"mari menari bersama saya"
Aku sedikit mencondongkan tubuhku kearahnya. Aku membisikkan kata-kata lembut di telinga kanan miliknya. Dia nampak terperanjat mendengar bisikanku. Karena itulah aku menahan diri untuk tidak tertawa. Namun senyumku tidak dapat aku bendung manakala melihat wajahnya yang bersemu merah.
Ia masih diam di tempat duduknya, sehingga aku sedikit memaksa nya dengan menarik sampur yang aku kalungkan di lehernya. Ia pun berdiri.
Aku menuntun nya keluar dari barisan penonton dengan mata kami yang masih saling memandang.Aku tidak pernah menggoda perempuan manapun dengan tarian ku. Dia adalah perempuan pertama yang membuatku seperti ini.
Dia yang membuatku lupa diri, lupa akan dunia sekitar dan lupa jika ditempat ini ada begitu banyak orang menyaksikan kami.Karena didalam pandanganku, hanya ia seorang yang aku lihat.
Aku meliukkan tubuhku menari dihadapannya. Beberapa kali aku bergerak memutari dirinya, dengan mata kami yang masih saling menatap. Aku berharap ia akan ikut menari bersamaku menikmati alunan Gending.
Namun aku baru sadar, ia sepertinya tidak terbiasa dengan hal hal seperti ini. Ia begitu canggung. Ia tidak bergerak sama sekali.
"Tidak usah malu, menari saja"
Aku berkata lembut tepat didepan wajahnya. Tidak akan ada orang lain yang bisa mendengarnya karena suara gamelan yang bertalu-talu.
"Saya tidak bisa"
Ia menjawab ku dengan gelengan kepala. Ah, rupanya ia benar-benar canggung menari didepan banyak orang. Baiklah, aku memaklumi nya.
Aku sudah dibuat hampir mati penasaran oleh dirinya sejak awal aku melihatnya. Aku tidak pernah menyangka bahwa ia lah seseorang yang menatapku dari dalam mobil pada hari itu.
Meski saat itu jarak kami cukup jauh, meski aku tidak bisa melihat wajahnya, namun tatapan matanya mampu menyusup hingga ke relung hatiku.Aku jatuh cinta pada pandangan pertama.
Dan kini saat kami berada sedekat ini, bagaimana bisa aku melewatkan kesempatan?
Aku kembali mendekatkan tubuhku padanya sehingga aku bisa mencium aroma tubuhnya yang wangi.Aku bisa merasakan dirinya yang terkejut saat aku merapatkan punggungku pada tubuh bagian depannya.
Aku menatap wajahnya melalui sisi kanan. Ia memandangku dengan matanya yang teduh. Rasanya aku ingin pingsan. Jantungku berdetak kencang.Gending terus mengalun.
Aku menggoyangkan pundak ku dengan masih merapat di dadanya.
Aku jatuh cinta
Aku benar-benar jatuh cinta.Selesai dari ibadah Subuh ku, aku malah terpekur bersandar pada ranjang.
Aku teringat kembali dengan kenangan ku dahulu bersamanya. Aku tersenyum perih.
Semua itu rasanya baru kemarin, sehingga aku baru sadar jika semuanya telah terjadi 8 tahun yang lalu.Semuanya masih begitu segar dalam ingatan. Aku jatuh cinta pada gadis yang belasan tahun lebih muda dariku.
Mungkin ia memang bukan orang pertama yang mencoba masuk dalam hidupku. Tapi ia adalah cinta pertama.
Cinta pertama yang aku harapkan untuk dapat kumiliki hingga akhir.Namun aku telah merusaknya dengan keegoisan. Jika ia meninggalkanku dan membenciku, itu adalah hal yang wajar aku terima.
Disini, akulah yang bersalah.Tapi kini hatiku kembali terusik.
Kejadian kemarin membuat hatiku berdebar. Perlakuan nya terhadapku membuatku kembali berharap.
Walau sebenarnya aku tidak boleh berharap karena ia telah dimiliki orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasyKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari