Andriyo mengatakan padaku jika ia akan pergi ke kediaman salah satu kolega nya. Biasanya ia akan membiarkan ku menyiapkan pakaiannya, tapi kali ini sudah menyiapkannya sendiri sebelum aku sempat menyiapkan kebutuhan nya. Ia bahkan sudah rapi saat aku masuk ke kamar.
"Nanti pulang jam berapa?"
"Belum tahu. Rumahnya agak jauh jadi mungkin akan lama"
"Ya sudah, ayo makan dulu, aku sudah siapkan di meja makan"
"Aku makan diluar saja, aku sedang buru-buru"
Tidak biasanya ia akan menolak makan dirumah. Meski sedang terburu-buru pun, ia akan tetap menyempatkan waktunya untuk makan bersama ku, atau sekedar aku temani saat ia makan. Tapi sekarang berbeda. Ia menolaknya bahkan berbicara tanpa menatapku.
Ia berjalan keluar kamar dan aku mengikutinya dari belakang. Aku lihat dibawah tangga Mahika Maya menyapa nya, tapi suamiku tidak menoleh ataupun menjawabnya sama sekali.
Aku melirik sekejap pada mantan kekasih ku itu. Meraih telapak tangannya tanpa diketahui suamiku. Aku hanya ingin meyakinkan padanya jika semuanya baik-baik saja. Sebab aku sempat melihat ekspresi wajahnya yang cukup terkejut saat suamiku bersikap dingin padanya.Tidak biasanya.
Kami sudah berada di halaman rumah. Ia bersiap masuk ke mobil namun terhenti saat aku bersuara.
"Hati-hati ya. Kabari aku kalau sudah sampai"
Ia hanya mengangguk lalu masuk ke mobil.
Aku menatap kepergian nya yang semakin jauh. Mobilnya sudah keluar dari area rumah kami. Aku membuang nafas kasar.Sejak semalam aku tidak mengerti apa yang terjadi padanya. Ia bertanya hal yang tidak-tidak, bersikap dingin, bahkan tidak mencium ku seperti biasanya setiap kali ia hendak pergi.
Ini pertama kalinya ia bersikap seperti ini padaku.Aku masuk kerumah dan berjalan menuju kamarku. Duduk sembari melamun memikirkan sikap Andriyo yang terasa janggal. Apa yang membuatnya seperti ini? Apakah aku melakukan kesalahan?
Bahkan semalam ia seolah meragukan diriku.
Bagaimana bisa ia bertanya apakah diriku berpikir untuk berhenti mencintai nya?Aku tidak berpikir untuk berhenti mencintai nya. Ia adalah laki-laki yang paling tulus mencintaiku bahkan sejak kami remaja. Hingga kami sama-sama dewasa dan menjadi sepasang suami istri dengan seorang anak dari buah cinta kami, aku masih dapat merasakan cinta yang ia miliki untuk ku begitu besar.
Tapi ...
Di hatiku kini bukan hanya ada dirinya. Ada seseorang dari masalalu yang kini juga menempati separuh ruang dalam hatiku.
Aku tidak pernah menyangka hatiku akan bercabang.Keduanya menempati posisi yang sama, dengan porsi yang sama. Keduanya sama-sama berarti untukku dan aku cintai dengan sama besarnya.
Aku tidak pernah terpikirkan untuk mencintai dua orang dalam waktu bersamaan. Aku pun tidak akan bisa memilih salah satu dari mereka. Keduanya sama-sama berharga untukku.
Mereka adalah orang yang baik. Mencintaiku dengan tulus dengan pengorbanan yang sama besarnya. Justru disini, akulah yang paling jahat. Aku telah menyakiti keduanya dengan keserakahan yang membabi-buta.
Aku mencintai mereka berdua.
Aku duduk di teras belakang rumah bersama Mahika Maya. Kami hanya berdua karena ini hari Minggu. Padmaya berada dirumah mertuaku untuk pergi bersama ke kebun binatang. Sementara Cak Wawan pulang kerumahnya.
"Apa yang sedang kamu pikirkan? Kamu terlihat tidak baik-baik saja"
Ia menatapku dengan pandangan matanya yang hangat. Tatapan itu tidak pernah berubah sejak dulu. Ia selalu menatapku dengan penuh cinta. Aku dapat merasakan nya meski ia tidak mengatakan apapun.
Ia meraih tanganku dan menggenggamnya. Sejak kami berciuman waktu itu, hubungan kami menjadi lebih dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasíaKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari