Pada Minggu pagi ini, cuaca cukup cerah. Tidak ada mendung yang menggantung seperti kemarin. Matahari sudah memancarkan sinarnya di ujung Timur. Menyinari anak-anak balita yang sedang disuapi makan oleh ibunya sembari berkeliling. Sesekali sang ibu akan mampir setiap melihat seseorang ada diluar rumah. Sekedar untuk mendapatkan berita terhangat sembari menunggu tukang sayur datang.
Dirumahnya, Narwastu berjalan membawa sebuah baki berisi sepiring makanan dan segelas minum. Disamping gelas ada sebuah kunci.
Ia menuju ke kamar tamu tempat adiknya berada, berniat membawakan nya sarapan.Untuk kali ini ia setuju adiknya dikunci didalam kamar dan tidak boleh keluar. Sebab sikapnya benar-benar tidak dapat ditolerir lagi. Sering marah-marah tanpa sebab, mengamuk dan memecahkan barang apa saja yang dapat ia raih. Dan akan semakin menjadi jadi setiap kali dirinya dilarang bertemu Mahika Maya.
Klikk!!
Pintu telah terbuka dan Narwastu masuk kedalam, tak lupa ia kembali menguncinya dari dalam. Mengantisipasi agar adiknya tidak kabur.
Perempuan itu meletakkan baki diatas meja. Ia menoleh ke sekeliling kamar, namun ia tidak mendapati adiknya berada disana. Ia berlari ke kamar mandi, pun ia tak juga mendapatinya. Kabur? Tidak mungkin. Kamar ini tidak memiliki jendela, hanya beberapa ventilasi udara diatas pintu.
Samar-samar ia mendengar suara tawa dari suatu tempat. Ia mencari-cari darimana datangnya suara tawa kecil itu.
Sampai akhirnya perempuan itu menemukan sumber suara. Namun saat itu pula matanya terbelalak."Lintang! Apa apaan kamu?"
Ia berusaha menarik adiknya yang rupanya berbaring dilantai tertutup selimut. Tadi ia juga melihat selimut itu yang ada dilantai. Tapi ia kira adiknya tidak ada disana.
"Astaga Lintang! Kamu sudah gila?" Teriak nya.
Ia kaget bukan kepalang saat menyibak selimut yang menutupi gadis itu.
Pasal nya gadis itu berbaring tanpa mengenakan sehelai benang pun. Memeluk guling sambil tertawa."Lintang! Malu ah! Kamu sudah besar jangan seperti ini!
Gadis itu hanya menurut saat kakaknya menariknya. Ia duduk diranjang masih sambil tertawa. Sementara kakaknya sedang mengumpulkan pakaiannya yang berserakan, lalu memakaikannya kembali.
"Kamu sudah gila atau bagaimana?" Tanya Narwastu. Ia duduk dihadapan adiknya sedang memakai kan kaos.
"Mbak? Mbak tahu tidak? Seperti itulah ketika aku bercinta dengan Kak Maya hehehehe" ucapnya terkekeh sembari menunjuk kearah selimut yang masih teronggok di lantai.
"Kamu bicara ngawur" ketus kakaknya.
Padma Lintang mendengus kesal mendengar ucapan kakaknya.
"Heh, aku tidak ngawur! Aku pernah bercinta dengan Kak Maya di telaga yang airnya jernih sekali. Aaahh aku jadi ingin merasakan nya lagi"
Narwastu sudah selesai memakaikan pakaian adiknya. Kini ia diam menatap gadis itu.
Didepannya, adiknya terus tertawa sembari menceritakan tentang ia dan Mahika Maya, termasuk masalah bercinta.
Sepertinya ini bisa dipercaya, karena memang sempat ditemukan bercak bercak merah di tubuh adiknya.'hubungan mereka sudah sejauh itu?'
Ini bukanlah pertama kali nya ia menemukan adiknya berperilaku aneh selama dikunci didalam kamar itu selama berhari-hari. Sejak pulang dari rumah sakit, sikap anehnya semakin menjadi jadi. Keanehan keanehan yang dilakukan adik nya sudah diluar nalar, diluar batas wajar. Kadang bicara sendiri, tertawa sendiri, lalu tiba-tiba menangis. Dan ujung ujungnya selalu mengatakan bahwa ia ingin bertemu Mahika Maya. Setiap kali dilarang, ia pasti akan mengamuk.
Pernah suatu ketika, Juragan Abhinawa menyarankan untuk membawa Padma Lintang ke rumah sakit kejiwaan agar mendapatkan perawatan. Namun sarannya itu langsung ditolak mentah-mentah oleh istrinya.
Bu Abhinawa bersikeras mengatakan bahwa anak bungsunya itu tidak gila.Tanpa mereka ketahui, semua keanehan keanehan itu sebenarnya merupakan hal yang sangat wajar diderita oleh para korban ilmu pengasihan.
Para korban bisa menjadi gila jika dirinya tidak dapat bertemu dengan sang pelaku. Mereka akan melakukan hal-hal yang mirip seperti yang dialami Padma Lintang. Karena setiap hari nya, yang ada di pikiran para korban hanyalah sang pelaku/pengirim.
Otak mereka sudah dipenuhi oleh orang yang mengirimkan ilmu pengasihan.
Ya, contohnya Padma Lintang. Yang setiap harinya hanya memikirkan Mahika Maya, dan hampir gila saat berhari hari tidak bisa bertemu.******
Mahika Maya merenung didalam kamarnya. Pikiran nya menjadi tidak karuan karena sudah cukup lama tidak bertemu dengan Padma Lintang. Ponsel gadis itu juga tidak bisa dihubungi sehingga ia tidak bisa mengetahui bagaimana kabar nya.
Ia menjadi semakin kepikiran saat tadi tidak sengaja mendengar obrolan dari para warga jika anak bungsu Juragan Abhinawa menjadi gila.
Entah mengapa gosip dari mulut ke mulut dapat menyebar dengan cepat. Entah siapa yang mengirimkan informasi pertama kali, sehingga gosip gosip akan langsung menyebar ke penjuru dusun. Lebih parah nya, kadang ada saja yang menambahkan bumbu bumbu penyedap hanya agar gosip gosip tersebut semakin panas.Kalaupun Padma Lintang menjadi gila, ia sudah bisa menebaknya. Karena itu adalah efek dari ilmu pengasihan saat sang korban tidak bisa menjumpai orang yang dirindukan.
Tapi tetap saja ia tidak rela dan tidak sanggup menyebut kekasihnya gila. Ia tidak tega. Ia berharap semoga gadis itu baik-baik saja.'apa yang harus aku lakukan?'
*****
Padma Lintang masih belum tidur saat jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Ia masih duduk terpekur diranjang nya.
Wajahnya terlihat penuh dengan gurat derita. Kantung matanya menghitam karena ia jarang tidur. Tubuhnya nampak sedikit lebih kurus karena ia hampir tidak pernah mau makan jika tidak dipaksa. Rambutnya berantakan karena ia tak pernah mau menyisirnya, kakaknya lah yang akan menyisir rambutnya. Kulitnya yang dulu nampak selalu bersih kini menjadi tidak terawat. Bahkan terkadang sampai berhari-hari ia tidak mengganti pakaiannya.Setiap malam selalu seperti ini selama hampir dua bulan tidak pernah keluar kamar. Waktu tidur nya menjadi berkurang karena ia sering melamun. Yang tiap hari ia pikirkan hanyalah Mahika Maya. Selalu Mahika Maya dan hanya Mahika Maya. Ia seperti melupakan dunia sekitar. Karena baginya, dunia nya hanyalah Mahika Maya.
Ia yang tadinya melamun, kini bola matanya tampak bergerak saat mendengar suatu bunyi yang cukup menarik perhatian.
Ia menoleh ke sumber suara. Matanya yang kosong melihat kearah kenop pintu yang bergerak seolah kunciannya terbuka.
Ia memiringkan kepalanya menatap kearah pintu itu. Kemudian ia berjalan mendekat saat pintu itu terbuka dengan perlahan.Tidak ada siapa-siapa diluar. Pintu itu terbuka dengan sendirinya. Seolah mengerti, ia berjalan keluar dari kamar itu tanpa mengenakan alas kaki.
Terus berjalan menuruni anak tangga. Berjalan hingga ke lantai bawah dan terus mengarah pada pintu keluar yang juga terbuka dengan sendirinya.Gadis itu berjalan keluar rumah, lagi, di malam hari. Berjalan linglung tanpa siapapun melihatnya.
Iblis memperdaya dari segala arah mata angin
BERSAMBUNG
jgn lupa vote klo kelen emang mendukung dan menghargai saya yang rela begadang demi update. Numpang hotspot tetangga klo gk punya kuota, bobol wifi orang sebelum ketahuan. Hanya demi apa? Hanya demi kelen wahai para silent reader.
Inget, iblis memperdaya dari segala arah mata angin
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasíaKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari