Andriyo hanya berada dirumah selama 4 hari saja. Selanjutnya ia kembali ke markas sebagai abdi negara. Walaupun rindu pada istri dan anaknya masih belum pulih, ia tetap bersyukur masih memiliki kesempatan untuk pulang menjumpai mereka.
Terkadang ia merasa takut jika suatu hari nanti tak dapat lagi bertatap muka dengan keduanya. Memikirkannya saja membuat dadanya sesak.
Ia mempercepat laju mobilnya agar segera sampai pada tujuan.
*******
Mahika Maya sedang disibukkan dengan kegiatan nya mencuci pinggan-pinggan kotor. Meski sang Nyonya telah melarang nya karena disini ia hanya dipekerjakan untuk menjadi pengasuh anaknya, ia tetap melakukan apa yang ingin ia lakukan. Ia tidak bisa membiarkan mantan kekasih nya itu terlalu lelah karena pekerjaan rumah.
Ia melakukan semuanya dengan senang hati.Saat ia masih asyik dengan kegiatan nya didapur, fokus nya buyar saat melihat mantan kekasih nya yang hendak mengambil air minum itu berjalan dengan gontai. Sesekali nampak hendak limbung.
Wajahnya sedikit pucat dan beberapa kali memegang punggungnya."Nyonya!!"
Mahika Maya segera menangkap tubuh Padma Lintang yang hampir luruh. "Nyonya duduk saja, biar saya yang ambilkan". Ia menuntun sang Nyonya untuk duduk di kursi.
"Jika anda merasa tidak enak badan, sebaiknya beristirahat lah" ucap Mahika Maya seraya mengambil minum.
"Aku baik-baik saja. Cuma sedikit lelah karena belakangan ini aku terlalu banyak memikirkan hal-hal yang berat" ucap Padma Lintang. Ia memijit keningnya yang terasa pusing. "Terimakasih" ia meneguk air putih yang ia terima dari Mahika Maya.
Mereka berada dalam keheningan selama beberapa saat. Padma Lintang ataupun Mahika Maya tidak ada yang berinisiatif melanjutkan obrolan. Karena itulah suasana pun menjadi canggung.
Meski mereka telah tinggal dalam satu atap yang sama beberapa bulan ini, hal itu tidak juga membuat keduanya saling berbincang satu sama lain. Padma Lintang pun hanya berbicara seperlunya saja. Begitu juga dengan Mahika Maya, ia tidak mau melampaui batas dari posisi yang ia miliki.
"Tolong bantu aku ke kamar, kaki ku lemas sekali" ucap Padma Lintang tetiba.
Dengan sigap Mahika Maya meraih tubuh Padma Lintang yang hendak berdiri.
Mendadak suasana menjadi semakin canggung. Sudah lama sekali mereka tidak sedekat itu.Padma Lintang yang sejak awal membangun dinding diantara mereka, kini ia merasa dinding itu rubuh sedikit demi sedikit.
Ia tidak ingin terlalu dekat dengan Mahika Maya agar perasaan yang ia simpan tidak tumbuh subur.
Namun kali ini ia tidak berdusta, tubuhnya benar-benar lemah sehingga ia butuh bantuan.Mahika Maya mendudukkan sang Nyonya di ranjang. Membantu menata bantal agar perempuan yang lebih muda darinya itu nyaman saat bersandar.
Mahika Maya baru pertama kali ini masuk ke kamar sang Nyonya. Ruangan nya luas dengan ranjang yang besar. Beberapa furniture, foto-foto di dinding, foto-foto di meja, hiasan lainnya dan banyak lagi.
Ia bersyukur perempuan itu hidup dengan penuh kelayakan. Walaupun itu bukan bersama dengan dirinya.
Semua itu membuat nya sadar diri. Ia tidak akan bisa memberikan segala kelayakan itu pada Padma Lintang. Andriyo merawat istrinya dengan begitu baik.Ia pun berkecil hati.
"Duduklah, aku rasa aku butuh pijatan"
"Hah?"
Mendadak ia menjadi bodoh saat mendengar ucapan Padma Lintang.
Mantan kekasih nya itu meminta dirinya untuk memijat?Jantungnya menjadi berdebar kencang. Tiba-tiba ia teringat foto yang tidak sengaja ditemukan oleh Padmaya. Pipinya bersemu merah karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasyKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari