BAGAI FILM LAWAS YANG DIPUTAR KEMBALI

2.8K 325 80
                                    

Aku masih mengenakan piyama tidurku, rambut ku cepol seadanya, aku keluar dari kamar setelah selesai mencuci muka dan gosok gigi. Aku akan mandi setelah menyiapkan sarapan.

Aku pergi ke kamar anakku. Rupanya ia sudah siap dengan seragam sekolah dan perlengkapan lainnya. Lihat lah, kembaran kecilku itu cantik sekali. Tapi mengapa ia sendirian? Dimana pengasuhnya?

"Sayang, kamu pakai seragam sendiri?" Aku bertanya sembari merapikan dasi kupu-kupu nya yang sedikit miring.

"Bibi Maya yang pakai kan" jawabnya. Ia memeluk leherku dengan manja. Aku memeluknya dan menghirup wangi nya. Aroma tubuh anak-anak mengapa terasa mendamaikan?

"Lalu Bibi Maya kemana?" Aku menggendongnya dan berjalan keluar kamar.

"Katanya mau ambil minum di dapur" jawabnya.

Aku berjalan ke dapur sembari menggendong putri kecilku.












Aku menurunkan Padmaya dari gendonganku saat melihat Mahika Maya berada di dapur. Ia telah menyiapkan sarapan di meja, bekal sekolah dan segelas susu untuk anakku.
Padahal aku mempekerjakan dia disini untuk mengasuh Padmaya, bukan sebagai bibi yang bantu bantu dirumah.

Anakku berlari riang kearahnya dan membuatnya terlonjak. Gadis kecilku memamerkan giginya kearah sang bibi dan tertawa. Mantan kekasihku itu tersenyum saat tahu siapa yang membuatnya terkejut.

Tanpa terasa bibirku mengulas senyum. Aku tidak tahu mengapa aku merasakan sesuatu yang membuncah didalam dadaku saat melihat keduanya begitu akrab. Rasanya aku ingin menangis. Namun aku sudah terlalu banyak menangis selama 5 tahun ini.

Karena memikirkan nya...


Aku berjalan menghampiri keduanya. Mereka belum menyadari kehadiran ku yang kini sudah duduk di kursi sembari bersedekap dada. Menatap mereka yang masih bersenda gurau.

Namun aku mulai gagal fokus saat menyadari sesuatu.
Mantan kekasihku yang beberapa waktu ini bekerja disini dengan rambut yang selalu ia gelung rapi, kini ia tampil berbeda. Aku menyentuh dadaku saat sadar bahwa gaya rambut dengan ikatan seperti itu adalah ia yang selalu aku lihat bertahun-tahun yang lalu.

Dengan tampilan rambut seperti itu membuatku bertanya-tanya mengapa ia tidak terlihat berubah sama sekali? Bahkan ketika usia kami sama-sama bertambah, ia tetap seperti Mahika Maya yang dulu ku kenal.

Bahkan hal sesederhana itu masih aku ingat dengan baik.

Aku tertangkap basah sedang menatap dirinya. Ia menoleh padaku ketika aku masih sibuk memandangi nya. Aku merasa salah tingkah tapi sialnya, mata ini enggan berpaling dari nya.
Bukan hanya gaya rambut nya, tapi ia benar-benar berpenampilan berbeda hari ini.

Gaya rambutnya, caranya berpakaian, polesan make up dan hal lainnya, sama persis seperti ia yang aku kenal bertahun-tahun yang lalu.

Apakah mungkin ia sengaja mengingatkan ku tentang kenangan kami 8 tahun silam?

Darahku berdesir.

Aku harus mengakuinya, bahwa ia masih tetap cantik. Walau usianya sudah tidak lagi semuda dulu.

Jantungku mengkhianati diriku...

Ia tak ubahnya seperti diriku. Walau ia berusaha menyembunyikan ekspresi nya, tapi aku tahu bahwa ia juga salah tingkah. Bahasa tubuhnya saat ia tersipu malu masih aku ingat dengan jelas.

Ia menundukkan wajahnya tanpa berani menatapku. Namun aku bisa melihat dadanya yang naik turun. Ia bernafas tidak teratur?

"Ada sesuatu yang terjadi?" Aku memecah kesadaran.

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang