Gadis dengan rambut berwarna cokelat itu baru saja datang. Ia berdiri di sebelah ku. Tubuhnya yang tinggi semampai itu lantas membuat diriku terlihat mungil disampingnya. Seperti biasa, dirinya menguarkan aroma harum yang khas. Aku menjadi kecanduan oleh wangi nya setiap kali ia lewat depan rumah. Ia lewat dengan mengendarai motornya. Bau parfum nya akan tertinggal di sepanjang jalan. Aku akan menikmati sisa nya yang dibawa angin.
Tanpa ku sadari aku telah tersenyum. Setiap kali mengingat kejadian itu selalu saja membuat ku tergelitik. Seperti inikah reaksi yang dialami oleh orang yang sedang kasmaran? Bahkan hanya lewat hal-hal kecil saja sudah membuat hati berdebar.
Aku tersadar dari lamunan manakala ku rasakan aku terdorong oleh seseorang. Aku menoleh padanya. Gadis cantik di sebelah ku ini seperti biasa, tidak tersenyum. Walaupun begitu, bukan berarti ia tidak ramah. Ia sangat ramah dan baik, hanya saja senyum nya seolah enggan diumbar. Bagaimana aku bisa tahu?
Aku seringkali memperhatikan nya secara diam-diam.Jarak beberapa jengkal yang memisahkan kami tadi, kini sudah sepenuhnya rapat. Pundak ku bahkan sudah menempel dengan lengannya. Penonton semakin ramai dan berdesakan, sehingga kami menjadi lebih dekat. Aku mensyukuri hal ini. Tapi, apakah ia tidak menyadari ada aku di sebelahnya?
Ah, kenapa aku berharap ia sadar? Sementara kami tidak kenal dekat. Hanya sekedar tahu satu sama lain.Kesenian daerah yang kami saksikan masih terus membahana. Semua orang termasuk gadis disamping ku ini begitu fokus menatap objek utama.
Ku rasa hanya aku yang tidak menikmati acara. Fokusku sudah dicuri olehnya.Dalam keremangan cahaya di bagian penonton, aku kembali tersenyum. Hatiku sudah berdebar debar sejak tadi. Aku menyentuh dada ku. Gemuruh didalamnya begitu indah untuk dinikmati.
Jatuh cinta pada Padma Lintang mengapa se mendebarkan ini?Tubuhku terhuyung saat desak-desakan penonton mendorong ku dari sisi kanan. Aku terdorong kearahnya dan jatuh di dadanya. Aku mendongak padanya yang sudah menatapku. Ku lihat ia terkejut dan perlahan kedua tangan yang memegang lenganku pun mengendur. Ia melepaskan tubuhku.
Tidak apa untuk saat ini ia seperti ini padaku. Nanti, aku akan membuat nya jatuh cinta padaku. Sebentar lagi aku akan memiliki nya.
Sepasang mata terbuka sempurna, tepat pada saat tempias mengarah ke wajahnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali dan bangun dari lantai yang dingin. Tegel hitam di teras sebuah ruko kosong menjadi tempat ia tidur semalaman.
Ia duduk bersandar pada pintu besi lipat. Ia baru saja bangun dan mimpinya tentang Padma Lintang terputus.
Ia menatap langit hitam yang memuntahkan hujan deras pagi ini. Kilat sesekali menyambar dan petir menggelar di angkasa. Jalanan didepan begitu sepi. Orang enggan berlalu lalang ditengah hujan seperti ini.Perempuan lemah yang nelangsa itu mendekap dirinya sendiri. Ia menyandarkan pipi kirinya ke lututnya. Ia duduk menekuk kakinya. Airmata nya mulai menetes, ia kembali terisak. Nasib hidup nya teramat malang. Ia tahu ini karma, tapi rupanya dirinya tak sekuat itu untuk menanggung derita nya.
Tubuhnya menggigil kedinginan. Ia merapatkan kedua tangan di kakinya.
Dulu, saat ia merasa kedinginan, ia tak perlu khawatir. Kekasihnya akan memberikan pelukan hangat untuk nya. Menciumi keningnya seraya berbincang tentang banyak hal. Tapi sekarang ia seorang diri. Jangankan kekasih, uang sepeser pun ia tak punya.Matanya melirik kearah jari manis di tangan kirinya. Sebuah cincin berlian pemberian Padma Lintang hampir 2 tahun yang lalu. Masih tersemat dengan rapi di jari nya.
"Untuk perempuan yang aku cintai. Jangan pernah takut pada apapun. Aku milikmu dan akan selalu seperti itu. Apa yang kita lewati saat ini, mari nikmati lah sebaik-baiknya. Jangan pikirkan hari esok. Biarlah menjadi kejutan kejutan yang akan kita terima.
Hari ini dan seterusnya, aku dan kamu adalah kita. Saling mencintai dan memiliki.
Dan untuk seseorang yang bernama Mahika Maya, yang aku sayangi dan cintai, semoga sehat selalu dan selamat ulang tahun"
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasíaKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari