SETERU

3.2K 329 21
                                    

(Ramayana Abhinawa)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ramayana Abhinawa)

****

Padma Lintang berjalan di koridor rumah sakit seorang diri. Kunci motor ditangannya ia mainkan dengan santai. Matanya menatap lurus ke depan. Rambut coklat nya bergerak karena terpaan angin.

Ia berjalan kearah ruangan tempat Narwastu dirawat. Sejak kakaknya masuk rumah sakit, baru dua kali ini ia datang menjenguk. Kalau bukan karena terus menerus dibujuk oleh orang tuanya, ia malas datang kemari. Ia masih sebal kalau ingat kejadian Narwastu menamparnya.
Sakit di pipi sudah hilang, sakit dihati masih terasa.

Beberapa saat kemudian, ia telah sampai didepan ruang inap kakaknya. Dari pintu yang tak tertutup rapat itu, ia dapat mendengar keluarga nya sedang bercengkerama. Bahkan terdengar juga suara kakak laki-lakinya disana.

Tanpa mengetuk pintu gadis itu langsung masuk kedalam ruangan. Membuat keluarga nya menoleh kearahnya. Narwastu yang duduk bersandar di ranjang pun menatapnya dengan sendu. Jujur saja ia merindukan adiknya ini. Senakal atau se kurang ajar apapun, gadis ini tetap adik kandungnya. Ia menyayangi nya tanpa syarat.

Mata keduanya sempat beradu. Padma Lintang pun dapat melihat mata Narwastu yang berkaca kaca. Sudah berhari-hari lamanya sejak kejadian tamparan itu, mereka tak pernah bertegur sapa. Meskipun Narwastu mencoba mengajaknya bicara, Padma Lintang tak pernah mau membalas.
Meski ia sadar semua terjadi atas sikapnya yang keterlaluan, tapi yang namanya orang egois, ia akan tetap keras kepala.

Padma Lintang menyalami Bapak dan Ibu nya. Lalu memberikan buah tangan untuk Narwastu dan mendapat senyuman sebagai balasan nya.
Namun gadis itu tidak mempedulikan kakak laki-laki nya. Seseorang yang sudah menyakiti kekasih nya tidak perlu ia hormati. Ia muak dengan laki-laki ini.

"Lintang, kamu tidak menyalami kamasmu?" Tanya Juragan Abhinawa.

Padma Lintang memutar bola matanya malas. Ia sebenarnya malas untuk menyalami Ramayana. Jangankan untuk menyapa, melihat nya saja sudah enggan.

"Lintang, kalian kan jarang ketemu. Ayo salaman, dia itu kamasmu loh" ibunya menambahkan.

Dengan enggan ia menatap Ramayana. Mata keduanya bertemu. Sama-sama saling menyimpan rasa benci.
Wajah Ramayana terlihat datar, tapi sorot matanya begitu tajam. Begitu pula dengan Lintang.

Gadis itu kemudian menyalami kakak laki-lakinya dengan tempo secepat kilat. Kemudian menjauh dan duduk di kursi yang ada disamping ranjang Narwastu. Sementara orang tua dan Kakak laki-laki nya duduk di sofa.

Keluarga yang lengkap itu berbincang bincang dengan harmonis. Membicarakan banyak hal dan pengalaman apa saja yang mereka alami. Sesekali terdengar gelak tawa.
Dan dari semua itu, hanya Padma Lintang yang tidak ikut nimbrung. Ia lebih suka menyibukkan diri dengan ponsel nya. Ia hanya menjawab sesekali jika ditanya.
Sampai akhirnya kedua orang tua mereka pamit pulang karena ada urusan. Tinggallah Padma Lintang dan Ramayana yang menjaga Narwastu.

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang