Ia sangat cantik hari ini. Bukan berarti biasanya ia tidak cantik. Ia sangat cantik, gadis paling cantik yang aku cintai. Satu satunya orang yang aku inginkan. Tidak ada orang lain selain dia. Tapi kecantikan nya yang luar biasa hari ini rupanya bukan lagi untuk ku.
Biasanya wajah cantik itu akan selalu membuat ku terpesona, tergila-gila padanya, tanpa bisa memandang yang lain lagi. Sejak pertama kali aku melihat dirinya, hingga hari ini. Ia masih menjadi satu-satunya penghuni paling istimewa di dalam hatiku. Pelipur lara dalam hidupku. Dan seterusnya akan tetap seperti itu.
Tapi kecantikan nya hari ini justru membunuh ku. Wajah manis, hidung mancung, kulitnya yang putih bersih, bibirnya yang tersenyum membuat dadaku berdebar. Bukan berdebar layaknya cinta. Tapi berdebar karena sakit. Semua keindahan yang ada pada dirinya bukan lagi milikku.
Aku menjadi satu-satunya orang yang paling merana ditempat ini. Semua orang bahagia. Berbanding terbalik dengan ku. Dimana kesedihan dan luka mendalam ini akan selamanya menghantui. Rasanya nafasku hanya sampai di tenggorokan. Diri ini rasanya sudah mati. Tetap berdiri, tapi terasa tanpa nyawa.
Padma Lintang yang aku kasihi, saat ini ia berjalan didepanku, didepan mataku yang basah oleh airmata yang bersatu padu dengan kepedihan. Ia tersenyum didepan semua orang. Memang sudah sepantasnya ia bahagia. Lalu bagaimana dengan ku? Tidak ada lagi yang tersisa dari kenangan. Hanya goresan demi goresan, yang bekasnya tiada kan hilang.
Padma Lintang yang aku kasihi, Telapak tangan yang biasanya aku genggam dengan kehangatan, kini sudah kembali pada genggaman nya yang terdahulu. Laki-laki itu, bukan ia yang merebut kekasih ku, tapi aku yang mencuri kekasihnya.
Padma Lintang yang aku kasihi, Disini rasanya aku ingin berteriak. Mengatakan pada semua orang bahwa kamu adalah kekasih ku. Tapi sekali lagi, tidak ada yang namanya angin menyatukan putik dengan putik. Putik diciptakan untuk benang sari. Dari situlah kehidupan akan terus berlanjut.
Padma Lintang yang aku kasihi, Tidak kah kamu menyadari bahwa disini aku menangisi kebahagiaan mu? Kebahagiaan yang seharusnya ditangisi oleh rasa haru, tapi aku malah menangisinya dengan luka.
Sakit sekali rasanya sayang. Mungkin mulai hari ini, aku tidak bisa untuk berhenti menangis. Hidup ku sudah sepenuhnya terisi tentang dirimu. Saat dirimu pergi, rasanya hampa sekali. Tetap berdiri, tapi terasa tanpa nyawa. Sakit sekali sayang.
(Mahika Maya pov end)
"Anak Mas Andriyo Jamiat, kanthingucap bismillahirrahmanirrahim, kula nikahakelan tak jodohake anakku Padma Lintang Abhinawa pikantuksliramu, kanthi mas kawin (.....) Ingkang kudu dibayar lunas"
(Ananda Andriyo Jamiat, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya nikahkan dan kawinkan anakku Padma Lintang Abhinawa dengan engkau, dengan mas kawin (....) Yang harus dibayar lunas)
"Kulo tampi nikahipun Padma Lintang Abhinawa, putro panjenengan, kagem kula piyambak, kanthi mas kawin ingkang sampun kasebat, kulo bayar lunas"
(Saya terima nikahnya Padma Lintang Abhinawa, anak anda, untuk diri saya, dengan mas kawin yang sudah saya bayar lunas)
(Pakaian yang dikenakan Padma Lintang dan Andriyo saat menikah)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.