...