Setelah kepergian Ramayana, Mahika Maya kembali menutup pintu. Ia bergegas duduk disamping Padma Lintang. Gadis itu sejak tadi masih diam. Ia seperti berusaha menahan diri agar tidak marah.
Mengetahui fakta jika kakak dan kekasihnya saling mengenal. Dan bunga yang dibawa oleh Ramayana memunculkan percikan api cemburu dalam hatinya. Rupanya kakaknya sendiri mengincar sang kekasih.Mahika Maya terus menatap kekasihnya dengan cemas. Ia takut gadis ini salah paham. Namun yang ditatap justru tidak mengindahkannya.
Mahika Maya memeluk gadis itu, berkali-kali mengecup bagian pundaknya. Tangannya membelai leher Padma Lintang untuk menyembuhkan rasa kesalnya. Perempuan itu juga mengusap punggungnya agar gadis itu merasa tenang.Perlakuan perlakukan manis dan penuh kasih itu akhirnya mampu meluluhkan Padma Lintang. Gadis itu menyandarkan kepalanya di pundak Mahika Maya. Ia memejamkan mata menetralkan rasa sesak di dadanya.
Mahika Maya melepaskan pelukannya setelah memberikan satu kecupan di telinga Padma Lintang.
Ia menangkup wajah gadis itu agar menatap nya."Jangan salah paham ya? Aku bisa menjelaskan semua ini sejujur jujurnya" ucap Mahika Maya.
Gadis itu mengangguk. Matanya menatap setiap detail wajah kekasihnya. Perempuan ini meski sudah berkepala empat tapi sama sekali tidak terlihat semakin menua. Perempuan ini sangat lah cantik dan masih terlihat muda. Bahkan diwajahnya tidak ada kerutan usia sama sekali.
Perempuan ini memiliki sorot mata yang tajam. Namun akan terlihat penuh dengan cinta saat menatap dirinya. Rahangnya yang tegas membuat nya terlihat berwibawa. Alisnya bergaris rapi. Hidung yang bangir, bulu mata yang lentik, rambutnya hitam legam.
Dan jangan lupakan bibir merah nya yang sedikit tebal. Meski tanpa sapuan gincu pun sudah merah alami. Selalu menggoda untuk dikecup.Mahika Maya juga memiliki kulit kuning langsat yang begitu bersih dan halus. Tentu saja Padma Lintang tahu karena ia pernah menjelajahi seluruh nya. Jemari tangan nya pun lentik yang begitu pas dalam genggaman.
(Mahika Maya)
"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan kamasmu. Mungkin dia memang menyukai ku, tapi yang aku cintai hanya kamu seorang. Tidak ada satupun yang bisa menggantikan posisi mu dihatiku. Hanya kamu yang akan selalu aku cintai sampai akhir hayat ku" perempuan itu sebisa mungkin meyakinkan kekasihnya. Bahwa apa yang ia katakan adalah kebenaran.
Padma Lintang merasa terenyuh mendengar ucapan Mahika Maya. Perempuan itu terlihat begitu tulus dan penuh kejujuran dalam kalimat nya. Bagaimana bisa ia merasa ragu hanya karena melihat Kakak laki-laki nya memberikan bunga dan menyatakan perasaannya. Meski ia cemburu, seharusnya ia tetap percaya.
"Aku tidak masalah jika pun aku harus bersaing dengan orang lain. Aku tidak takut meski orang lain berusaha menggoyahkan hubungan kita.
Tapi sekarang, aku harus berhadapan dengan kamasku sendiri. Dan kakak tahu betul seperti apa perangai nya. Meski aku tidak dekat dengannya, tapi aku tahu Mas Rama selalu melakukan cara apapun demi bisa mendapatkan apa yang diinginkan" ucap Padma Lintang."Melakukan cara apapun? Apa maksudnya?" Mahika Maya tidak mengerti.
"Dulu saat aku masih berumur 5 tahun. Ketika aku belum dibawa Eyang Putri ke ibukota. Mas Rama pernah mendorong ku sampai aku jatuh dan terluka. Dia berusaha merebut uang saku yang aku terima dari Eyang Putri. Dia iri karena uang saku yang aku terima jauh lebih banyak daripada yang dia terima. Dia mengancam ku untuk tidak melapor pada Bapak ataupun Ibu. Makanya hingga saat ini, saat kami sama sama sudah dewasa, Bapak dan Ibu tidak pernah tahu apa yang terjadi sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau aku terluka karena terjatuh" Padma Lintang menghela nafas sejenak.
"Kata Ibu dia sangat nakal. Tapi Bapak tidak pernah memarahi nya. Bapak selalu menyuruh aku dan Mbak Nana mengalah meski sebenarnya kami adalah adik adiknya.
Bahkan jika Bapak tahu Ibu memarahi Mas Rama, Ibu akan kena marah Bapak. Bapak tidak suka jika Mas Rama dimarahi.
Bapak sangat menyayangi Mas Rama karena dia adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga. Apapun yang Mas Rama minta pasti akan dituruti Bapak. Sampai terkadang aku dan Mbak Nana berpikir jika Bapak selalu pilih kasih" imbuhnya.Mahika Maya mengusap punggung kekasihnya agar merasa tenang. Ia dapat melihat pandangan sendu dari gadis itu. Padma Lintang pasti merasa sedih dengan kenangan nya dulu. Rupanya Ramayana sudah keterlaluan sejak dini.
"Mungkin Ramayana menjadi orang yang keterlaluan karena Bapak kamu yang selalu memanjakan dia. Makanya dia menjadi semena mena karena merasa bisa mendapatkan apapun" ucap Mahika Maya.
"Benar. Aku juga tidak menyangka jika sifat buruk nya masih ada hingga sekarang. Dan aku tidak terima saat Mas Rama menyakiti kakak tadi. Berani beraninya menganggu kekasihku" suara gadis itu menggebu-gebu.
Mahika Maya tersenyum. Ia merasa tersanjung dengan sikap Padma Lintang. Gadis ini cemburu karena hal tadi. Ia merasa dicintai.
Melihat Mahika Maya yang tersenyum, Padma Lintang pun merasa heran."Kakak kenapa senyum senyum? Apa ada yang salah dengan kata-kata ku?" Tanya Padma Lintang.
"Aku senang ketika kamu cemburu dan posesif begini. Itu artinya kamu cinta sama aku" ucap Mahika Maya.
"Tentu saja aku cinta sama kakak. Dan siapa yang tidak cemburu melihat kekasihnya mendapat pernyataan cinta dari orang lain? Aku tidak akan membiarkan siapapun merebut kakak dari ku. Sekalipun itu kamasku sendiri" ucap Padma Lintang yakin.
Mahika Maya meraih tubuh Padma Lintang untuk ia dekap. Ia memeluk erat gadis itu. Menciumi lehernya dengan mesra.
Padma Lintang pun tak kalah erat memeluk perempuan itu. Ia merasa gemas dengan Mahika Maya kalau sudah manja begini. Kalau istilah yang sering ia pakai saat di Jakarta itu artinya bucin."Aku sangat mencintai mu sayang, jangan pernah tinggalkan aku" bisik Mahika Maya di telinga Padma Lintang.
"Aku tidak akan kemana-mana" balasnya.
BERSAMBUNG
typo dikit gk ngaruh, thanks buat yg masih setia.
Thanks jg buat yg marathon setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasyKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari