BENANG SARI, PUTIK DAN KUPU-KUPU MALAM

3.1K 357 39
                                    


"Upama sliramu sekar melati
Aku kumbang nyidam sari
Upama sliramu margi, wong manis
Aku kang bakal ngliwati

Sineksen lintange luku, semana
Janji prasetyaning ati
Tansah kumanthil ning netra, rinasa
Kerasa rasaning driya"

Sebuah tembang Jawa dilantunkan dengan mendayu oleh sang penyanyi, diiringi dengan tabuhan gamelan yang menghibur para tamu.

Tempat duduk yang sudah disediakan telah penuh oleh para tamu undangan. Namun yang baru berdatangan pun tak kalah banyak.
Laki-laki ataupun perempuan, anak-anak, bahkan tak jarang orang-orang yang sudah berumur.

Ijab Qobul sudah dilaksanakan dengan disaksikan para keluarga dan beberapa kerabat. Tak jarang dari mereka yang menangis terharu.

Kedua mempelai dengan busana adat jawa yang khas duduk di pelaminan. Berhadapkan para tamu undangan dan para kerabat.
Narwastu Abhinawa terlihat begitu cantik dan anggun. Membuat laki-laki disebelahnya terus tersenyum saat menatapnya. Seorang laki-laki bernama Kuntjoro Bena yang kini sudah resmi menjadi suaminya.

Kuntjoro Bena sejatinya bukan warga asli kabupaten/kota tersebut. Ia merupakan pendatang yang berasal dari Salatiga.
Namun disini ia sukses membangun usaha nya.

Dari tempat duduknya, Padma Lintang terlihat resah. Beberapa kali ia terlihat menatap pada layar ponselnya.
Sesekali ia menoleh ke arah depan dimana orang orang berdatangan. Hatinya berdebar untuk pertama kalinya setelah setahun terakhir ini tidak bersua dengan orang tersebut.

Tak lama kemudian, dua orang laki-laki berbeda generasi beserta seorang perempuan paruh baya hadir dalam pesta pernikahan tersebut. Membuat Juragan Abhinawa dan istrinya yang duduk mendampingi Narwastu dipelaminan tersenyum kearah mereka.
Padma Lintang menyadari itu. Bahkan ia mendapat kerlingan mata dari sang kakak.
Gadis itu menoleh kearah objek pandangan orang tuanya.

Disana, seorang laki-laki muda yang tampan dan tegap berjalan dengan begitu mempesona. Mengenakan pakaian batik, beriringan bersama kedua orang tua nya. Pandangan laki-laki itu sudah menuju kepadanya.

Mereka terpisah jarak karena banyaknya tamu undangan. Namun tatapan mata mereka tak terputus sama sekali.
Bola mata mereka sama-sama telah diselimuti airmata yang terbendung. Sendu dan haru seketika terasa. Tanpa perlu saling berbicara, mata mereka telah memberitahukan segalanya. Tentang rindu yang akhirnya mampu bersandar di pelabuhan hati masing-masing.

Padma Lintang bangkit dari duduknya. Berjalan pelan kearah cinta pertama nya. Dan tiba-tiba tempat yang ramai hingar bingar itu mendadak senyap. Seakan-akan hanya ada mereka berdua disana.

Andriyo menatap gadis cantik berkebaya didepannya. Ia bisa melihat dengan jelas bahwa kedua mata gadis itu tak lagi mampu membendung tangis.
Ia tersenyum, ingin memberitahukan bahwa semuanya sudah baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Maafkan aku...."

Gadis itu berbisik lirih. Meski begitu, Andriyo masih dapat mendengar nya dengan baik. Ucapan itu disertai isakan yang membuat hati laki-laki muda itu nyeri.

"Bukan salahmu. Kamu tidak perlu minta maaf" ia memberikan senyum. Walaupun tatapan mata nya tidak mampu menyembunyikan haru yang teramat sangat.

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang