Rumah Padma Lintang penuh dengan para pelayat, keluarga besar dari nya juga keluarga besar Andriyo.
Jenazah Andriyo sudah dikebumikan. Yang tersisa hanya kesedihan. Terutama dari sang istri.Yang lebih menyedihkan adalah setelah kematian Andriyo, rumor yang entah darimana datangnya langsung menyebar. Rumor itu mengatakan jika Andriyo meninggal karena kecelakaan parah setelah ia bertengkar dengan istrinya. Rumor itu menyebutkan bahwa mereka bertengkar karena sang istri ketahuan berselingkuh.
Tentu saja hal itu membuat kedua orang tua Andriyo mengamuk. Mereka mencela dan mencaci maki Padma Lintang tanpa hati, bahkan itu dilakukan didepan banyak orang.
Padma Lintang tidak membantah apa pun. Ia hanya bisa menangis dan terus diam. Karena memang rumor itu tidak sepenuhnya salah.
Ia tidak pernah jujur tentang Mahika Maya pada suaminya. Sehingga mereka bertengkar sebelum kecelakaan yang menimpa Andriyo terjadi.Selama keluarga Padma Lintang berada disana, Mahika Maya menyembunyikan wajahnya dengan mengenakan masker. Walau pun orang-orang bertanya tanya namun mereka memilih acuh. Kecuali satu orang.
Narwastu Abhinawa.
Matanya sangat jeli. Sehingga tidak perlu bertanya pada siapa pun, ia mengetahui perempuan yang bekerja dirumah ini dengan jelas.
Perempuan 36 tahun itu melihat Mahika Maya didapur dan berniat menghampirinya.
"Kalendra bermain dulu dengan Padmaya ya, Ibu mau kedapur" ucap Narwastu pada anak laki-lakinya, Kalendra Bena.
"Siap Bu!" Anak laki-laki itu berlari meninggalkan ibunya.
Perempuan yang berprofesi sebagai dokter itu melangkah kedapur menghampiri Mahika Maya dengan wajah datar.
"Sudah berapa lama kamu bekerja disini?"
Pertanyaan yang tiba-tiba itu membuat Mahika Maya seketika menoleh. Ia melihat Narwastu yang menatapnya dengan tajam. Ia hanya khawatir jika perempuan itu mengetahui kedoknya.
"Hampir satu tahun, Nyonya" jawab Mahika Maya.
"Hampir satu tahun .. kalau begitu, apakah kamu tahu adikku berselingkuh dengan siapa? Mengapa banyak orang yang menuduh nya seperti itu?"
"Nyonya Padma Lintang tidak pernah berselingkuh. Orang-orang hanya menyebar fitnah"
"Baguslah kalau dia memang tidak berselingkuh. Aku justru lebih takut jika dia diam-diam berselingkuh dengan orang yang bekerja dirumahnya"
"Hanya ada saya dan Cak Wawan disini, Nyonya"
"Tentu saja bukan Cak Wawan"
Mahika Maya terdiam sejenak. Sebenarnya ia cukup memahami arah pembicaraan Narwastu. Tapi ia takut menyimpulkan.
"Sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu. Aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi dirumah adikku. Dan bahkan kamu bekerja disini"
"Saya tidak mengerti maksud anda, Nyonya"
Narwastu tersenyum sinis. Perempuan itu berpikir jika ia bodoh?
"Janda ledhek dusun Gantoeng. Aku tahu itu kamu, Mahika Maya"
Tangannya yang sejak tadi sibuk mencuci pinggan pinggan, seketika terhenti saat mendengar ucapan itu.
"Orang lain mungkin bisa kamu kelabui. Tapi aku tidak sebodoh itu, Mahika Maya" ucapannya penuh penekanan.
"Aku lebih percaya jika adikku berselingkuh dengan mu daripada orang lain" Narwastu melanjutkan ucapannya.
"Kami tidak berselingkuh. Kami juga sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Tolong jangan salah paham. Saya disini hanya untuk bekerja"
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasiKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari