SIAL

4.5K 464 16
                                    

(cukup penting untuk dibaca sebelum lanjut ke cerita)

Ada bbrp reader yg bertanya EMANG NYA PELET BISA MEMPENGARUHI SIFAT SESEORANG YA? ya kurang lebih seperti itu.

Kenapa gw menjadikan Padma Lintang berubah sifatnya setelah terkena ilmu pengasihan?
Gw kurang tau jenis2 ilmu pengasihan yg lain, apakah efeknya sama atau tidak.

Nah, disini gw ubah sifat Padma Lintang jd lebih buruk KARENA ini pengalaman dr sodara gw sendiri.

Om gw pernah dipelet sama tetangga sendiri, bedanya om gw dipelet krn untuk dikuras hartanya.
Nah, saat masa pengaruh ilmu itu, om gw emang jd lebih buruk sifatnya bahkan durhaka sama ortu.
Sama abang2nya berani ngelawan, sama ortu nya jd suka ngebentak bentak. Pdhl om gw bukan orang kek gtu.
Intinya jd senggol bacok. Salah dikit dia bisa marah2. Gk mau dengerin nasehat ortu n sodaranya. Yg ada cuma ngebela tuh cewek terus.

OKE LANJUT KE CERITA

*****

Seperti biasa, setiap kali pulang kuliah Padma Lintang pasti akan mampir dulu ke rumah Mahika Maya. Menurutnya, sangat beruntung mempunyai kekasih yang rumah nya selalu dilewati setiap hari. Bisa bertemu setiap saat dengan mudah.

Saat ini, gadis itu sedang bercengkrama dengan sang penari. Sesekali terdengar suara gelak tawa dari keduanya.

Padma Lintang duduk bersandar pada tubuh Mahika Maya yang duduk bersandar di kursi jati. Gadis itu sedang memainkan ponselnya bersama kekasihnya. Keduanya akan sama sama tertawa saat melihat hal yang lucu.

Sesekali perempuan itu menciumi kepala Padma Lintang, mengusap usap rambut nya, menciumi pundak bahkan lehernya, yang mana membuat Padma Lintang merasa merinding. Dan sang gadis merasa begitu nyaman dengan semua perlakuan Mahika Maya.

Tahukah? Tiap kali mereka berduaan, tiada hari tanpa saling kontak fisik. Keduanya selalu menempel erat bak perangko.
Terutama Padma Lintang, gadis itu juga tak henti hentinya untuk selalu mengatakan rindu, padahal mereka bertemu setiap hari.

Entah mengapa Padma Lintang merasa dirinya ingin selalu mencumbu perempuan itu meski lewat hal hal kecil. Seharusnya ia bisa saja melakukan hal yang jauh lebih intim, karena ia tahu bahwa Mahika Maya tidak akan menolak.

Ditengah asyik nya Padma Lintang fokus pada ponsel nya sembari bersandar pada tubuh kekasihnya, ia tidak menyadari jika tangan kiri Mahika Maya perlahan membuka dua kancing baju yang dikenakannya.
Setelah berhasil membuka dua kancing baju milik Padma Lintang, kini ia menyibakkan baju itu hingga pundak kanan gadis itu terekspos.

Kulit putih bersih nan halus itu tak mungkin ia sia sia kan. Perempuan dewasa itu memainkan jemarinya disana, membuat Padma Lintang menggeliat sekejap dan kembali fokus ke ponselnya.

Dari belakang, perempuan itu merangkulkan tangan kirinya di dada Padma Lintang yang masih setia bersandar pada nya. Ia menyurukkan wajahnya ke rambut gadis itu dan menghirup wangi nya.

"Aku suka wangi kamu" bisik nya mesra di telinga Padma Lintang, membuat gadis itu bergidik.

Padma Lintang tersenyum. Ia menciumi lengan kiri Mahika Maya yang melingkar di dadanya, membuat perempuan itu tersenyum.
Ia merangkulkan kedua lengannya, memeluk gadis itu erat saking gemasnya. Mereka tertawa dengan perlakuan itu.

"Kenapa kekasihku bisa secantik ini hmmm?" Tanya Mahika Maya dengan gemas.

"Biar kakak cinta sama aku hahaha" gadis itu terkekeh.

Gadis itu memilih memejamkan matanya sembari menyandarkan kepalanya di dada Mahika Maya. Rasanya sangat nyaman bisa berduaan seperti ini. Ketika hampir mencapai rasa kantuknya, ia dibuat merinding oleh sebuah sentuhan lembut.

Mahika Maya menyibakkan baju Padma Lintang lebih lebar, hingga makin lebar pula pundak kanan itu terlihat. Bahkan bagian tengkuk gadis itu akan lebih mudah untuk ia jelajahi.

Ia mengecup pundak itu. Memainkan bibirnya disana. Dari pundak menuju tengkuk, lalu ke punggung, bibirnya tak henti-hentinya menjelajah. Kulit yang begitu halus membuatnya kecanduan. Gadis dalam rengkuhan nya itu menggeliat kegelian.

Pundak, tengkuk, leher bahkan sebagian punggungnya terus dihujani oleh kecupan kecupan mesra dari Mahika Maya.
Gadis itu hanya bisa memejamkan mata menikmati setiap cumbuan.

Perlakuan intim dari perempuan itu semakin lama semakin intens dan bergelora. Udara didalam rumah itu mendadak terasa panas.
Dan perlu diingat, meski mereka selalu kontak fisik dan bercumbu kecil kecilan, mereka belum pernah berciuman. Keduanya sama sama merasa canggung dan tidak berani untuk memulai, meski keduanya sebenarnya sama sama ingin.

Mahika Maya meraih dagu gadis itu dan kini keduanya saling menatap. Seolah sudah paham keinginan masing-masing, wajah mereka kian mendekat. Nafas keduanya rasanya telah menyatu.
Sedetik saja bibir mereka hampir bertemu dan menciptakan ciuman pertama. Namun semua itu harus terhenti karena ponsel Padma Lintang yang berbunyi.

Ciuman pertama yang hampir terjadi itu harus gagal. Keduanya nampak kesal.
Padma Lintang mengangkat telepon dari ibunya.

"Kenapa Bu?" Tanya nya dengan nada kesal.

Mahika Maya memeluk gadis itu, membenamkan wajah di antara pundak dan leher Padma Lintang yang masih terbuka, sehingga gadis itu harus sedikit memiringkan kepalanya.

"Main bentar Bu, lagian kan masih siang" gadis itu menggerutu.

".............."

"Aku masih nanti pulang nya, santai lah Bu" ucapnya.

Mahika Maya yang mengetahui jika kekasihnya itu dilanda rasa kesal pun berusaha menenangkan nya. Ia mengusap usap lembut tangan gadis itu agar merasa lebih baik.

"Iya iya aku pulang sekarang!" Gadis itu mematikan sambungan telepon secara sepihak.

Padma Lintang bangkit dari duduknya, membuat Mahika Maya menatapnya kecewa. Karena sebenarnya ia masih ingin bersama gadis itu lebih lama lagi.

"Ibu menyuruh ku untuk pulang sekarang" ucap Padma Lintang sembari membetulkan pakaiannya yang tadi sempat di buat berantakan oleh Mahika Maya.
Perempuan itu hanya mengangguk dengan senyum kecut.

"Maaf ya" lanjut gadis itu dengan memberikan kecupan di punggung tangan nya.

"Tidak apa, kita masih punya banyak waktu untuk bersama" ucap Mahika Maya. "Aku antar ke depan" lanjutnya.

Kedua orang itu berjalan keluar rumah, bahkan mereka tetap bergandengan tangan.
Meski bisa bertemu setiap hari rasanya rindu itu selalu saja ada.

"Besok aku kemari lagi" ucap Padma Lintang. Ia telah duduk di motornya. Mahika Maya berdiri disebelahnya mengangguk mengiyakan. Padma Lintang seperti nya sadar jika perempuan itu kecewa. Padahal awalnya ia sendiri mengatakan bahwa malam ini akan menginap.

"Maaf kali ini harus batal. Aku juga tidak tahu hal penting apa yang ibu maksud. Tapi aku berjanji, besok aku pasti menginap. Kalaupun ada hal lain yang mendesak, aku tidak peduli. Aku hanya ingin bersama kamu" ucap nya. Perempuan didepannya tersenyum. Ia mengangguk.

"Aku pulang dulu" Padma Lintang berpamitan seraya mencium pipi Mahika Maya.

"Hati hati, aku tunggu besok" kata Mahika Maya.

Padma Lintang melajukan motornya menjauh dari rumah janda itu. Meninggalkan pemilik nya yang masih berdiri menatap nya hingga lenyap dikejauhan.
Ia berdecak kesal.
Wanita tua itu mengacaukan semuanya.

'sial!'

******

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang