"bintang kecil hari ini sekolah nya sama Cak Wawan dulu ya. Mama kamu sedang sakit, tidak baik kalau ditinggal sendiri dirumah"
Mahika Maya berucap sembari menyuapi gadis kecil itu dengan menu sarapan nya.
"Jadi biar Bibi menjaga mama kamu. Kasihan kalau sendirian" lanjutnya.
"Iya, tidak apa-apa kok. Yang penting mama bisa cepat sembuh" gadis kecil itu menjawab dengan semangat.
"Ya sudah, sekarang dihabiskan makannya, nanti terlambat sampai sekolah" ucapan Mahika Maya diangguki oleh Padmaya.
Padmaya lebih dulu masuk ke kamar Mahika Maya untuk menemui Ibunya. Wajahnya yang tadi ceria menjadi murung saat melihat sang Ibu masih tertidur.
Mahika Maya yang melihatnya pun kini berlutut untuk mensejajarkan tingginya."Kok tiba-tiba murung?" Tanya perempuan itu.
"Aku mau pamit ke sekolah, tapi mama masih tidur" jawabnya dengan wajah cemberut.
Mahika tersenyum seraya mengusap kepala gadis mungil didepannya. "Mama kamu kan lagi sakit, jadi harus banyak-banyak istirahat. Doakan saja supaya nanti waktu bintang kecil pulang, mama sudah sembuh" ucap Mahika Maya menenangkan.
Balita cantik itu mengangguk mengerti.
"Ayo berangkat sekarang. Bibi antar kedepan"
Bukannya merespon ucapan sang bibi, Padmaya justru berlari menghampiri Ibunya lalu mencium pipi pucat itu.
Mahika Maya yang melihatnya pun seketika tertegun."Mama, aku ke sekolah dulu ya. Semoga mama cepat sembuh"
Setelah mengucapkan itu, Padmaya meraih tangan sang Bibi dan berjalan keluar.
******
Dokter yang memeriksa Padma Lintang baru saja keluar setelah diantar oleh Mahika Maya kedepan.
Setelah kepergian dokter itu, ia kembali ke kamar."Nyonya!"
Dengan tergesa-gesa ia berlari menghampiri saat melihat sang Nyonya berusaha untuk bangun dari tidurnya. Ia memegang kepalanya yang masih terasa nyeri.
"Anda masih sakit, sebaiknya berbaring saja" ucap Mahika Maya khawatir. Ia membantu Padma Lintang untuk kembali berbaring namun perempuan itu menolak. Ia lebih memilih untuk duduk bersandar.
"Saya sudah masak bubur untuk anda. Sekarang saya ambilkan ya, agar anda bisa minum obat" Mahika Maya memberi saran.
Padma Lintang mengangguk. "Kalau begitu tolong bantu aku ke kamar mandi, aku ingin cuci muka"
Dengan sigap perempuan 47 tahun itu membantu sang Nyonya untuk bangkit. Ia melingkarkan tangan Padma Lintang dipundaknya. Lalu ia sendiri merangkul tubuh Padma Lintang. Tidak terlalu sulit karena perempuan yang lebih muda darinya itu memiliki postur tubuh yang lebih tinggi darinya. Ia hanya perlu berhati-hati agar mantan kekasih nya itu tidak terluka.
Tidak ada rasa canggung diantara keduanya. Situasi memaksa mereka untuk lebih dekat satu sama lain.
"Apa perlu saya bantu?" Mahika Maya menawarkan diri. Ia khawatir padanya.
"Tidak usah. Aku bisa sendiri. Kak Maya tunggu saja disitu. Pintunya tidak usah ditutup" jawab Padma Lintang.
Mahika Maya pun menunggu didepan pintu. Ia berdiri membelakangi sang Nyonya agar ia tidak bisa melihat aktivitas mantan kekasih nya itu didalam kamar mandi.
Tak lama kemudian Padma Lintang memanggil nya, pertanda ia telah selesai dengan aktifitas nya.
Mahika Maya kemudian memapahnya kembali ke ranjang.
Ranjang yang biasa ia tiduri kini menjadi tempat ternyaman untuk sang Nyonya beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasíaKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari