Di kediaman Mahika Maya pada pagi hari, ia baru saja sampai setelah pulang mencuci pakaian di sungai. Ia hendak menjemur pakaian pakaian basah itu disamping rumah. Namun dengan tetiba ia berlari kecil masuk kerumah, melongok ke jam dinding.
'sebentar lagi dia akan lewat'
Ia kembali keluar. Bukannya melanjutkan kembali kegiatan menjemur pakaian, ia malah meraih sapu lidi dan melangkah ke tepi jalan. Saat mendengar deru motor yang ia kenali, ia berpura pura menyapu. Padahal hanya deru motor nya yang baru ia dengar, tapi jantungnya sudah deg-degan tidak karuan.
Beberapa detik kemudian, seseorang yang ia tunggu tunggu terlihat. Seorang gadis menaiki motor menuruni dusun Gantoeng. Tampak rapi seperti biasa.
Membuat Mahika Maya mengehentikan kegiatan menyapu nya.Gadis yang naik motor itu menganggukkan kepalanya sebagai tanda menyapa. Disambut dengan senyum manis dari Mahika Maya.
Perempuan itu terus menatap sang gadis meski telah menjauh. Tidak berhenti ataupun melambatkan laju motor nya, gadis itu hanya sekedar menyapa layaknya orang yang lewat.Gadis itu adalah Padma Lintang, yang mana pulang dan pergi kuliah pasti akan lewat depan rumah Mahika Maya. Ingat kan? Akses keluar masuk dusun Nggayu memang harus melewati dusun Gantoeng terlebih dahulu.
Dan menunggu Padma Lintang lewat adalah kebiasaan baru bagi sang penari. Meski gadis itu hanya menganggukkan kepala tidak lebih.Sudah satu Minggu sejak pertemuan nya dengan Padma Lintang di rumah Pak Lurah Sakan. Satu Minggu ini pula ia sering menunggu gadis itu lewat. Dan satu Minggu pula gadis itu belum juga mengembalikan selendang nya. Namun masih juga tidak ada tanda tanda keduanya bisa bertemu dan berbincang. Semuanya berjalan seperti biasanya. Tidak ada kemajuan apapun.
Padahal Mahika Maya sangat ingin berbincang dengan Padma Lintang, berkenalan, atau mengenal lebih dekat, tapi sepertinya takdir belum berpihak.
******
Hari Sabtu sekitar pukul sepuluh, suasana Peken (pasar) sangat ramai. Pedagang dengan berbagai lapak sibuk menjajakan dagangannya. Kios kios pakaian berjejeran tanpa sekat. Pedagang asongan turut berjubel.
Seorang ibu terlihat panik saat menyadari anaknya yang masih balita lepas dari gandengan. Beberapa orang terlihat membantu mencari anaknya yang tidak tahu entah dimana.Disebuah lapak pedagang sayuran, ada dua orang gadis yang berdiri disana. Keduanya memilih milih sembari berdebat karena berbeda pendapat sesekali.
Mereka adalah Padma Lintang dan Anindhita.
Padma Lintang menemani Anindhita yang disuruh ibunya berbelanja ke pasar."Sek, aku gek kelingan. Bapakku titip kon nukokke pakan doro. Aku tak tuku dhisek po yo"
(Sebentar, aku baru ingat. Bapakku titip dibelikan makanan merpati. Apa aku beli dulu saja ya) ucap Lintang tiba tiba."Yo wes yen ngono tuku dhisek wae. Aku yo iseh blonjo werno werno iki. Engko dewe ketemu neng parkiran"
(Ya sudah kalau begitu beli saja dulu. Aku juga masih belanja macam macam. Nanti kita ketemu di parkiran) kata Anindhita.Keduanya pun berpisah. Padma Lintang meninggalkan Anindhita yang masih belanja sayuran, sementara ia akan membeli makanan merpati ke tempat lain.
Beberapa saat melangkah, ponselnya berbunyi, ia pun mengangkat telepon ditengah lalu lalang orang.
"Ya, halo..."
Dikejauhan, seorang perempuan menatap kedepan dengan perasaan senang. Ia yang tadinya sibuk memilih milih ikan laut pun mengalihkan perhatian nya pada seseorang.
Perempuan itu adalah Mahika Maya yang juga sedang berbelanja di pasar. Matanya berbinar saat melihat Padma Lintang dikejauhan sana. Gadis itu sedang menerima telepon sembari berjalan cepat kearah nya.
Menyadari itu, Mahika Maya pun merapikan rambutnya, meneliti pakaiannya yang yaaaa tidak terlalu buruk untuk berhadapan dengan Padma Lintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasyKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari