RADEN RORO WINDRADI

2.2K 266 22
                                    

Selayaknya langit mendatangkan petir. Selayaknya samudera mendatangkan ombak. Selayaknya api mendatangkan asap. Selayaknya sungai meluap mendatangkan bah.
Sama halnya dengan masalah yang runyam, mendatangkan permusuhan dalam atap yang sama.

Saat ini semua itu tengah menjadi bencana dalam keluarga Abhinawa.
Pasca kaburnya Padma Lintang pada malam itu, keluarga itu menjadi berantakan.

FLASHBACK ON:

Juragan Abhinawa mengamuk setelah mendapati kamar tamu yang ditempati Padma Lintang selama hampir dua bulan itu terbuka lebar keesokan harinya.

Ia tidak menemukan anak bungsunya sama sekali. Bahkan barang-barang nya juga masih utuh tanpa berkurang.
Awalnya ia sempat mencurigai anak dan istrinya.
Tapi keduanya berani bersumpah kalau mereka memang tidak pernah melepaskan Padma Lintang.
Bahkan mereka saja ikut heran bagaimana bisa Padma Lintang kabur, pada malam hari pula. Padahal pintu selalu terkunci rapat.




"Bapakmu pasti mau kerumah Mahika Maya. Lintang pasti ada disana" seru Bu Abhinawa saat melihat suaminya melenggang pergi setelah tahu anak bungsunya kabur.

"Sebaiknya kita susul Bapak kesana. Takutnya nanti Bapak marah-marah lagi. Pagi-pagi sudah mau bikin malu" ucap Narwastu.

Kedua Ibu dan anak itu akhirnya berboncengan motor menyusul Juragan Abhinawa yang sudah tertebak akan pergi kemana.

*********

"Bapak bilang pulang ya pulang!"

Juragan Abhinawa berdiri di teras rumah Mahika Maya bersama anak dan istrinya. Dengan gaya khasnya biasa, laki-laki itu berkacak pinggang. Tangan kanannya menunjuk nunjuk tepat di depan wajah anaknya.

"Berani beraninya kamu kabur dari rumah dan lari kerumah janda ini!" Teriak Juragan Abhinawa.

Ini masih pagi dan Juragan Abhinawa sudah membuat keributan di rumah orang. Para petani, ataupun orang orang yang sedang lewat didepan pun menjadi berhenti dan menyimak drama itu sambil berbisik bisik.

Sebenarnya kalau Juragan Abhinawa bisa bicara secara baik-baik, mungkin saja itu bisa mengurangi gosip yang beredar. Bisa saja orang-orang malah tidak akan tahu. Tapi Juragan Abhinawa itu tidak bisa bicara pelan-pelan. Makanya orang-orang jadi tahu permasalahan keluarga nya. Saat menjadi topik bahasan para warga, ia marah-marah dan terus menerus menyalahkan Padma Lintang.

"Kita pulang ya nak ya?" Bu Abhinawa ikut membujuk. Namun Padma Lintang hanya berdiri dibelakang Mahika Maya dengan terus menatap tajam pada kedua orangtuanya. Ia terus menggenggam erat tangan sang kekasih.

"Tidak mau! Aku tidak mau pulang! Aku mau disini!" Teriak Padma Lintang.

Refleks Mahika Maya menenangkan nya. Ia mengusap usap punggung gadis itu.
"Kamu pulang ya? Jangan jadi anak nakal" ucap Mahika Maya sembari menangkup wajah gadis itu.

Juragan Abhinawa berdecih. Perempuan didepannya ini pandai sekali bersandiwara.

"Kamu tidak perlu berpura-pura baik. Anak saya menjadi seperti ini gara-gara kamu!" Juragan Abhinawa menghardik. Tatapan mereka beradu seolah ingin saling membunuh.

"Pulang sekarang, atau Bapak berikan kamu hukuman lagi Padma Lintang!"

"Aku tidak mau pulang! Aku cuma mau disini! Kalian semua jahat!"

"Ayo pulang!" Juragan Abhinawa akhirnya terpaksa menyeret anak bungsunya namun gadis itu berhasil melepaskan diri dan berlari kedalam rumah.

Sesaat kemudian gadis itu kembali keluar. Namun semua orang disitu dibuat terkejut saat melihat Padma Lintang keluar membawa sebilah pisau dan mengacungkan nya ke arah orangtua dan kakaknya.

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang