SIAPA YANG MEMBAWA NYA PERGI?

2.5K 267 3
                                    

Terdengar suara riuh dari sebuah dusun. Suara gamelan bertalu-talu. Orang orang yang menonton para penari diatas panggung pun ikut berjoget.

Kerumunan penonton larut dalam sebuah acara Tayuban. Tua, muda, laki-laki, perempuan, bahkan anak-anak. Semuanya berbaur menjadi satu dalam acara tersebut.

Sementara ditepi jalan, banyak sekali para pedagang kaki lima ataupun asongan tumpah ruah mencari rezeki untuk orang rumah. Biasanya mereka tidak terlihat berjualan hingga ke dusun dusun. Mereka hanya datang saat ada acara tertentu saja.
Bahkan orang-orang yang biasanya tidak berdagang pun kalau ada acara kesenian dan sejenisnya akan ikut berjualan. Hitung-hitung menambah penghasilan.

Seorang gadis berjalan diantara hiruk-pikuk ditempat itu. Sesekali harus berhenti berjalan karena orang yang berduyun-duyun. Tempat itu sangat ramai.
Ia bahkan sempat melihat seorang anak laki-laki yang dijewer telinga nya oleh sang Ibu karena merengek minta dibelikan pistol air.
Ada juga seorang Ibu muda yang sedang mengelap baju anak balitanya yang terkena tumpahan es dung dung. Bisa bisanya anak sekecil itu diberikan es.
Bahkan ia juga melihat seorang perempuan yang mencuri curi waktu untuk bisa menyusui bayinya, dadanya hanya ditutupi kain jarik  agar kegiatan nya tersebut tidak terlihat orang. Bisa bisanya menyusui bayi ditempat umum. Gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Geblek nduk"  seorang perempuan tua menawarkan dagangannya.

"Mboten Mbah, matursuwun"
(Tidak Mbah, terimakasih)    gadis itu menolak.

(Geblek itu salah satu makanan tradisional. Hampir mirip dengan cireng kalau di daerah Sunda. Namun rasanya sedikit berbeda. Terkadang Geblek juga bisa berbahan dasar ketela)

Gadis itu berjalan didepan beberapa orang orang sepuh yang duduk ditepi jalan. Para laki-laki tua bangka yang mungkin saja ingin ikut menyawer. Karena mereka sama-sama sedang menghitung uang pecahan lima ribu yang bahkan sudah lusuh.

"Klamit nggih"
(Permisi ya)  ucapnya.

"Monggo monggo"
(Silahkan) 

Dengan sedikit kesusahan untuk mencari celah diantara penonton yang berjubel, gadis itu tidak menyerah agar bisa sampai didepan. Tidak peduli meski banyak orang yang protes karena ia memaksa maju.

Tentu saja acara ini sangat ramai. Apalagi diadakan selama 7 hari 7 malam untuk merayakan dirgahayu kecamatan setempat. Ada banyak kesenian daerah yang turut menyemarakkan acara. Ada Tayuban, Jathilan, Topeng Ireng, Gedruk, Ndolalak, Campursari, Brodut.
Sore ini ada Tayuban, nanti malam akan ada Wayang Kulit. Besok ada organ tunggal dan masih banyak lagi hingga 7 hari kedepan. Dan pada puncak nya nanti akan didatangkan Kesenian Reog langsung dari Ponorogo Jawa Timur.
Waktunya masyarakat setempat dan sekitarnya bersenang senang.

Gadis itu kini sudah berada dalam kerumunan para penonton. Ia tersenyum melihat kekasihnya menari dengan gemulai diatas panggung. Tapi sayangnya sang penari belum menyadari keberadaannya.

Matanya tak lepas memandang pada kekasihnya. Ia bahkan tak melihat pada yang lain. Kekasih nya terlalu cantik dan paling cantik daripada para penari yang lain.

Perempuan penari itu mengenakan kemben berwarna ungu, kain jarik sebagai bawahan, sampur berwarna kuning menggantung di lehernya. Rambutnya yang disanggul dihiasi oleh perhiasan berwarna emas.
Tak lupa wajahnya yang cantik semakin cantik oleh polesan make up yang pas.

Perempuan penari itu terkejut saat mendapati kekasihnya mengedipkan matanya dari kerumunan penonton. Namun kemudian ia tersenyum manis pada gadis itu. Tidak menyangka bahwa ia benar-benar datang.

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang