08 - WHY HAVE TO MEET HIM?

26.9K 1.2K 3
                                    

08 – WHY HAVE TO MEET HIM?

08 – WHY HAVE TO MEET HIM?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

VALETTA MEMANDANG Vannesya aneh. Dari tadi makanan yang ada di depan adiknya hanya diaduk-aduk tanpa dimakan, tatapan Vannesya kosong memandang mangkuk berisi sup daging itu.  

“Kamu kenapa, Sya?” Valetta mengernyit, tidak ada respon dari adiknya. “Sya! Sya! VANNESYA!”

Wanita yang semula melamun itu tersentak. Vannesya mengangkat wajahnya, memandang Valetta dengan tanda tanya di kepala. Wajah bertanyanya membuat Valetta gemas. “Kamu kenapa?” tanya Valetta kembali. 

“Aku? Nggak apa-apa. Emang aku kenapa?”

Valetta memutar bola mata. “Dari tadi kamu melamun. Tuh, sup kamu sampai dingin nggak kamu makan-makan. Kamu ada masalah?”

“Tidak. Aku nggak ada masalah. Nggak terlalu selera makan aja.”

Tidak mungkin bagi Vannesya untuk mengatakan apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Nyatanya, kejadian tadi di sekolah membuatnya kepikiran, sampai membuatnya tidak berselera makan. Kadang ia berpikir, kenapa pindah ke New York membuat sisi malaikatnya keluar, padahal selama ini ia tidak pernah peduli mengenai urusan orang lain.

Apa perkataan Emma benar, kalau selama ini ia adalah orang yang baik? Ha ha, Vannesya tertawa di dalam hati. Baik? Pemikiran konyol dari mana itu.

Akan tetapi, melihat Calila yang hampir ditelanjangi di lapangan tadi memang membuatnya kasihan. Mungkin apa yang ia lakukan hanyalah sekadar ‘women support women.’ Tapi bagaimana kalau orang yang ia lawan adalah sekumpulan AVES itu.

Para unggas itu membuat Vannesya merasa muak. Bagaimana bisa mereka membuat seorang wanita bertelanjang di tengah banyak orang, apalagi itu hanya karena masalah pribadinya. Menurut Vannesya mau Calila bekerja sebagai pelacur sekalipun itu bukanlah urusan mereka, dan para unggas itu tidak berhak menghukum Calila dengan cara memalukan.

Vannesya tidak buta mengenai dunia bebas yang ada di New York. Banyak wanita-wanita remaja yang tidak perawan lagi di benua ini, seks bebas bukanlah hal yang tabu bagi mereka. Vannesya bahkan sering melihat sepasang kekasih yang berciuman di lingkungan sekolah barunya, dan tidak ada teguran dari guru yang lewat.

Para unggas itu, mereka hanya pamer soal kekuasaan. Setidaknya, itu yang Vannesya pikirkan mengenai AVES. Dan untuk saat ini ia tidak mau memikirkan apa yang akan AVES, atau Nicholas lakukan padanya nanti, karena sudah berani menantangnya.

“Itu bagus, kalau kamu nggak punya masalah. Kakak cuman khawatir sama kamu.”

Mengurangi rasa khawatir Valetta padanya, Vannesya memilih menghabiskan sup daging buatan kakaknya. Kakaknya selain cantik juga pandai memasak.

ENVELOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang