RAJAH

4.5K 481 58
                                    

Keluarga paling kaya di daerah itu terkejut karena lagi lagi putri bungsunya pingsan sejak malam hari. Ditemukan tergeletak dilantai pada pagi harinya. Mereka curiga karena tidak biasanya anak itu masih tidur disaat matahari telah terbit. Hingga pada akhirnya mereka menemukan gadis itu lagi lagi pingsan.

"Kamu sebenarnya kenapa nak? Sudah dua kali kamu pingsan sejak malam. Pagi pagi sudah tidak sadarkan diri. Jangan buat kami khawatir" ucap ibunya Lintang terisak saat melihat anak bungsu nya kini lemah tak berdaya. Ia sudah dipindahkan ke ranjang.

Narwastu mencoba untuk memeriksa adiknya. Beberapa kali ia terlihat mengerutkan keningnya. Ia sedikit kebingungan karena tiba-tiba suhu tubuh Lintang langsung naik. Badannya sangat panas, padahal sebelum ia mengambil stetoskop tadi suhunya masih normal.

"Lintang demam Bu" ucap perempuan itu.

"Kalau begitu kamu harus segera kasih obat, Ibu tidak mau adikmu kenapa-kenapa" ucap ibunya.



Padma Lintang yang belum sadarkan diri itu kini sendirian di kamarnya. Ibunya mengurus kebutuhan sehari-hari, kakaknya pergi ke klinik, dan ayahnya seperti biasa, pergi ke pertanian.

Tepat pukul 9 pagi, kelopak mata gadis itu nampak bergerak. Bibirnya juga sedikit bergetar layaknya orang yang hendak bicara. Ia terlihat sangat gelisah.

"Mahika.... Maya..."

Ucapannya begitu lirih, bahkan matanya masih terpejam. Wajah nya yang dipenuhi kegelisahan itu sangat pucat.

"Mahika ... Maya...." Lagi lagi gadis itu menyebut nama seorang ledhek  yang juga seorang janda dari dusun sebelah.

Padma Lintang, gadis itu terus menyebut nama janda itu berulang ulang tanpa sadar.

*****

Setelah dua hari demam tinggi, keadaan Padma Lintang pun berangsur angsur membaik. Ia juga sudah kembali berkuliah meski sebenarnya masih dilarang oleh orang tuanya karena belum sembuh sepenuhnya. Tapi ia meyakinkan bahwa dirinya sudah membaik.

Namun ada yang berbeda dari Lintang. Sejak pingsan yang kedua kalinya, gadis itu menjadi lebih banyak diam. Bukan diam layaknya orang yang malas berbicara, tapi diam layaknya orang yang linglung, seperti kehilangan 50 persen akalnya.
Terkadang ia merasa gelisah yang amat sangat. Rasa gelisah itu juga selalu datang saat ia tidur. Sehingga ia menjadi jarang memiliki waktu tidur yang cukup.

Bahkan tak jarang juga ia selalu tidak menyimak obrolan atau pertanyaan dari orang lain. Ia sering melamun dan akan kelabakan saat seseorang menyadarkan nya.

Tapi tahu kah? Apa yang dipikirkan Lintang hingga selalu melamun?
Disaat saat seperti itu, wajah seseorang yang ia kenali sering muncul begitu saja dalam benaknya. Tersenyum dan seolah memanggil manggil namanya untuk mendekat. Ia juga tidak tahu mengapa ia jadi sering memikirkan perempuan itu. Ia sama sekali tidak tahu alasan apakah yang membuat dirinya selalu membayangkan perempuan itu di setiap saatnya. Ia benar benar tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya.

Dan hal aneh yang juga ia rasakan adalah, setiap kali ia melewati rumah janda kembang itu, ia pasti akan berhenti disana untuk sekedar memandanginya.
Rasanya seperti ada dorongan kuat yang menyebabkan ia melakukan hal itu.
Ia selalu berhenti di tepi jalan untuk memandangi rumah perempuan penari itu. Tapi saat perempuan itu keluar ataupun menangkap basah dirinya, Padma Lintang justru akan langsung pergi begitu saja.
Ia hanya memperhatikan secara diam-diam.

Apakah mungkin ini semua adalah efek dari ilmu Lintrik itu? Apa mungkin guna-guna itu berhasil? Tapi setidaknya, gadis itu masih mempunyai kesadaran dan kendali atas dirinya sendiri. Ia selalu mencoba menepis semua keanehan itu karena menyadari ada suatu hal yang tidak beres tengah bergolak dalam jiwanya.

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang