74 – FOR END
Sampai kita bertemu lagi,
ingatlah saat kita bersama.
Kisah kita adalah cerita yang tidak akan berakhir.
Tidak akan berakhir, sampai kita bertemu lagi.***
MOBIL EDWARD berhenti di depan gerbang rumah Catalina, dia baru saja pulang dari makam Dalton. Edward keluar dari mobil saat mengenali orang yang berdiri di luar gerbang. Pria itu kelihatan sedang menunggunya, karena setelah Edward keluar dari mobil, dia langsung datang menghampiri.
Edward tidak bersuara atau bertanya mengenai kedatangan pria—yang dikenali oleh Edward sebagai kekasih Valetta ini. Edward hanya menatap pria itu dalam diam. Kemudian ketika menyadari ada yang ingin disampaikan Erlan, Edward mengajak pria itu untuk masuk.
“Masuklah.”
Duduk saling berhadapan dengan Edward, di ruang tamu yang luas ini hanya ada dia dan ayah dari sang keka—mantan kekasih. Mekipun masih saling diam, tapi Erlan tidak menunjukkan rasa takut berhadapan dengan Edward Morris. Ini pertama kalinya dia bertemu langsung dengan ayah Valetta. Erlan akui, Edward mempunyai tatapan yang mampu mengintimidasi siapa saja, Edward bisa membuat orang lain menciut hanya dengan tatapan itu.
Erlan melarikan pandangan ke tempat lain. Rumah besar ini agak sunyi, hanya ada dua pelayan yang baru datang membawakannya minum. Setidaknya Edward masih menghargainya sebagai tamu. Di lain sisi, Erlan berharap bisa melihat Valetta. Tapi tidak ada tanda-tanda Valetta akan muncul. Setelah kemarin Valetta mengakhiri hubungan mereka, Erlan tidak ada komunikasi apa pun lagi dengan wanita itu.
“Apa yang ingin kau bicarakan?” Cukup jengah karena Erlan hanya diam sambil menatapnya, akhirnya Edward buka suara lebih dulu.
“Apa saya masih harus memperkenalkan diri?” Mengingat ini adalah pertemuan pertama mereka, barangkali dia masih harus memperkenalkan diri. Meskipun Erlan yakin, Edward sudah mengenal dirinya.
“Aku tidak akan sembarangan mengajak atau membiarkan orang lain masuk ke rumah ini—jika tidak mengenalnya.” Edward memberi penekanan kuat pada kata ‘tidak mengenalnya.’
Erlan kembali terdiam. Membuang napas pelan, dia kembali bicara dengan formal. “Saya sudah putus dengan Valetta kemarin.”
Edward hanya menyimak. Tidak ada raut terkejut di wajahnya. Bukan karena Edward merasa senang Valetta tidak lagi menjalin hubungan dengan pria ini—tidak, Edward bahkan tidak peduli jika Valetta masih ingin berpacaran dengan Erlan. Edward hanya harus memastikan, Erlan adalah pria yang baik. Dan, ya, setelah mencari tahu mengenai siapa pria bernama lengkap, Erlan Felix Mille ini, Edward tidak menemukan adanya tanda-tanda buruk dari pria itu. Erlan bersih dari skandal apa pun.
Berbeda ketika dia mencari tahu tentang Nicholas, ada banyak hal buruk yang Edward temukan mengenai Nicholas. Hal yang membuatnya tidak setuju Vannesya menjalin hubungan dengan Nicholas, karena yakin cepat atau lambat Vannesya akan terluka. Dan benar, apa yang Edward takutkan pun terjadi—Vannesya terluka karena Nicholas.
Untuk Valetta yang memilih putus dengan Erlan, Edward yakin anaknya ini punya alasan. Meskipun Edward sedikit tahu apa yang membuat Valetta memutuskan Erlan. Edward tidak akan ikut campur mengenai urusan Valetta. Bukan karena Edward tidak peduli dengan sang anak, hanya saja sesuai apa yang pernah dia katakan—Edward percaya apa pun keputusan Valetta.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENVELOVE [COMPLETE]
Teen FictionKarena kasus bullying, Vannesya Morris dipindahkan ayahnya ke New York. Vannesya mengira kehidupan barunya di Negeri Paman Sam tersebut akan membawa perubahan yang signifikan. Menjadi anak sekolahan yang baik dan tidak peduli dengan kehidupan New Yo...