16 – I LIKE YOUR EYES
“TERUS GIMANA sama luka kamu? Itu nggak parah, kan?”
“Nggak parah, cuman dapat lima jahitan.” Vannesya menjawab pertanyaan Emma. Sembari tangan kanannya mengaduk coklat panas di meja pantri, tangan kirinya memegang ponsel di telinga kiri.
Vannesya memberi isyarat pada pelayan Nicholas yang datang, kalau tidak perlu membantunya menyeduh minuman coklatnya. Vannesya diperlakukan bagai nyonya di kediaman Nicholas. Karena pelayan di penthouse ini tidak pernah melihat Tuan Muda mereka membawa wanita untuk menginap. Maka mereka menganggap Vannesya adalah wanita yang spesial untuk Nicholas.
“Syukurlah, kalau begitu. Aku kaget waktu tau kamu nggak masuk sekolah karena kecelakaan.”
Vannesya menghela napas pelan, hari ini ia memang tidak masuk sekolah karena Nicholas melarangnya. Vannesya merasa heran dengan pria bernetra biru itu, sikapnya terlalu berlebihan, padahal ia hanya mendapatkan luka kecil karena menolongnya kemarin. Tapi Nicholas melarangnya untuk masuk sekolah dengan alasan luka kecil itu.
Vannesya bahkan tidak mempunyai perlawanan karena tahu hanya akan sia-sia. Andai saja hubungan di antara mereka normal seperti sepasang kekasih yang lain, Vannesya mungkin akan berpikir kalau Nicholas begitu mencintainya, sampai luka kecil seperti ini saja membuatnya begitu khawatir.
Akan tetapi hal menggelikan semacam itu tidak mungkin terjadi, Nicholas hanya merasa perlu bertanggung jawab, karena bagaimanapun ia mengalami hal ini tidak lepas akibat Nicholas sendiri. Dan apa tadi yang dikatakan Emma? Ia tidak masuk sekolah karena kecelakaan?
Benar-benar konyol. Kenapa Nicholas harus mengatakan itu untuk izin dirinya. Pantas saja Emma meneleponnya dengan khawatir.
“Kalau begitu aku tutup dulu teleponnya, ya, Sya. Aku lega karena kamu baik-baik aja.”
“Iya, Em. Makasih karena udah khawatir.”
“Iya, sama-sama. Selamat malam, Sya.”
“Malam juga, Em.”
Vannesya melihat ke mini bar, ada Leon dan Steven yang sedang mengambil beberapa gelas dan dua botol wine. Semua anggota AVES dari sore hari memang telah berkumpul di kediaman Nicholas. Mereka berlima melakukan rapat mengenai usaha kebun binatang yang dibangun bersama.
Satu hal yang membuat Vannesya takjub dengan sekumpulan AVES ini, mereka berlima tidak hanya duduk-duduk sambil angkat kaki menunggu warisan yang sudah pasti akan menjadi milik mereka. Namun, kelima pria ini menjalankan bisnis, yang penghasilannya bahkan mencapai milliaran juta dolar setiap bulannya. AVES Animal’s Station, menjadi kebun binatang terbesar di Benua Amerika. Dengan usia semuda itu, AVES benar-benar berhasil menjadi pengusaha sukses.
Setelah melakukan rapat tadi sore, Dylan, Jake dan Steven pulang duluan karena mempunyai urusan lain, sementara Leon tinggal sampai malam. Kediaman Nicholas sudah seperti rumah kedua bagi anggota AVES. Mereka bahkan mempunyai satu kamar di lantai satu yang berisi barang-barang pribadi mereka, seperti baju ganti. Dan nampaknya malam ini mereka akan berkumpul bersama hingga larut. Karena tiga orang AVES yang lain datang lagi ke penthouse Nicholas.
Para AVES memang lebih suka berkumpul di penthouse Nicholas daripada tempat-tempat ramai semacam club malam. Kalau untuk minum-minuman berakohol semuanya tersedia di mini bar Nicholas, dan jika mereka ingin minum sesuatu mereka tinggal mendatangkan bartender di kediaman ini. Semuanya akan menjadi mudah kalau AVES yang bertindak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENVELOVE [COMPLETE]
Teen FictionKarena kasus bullying, Vannesya Morris dipindahkan ayahnya ke New York. Vannesya mengira kehidupan barunya di Negeri Paman Sam tersebut akan membawa perubahan yang signifikan. Menjadi anak sekolahan yang baik dan tidak peduli dengan kehidupan New Yo...