GAGAL?

4.9K 519 59
                                    

Keesokan harinya dirumah keluarga Abhinawa, para penghuni nya berkumpul dikamar milik si anak bungsu. Mereka masih sangat cemas karena sang anak belum juga terbangun.

Semalam mereka dibuat terkejut oleh teriakan Padma Lintang saat tengah malam. Kedua orang tua beserta kakak nya berhamburan menuju kamarnya meski rasa kantuk amat menyiksa.

(Flashback on)

Sesampainya didepan kamar Lintang, mereka menggedor gedor pintu yang terkunci dari dalam. Tidak biasanya anak itu mengunci pintunya. Mereka panik mendengar Lintang yang berteriak.
Mau tidak mau sang ayah pun mendobrak nya. Saat berhasil masuk, ketiga orang itu dibuat kaget sekaget kagetnya ketika melihat Padma Lintang sudah meringkuk dilantai sembari menutup kedua telinganya.
Gadis itu masih berteriak seolah kesakitan.

Cukup lama mereka mencoba menyadarkan nya, ibu dan kakaknya bahkan sudah menangis saking cemas nya. Ayahnya mencoba menghubungi Pak Mantri.
Kenapa tidak Narwastu saja yang memeriksa nya? Bukankah dia seorang dokter?
Jawaban nya adalah sudah. Narwastu sudah mencoba memeriksa nya namun tidak ada hasil. Adiknya itu masih dalam kondisi sehat sewajarnya. Tapi sayangnya Narwastu malah mendapat bentakan dari ayahnya yang tidak mempercayai jika Padma Lintang memang baik baik saja.
Jika memang gadis itu baik baik saja, kenapa keadaan nya bisa sampai seperti ini? Laki laki paruh baya itu sampai mengatai nya bodoh.

Beberapa menit kemudian, Pak Mantri yang berasal dari dusun Njaban telah tiba. Dusun yang letaknya berada di sebelah barat dusun Gantoeng.
Setelah memarkirkan motor Astrea nya, Pak Mantri bergegas karena sudah disambut oleh Juragan Abhinawa.

Pak Mantri pun merasa keheranan karena menurut pemeriksaan nya, Padma Lintang baik baik saja. Namun kenapa bisa sampai seperti ini? Bahkan sesekali gadis ini meracau tidak jelas.

Hingga pada akhirnya gadis itu tidak sadarkan diri. Ia pingsan sesaat setelah Pak Mantri memeriksa nya. Wajahnya pucat pasi. Dahi dan pelipis nya penuh dengan peluh.

(Flashback off)


Padma Lintang perlahan membuka matanya. Ia telah sadarkan diri setelah pingsan cukup lama. Orang tua dan kakaknya mengucap syukur melihat gadis itu terbangun.
Mereka tidak serta merta menanyakan perihal semalam. Gadis itu sepertinya belum sadar sepenuhnya. Ia sadar, tapi hanya diam. Tatapan matanya nampak kosong. Tubuhnya berada disini, tapi jiwanya seolah tidak ada.

Setelah mengetahui anak bungsu nya sudah lebih baik, Juragan Abhinawa pamit untuk pergi ke perkebunan, banyak hal yang ia urus diluar sana. Ibunya juga pergi ke dapur. Dan tinggalah Narwastu yang masih menemani adiknya.
Dengan sangat berhati-hati, ia membantu Lintang yang ingin bangun dan duduk bersandar.

"Kamu sebenarnya kenapa? Semalam kamu seperti orang kesurupan. Ibu sampai menangis lihat kamu seperti itu" dengan lembut kakaknya bertanya.

Tidak langsung menjawab, gadis itu justru masih diam. Bola matanya bergerak kesana-kemari seperti orang linglung. Wajahnya yang pucat tidak berekspresi apapun.

"Lintang, kamu masih syok karena melihat Buto ijo itu? Bukannya kemarin kamu sudah membaik? Kenapa sekarang begini lagi?" Narwastu kembali bertanya.

Entah mengapa tiba tiba sekelebat bayangan wajah seseorang muncul di kepala Padma Lintang.
Wajah seorang perempuan yang tersenyum.

"Mahika Maya......" Ucapnya secara tiba-tiba.

Narwastu yang mendengarnya seketika mengerutkan keningnya. Mengapa Lintang menyebut nama itu?

"Mahika Maya? Kenapa tiba-tiba kamu menyebut nama dia?" Tanya Narwastu.

Pertanyaan dari kakaknya pun tak mampu ia jawab. Ia sendiri tidak sadar telah mengucap nama itu. Ia merasa bingung.
Ia juga tidak tahu kenapa bisa menyebutkan nama itu secara spontan.

Padma Lintang mendadak kembali memejamkan mata, membuat kakaknya merasa khawatir.
Ia mendengar samar samar ada sebuah suara yang menghampiri indera pendengaran nya. Begitu lirih dan halus suara itu berkata

'Padma Lintang putuku (cucuku). Jangan pernah lengah ya. Jaga diri baik baik'

Suara itu pun lenyap seketika. Dan kini gadis itu mulai kembali pulih seperti sedia. Wajah seseorang yang sempat masuk ke pikiran nya terusir begitu saja. Mata yang tadinya kosong kini mulai menatap kakaknya.

"Aku kenapa mbak?" Tanya nya.

******

Mahika Maya sedang duduk-duduk diteras rumahnya. Ia sedang memikirkan Padma Lintang. Kira-kira apa yang terjadi padanya saat ia mengirimkan ilmu pengasihan? Apakah ia berhasil ataukah gagal?
Tapi Nyai Ibah berani menjamin jika jenis-jenis ilmu pengasihan yang diberikan nya itu amatlah ampuh. Korban akan seketika jatuh cinta dan tergila gila.
Namun sampai sekarang ia masih belum melihat tanda tanda Padma Lintang akan datang menemuinya.

'apa sebaiknya aku pergi saja ke Nggayu untuk memastikan bagaimana Padma Lintang sekarang? Tapi bagaimana cara ku untuk menemui nya? Kalau Juragan Abhinawa tahu dia pasti menghardik ku lagi'

_

Mahika Maya berjalan kaki menuju dusun Nggayu, dusun tempat tinggal Lintang. Ia ingin melihat gadis itu dari jauh, itu pun jika bisa. Ia sangat berharap ilmu pengasihan nya berhasil, sehingga gadis itu akan tergila gila padanya.

Sesaat kemudian ia telah sampai di depan rumah Juragan Abhinawa. Halamannya sangat luas. Ia mengintip melalui pagar tembok yang ada didepan. Ia tersenyum melihat Padma Lintang yang melangkah turun dari teras rumah nya. Berjalan kearah pintu gerbang didekat ia berdiri.

Kebetulan ada tukang sayur keliling yang baru saja berhenti dipinggir jalan. Ia berpura pura berbelanja saat tahu bahwa Padma Lintang sudah berjalan keluar.

Sesekali perempuan itu mencuri pandang kearah Padma Lintang yang sedang membeli sesuatu di warung yang ada didekat sana. Sepertinya gadis itu belum menyadari keberadaannya.

"Padma Lintang?" Mahika Maya sedikit berteriak saat gadis itu sudah kembali dari warung.

Merasa namanya dipanggil, Padma Lintang pun menoleh.
Detik itu juga tatapan nya terpaku. Matanya bersitatap dengan Mahika Maya. Rasanya seperti dunia ini senyap seketika.

Keduanya masih saling berpandangan. Bahkan angin pun seperti enggan merusak momen itu. Bagi Mahika Maya, yang ada di matanya saat ini hanyalah Padma Lintang. Ia tidak melihat apapun lagi selain gadis yang cantik itu.

Mahika Maya berjalan mendekati gadis itu. Dengan begitu percaya diri ia meraih tubuh Padma Lintang dan memeluknya. Ia sangat yakin jika pelet yang ia kirimkan telah berhasil.

"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya dengan mesra ditelinga Lintang.

Padma Lintang yang tiba-tiba dipeluk seperti itu pun mengerutkan alisnya. Ia memegang kedua lengan Mahika Maya mencoba melepaskan dirinya dari dekapan sang perempuan janda kembang.

"Maaf kak. Tidak enak dilihat orang" ucapnya sembari menahan diri Mahika Maya saat perempuan itu hendak memeluk nya lagi.

Tentu saja penolakan itu membuat Mahika Maya kaget bukan kepalang. Mengapa gadis ini tidak merespon seperti yang ia harapkan? Gadis ini nampak biasa saja seperti sebelum-sebelumnya.
Matanya menatap Padma Lintang yang berlalu pergi.

'kenapa? Kenapa seperti ini? Apakah Nyai Ibah memberiku mantra yang salah?'


Saat hendak membuka gerbang, Padma Lintang menoleh kearah Mahika Maya. Memandang nya cukup lama. Ia bertanya tanya mengapa hari ini ia terus kepikiran tentang perempuan itu.

BERSAMBUNG

typo belum di cek

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang