JERAT

5.7K 563 91
                                    

Seorang gadis menaiki sepeda menyusuri jalanan dusun dengan bersenandung kecil. Wajahnya terlihat berbinar binar dan terus mengulas senyum.
Ia terdengar sedang menyenandungkan sebuah lagu cinta. Dilihat dari gelagat nya, gadis itu selayaknya orang yang sedang kasmaran.

"Karena memang kita berdua telah bertemu

Ingin menempel erat terus kepadamu

Dibilang berlebihan juga tak mengapa

Hari ini ayo menjadi pasangan

Ayo jadi pasangan yang bisa bahagia..."

Ia tidak mempedulikan orang-orang yang heran pada tingkah laku nya. Bahkan tak jarang pula orang-orang yang berpapasan dengannya nampak kebingungan. Sebab gadis tersebut adalah seseorang yang sedang dicari kesana kemari oleh para warga. Namun yang dicarinya malah sedang asyik bersenandung dengan menaiki sepeda.

Tak berselang lama, gadis yang sejak tadi menaiki sepeda itu tiba di halaman rumahnya. Ia sedikit heran mengapa banyak warga yang berkumpul disana. Namun baginya itu bukanlah suatu hal yang penting. Dengan tampang bodo amat nya ia berjalan kearah teras. Ia tidak menghiraukan pertanyaan pertanyaan dari warga tentang kemana perginya ia.

Gadis itu dengan santai menuju pintu dan mengejutkan semua orang yang ada didalam, terutama keluarganya.

"Ya Allah Lintang, kamu itu pergi kemana semalam? Kamu bikin kami semua khawatir.. ya Allah nak..." Ibunya mencerca nya dengan pertanyaan, ia masih sesenggukan.

Padma Lintang yang ditanyai seperti itu malah hanya merespon nya dengan alis berkerut.

"Lintang, kamu jangan seperti itu. Kalau mau pergi itu jangan malam malam. Jangan lupa pamit dan jangan pergi lewat jendela. Kamu darimana saja semalaman tidak pulang?" Juragan Abhinawa turut memberondong nya dengan banyak pertanyaan.

"Apa sih? Bapak sama ibu itu berisik!" Padma Lintang berseru.

Kedua orang tuanya kaget mendengar ucapan ketus itu dari anaknya. Padahal selama ini gadis itu selalu bicara sopan pada orang tuanya ataupun orang lain.

"Lintang! Apa apaan sih kamu? Yang sopan sama orang tua!" Kakaknya membentak atas kelakuan tak terduga itu.

"Halah, mbak tidak usah ikut ikutan. Orang aku cuma pergi sebentar kenapa sudah heboh semua?" Pertanyaan itu ia lemparkan dengan santai seperti tidak ada masalah.

"Kamu berani sama mbakyumu sekarang Padma Lintang?" Narwastu mulai emosi.

"Kenapa harus takut? Memangnya mbak punya urusan apa sama aku?" Gadis itu malah menantang.

"Kamu itu adikku, tentu saja aku punya urusan atas kamu!" Teriaknya.

Juragan Abhinawa yang pada dasarnya berwatak keras, tidak lagi bisa menahan emosi melihat anak bungsu nya kini malah mencaci maki kakaknya.
Laki-laki itu untuk pertama kalinya menoyor kepala Padma Lintang dengan kencang hingga gadis itu terhuyung.

Bukannya mereda, Padma Lintang justru malah semakin tersulut emosi. Untuk pertama kalinya ia merasakan kepala nya ditoyor oleh ayahnya sendiri. Padahal tidak biasanya seperti itu.

"Bapak kenapa sih!!" Teriaknya.

"Kamu itu yang kenapa! Pergi semalaman tanpa berpamitan. Pulang pulang langsung marah marah! Bikin malu saja kamu itu!" Teriak ayahnya.

"Ya untuk apa berlebihan? Aku cuma pergi sebentar saja sudah heboh semua! Itu, buat apa ngumpulin warga sebanyak itu? Orang aku tidak kemana mana kok!" Seru Lintang.

"Pergi sebentar bagaimana? Kamu pergi sejak semalam, pagi hari baru pulang!"

Pertengkaran keluarga itu lantas menjadi tontonan gratis bagi warga yang berkumpul di sana.

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang