69 - WILL BE WAITING FOR YOU

11.1K 649 59
                                    

69 –  WILL BE WAITING FOR YOU

69 –  WILL BE WAITING FOR YOU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

“SIAPA YANG kau telepon?”

Edward menatap sekilas Carralyn yang berdiri di sampingnya, mereka masih ada di tengah tangga. Berharap Valetta bisa mengejar Vannesya yang meninggalkan rumah dalam keadaan emosi, Carralyn memilih untuk membujuk Edward agar lebih lunak dengan keinginan Vannesya, akan tetapi suara tegas Edward barusan yang berbicara dengan seseorang di telepon tadi membuatnya sedikit gelisah. 

Carralyn berada di dua sisi yang berlawanan. Di satu sisi dia merasa mengenal suaminya dengan baik, Edward tidak mungkin melakukan hal yang bisa membuat putrinya sendiri ada dalam bahaya, Carralyn yakin itu. Akan tetapi di sisi yang lain, Carralyn tidak bisa menebak apa yang ada di dalam kepala Edward, semenjak kejadian dulu Carralyn seolah tidak mengenal Edward. Dia kehilangan Edward yang dikenalnya dengan baik. Edward yang sekarang bisa melakukan apa saja asal keinginannya terpenuhi.

Dan itu membuat Carralyn cemas. Edward tidak sejahat itu, bukan?

“Ed….” Carralyn mengejar langkah Edward yang menuruni tangga. Suaminya tidak membalas pertanyaannya barusan. “Siapa yang baru saja kau hubungi?” Dia masih terus mengejar Edward dengan langkah cemas. “Ed, jawab aku.”

“Memangnya kau berharap aku menelepon siapa?” Edward melepas paksa pegangan Carralyn di lengannya. Wajahnya tidak ramah menatap istrinya. Dia duduk di sofa ruang tamu, dengan mata yang acuh kepada Carralyn yang berdiri di hadapannya.

Carralyn menatap suaminya lurus. “Aku harap kau tidak melakukan sesuatu yang berbahaya, Ed.”

Edward melirik istrinya dengan ujung mata, bersikap acuh. “Who do you mean?”

“Tentu saja putrimu.”

“Memangnya apa yang kau pikirkan?” Edward tersenyum sinis. “Aku mencelakai putrimu, ha?” Mendengkus samar, Edward melanjutkan ucapannya. “Andaikan dia celaka pun, itu karena ulahnya sendiri. Siapa yang mengizinkannya keluar dari rumah ini? Itu adalah pilihan hidupnya. Kau dengar sendiri, bukan? Dia lebih suka cacat daripada mengikuti perintahku. Andaikan itu terjadi, itu adalah karmanya karena tidak mendengarku.”

“Kau mengatai putrimu sendiri, Ed.”

Lagi, Edward mendengkus malas. “Kalian sama saja.”

Carralyn menghela napas berat, menatap suaminya dengan lirih, kemudian mengangguk pelan. “Aku harap kau memang tidak melakukan sesuatu di luar batas kepada Vannesya, Ed. Sesuatu yang sampai membuatnya celaka. Karena kalau sampai kau melakukannya….” Carralyn menjeda ucapannya. Kali ini Edward melihatnya dengan intens. “—maka sia-sia saja aku bertahan denganmu sampai detik ini.”

ENVELOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang