SEMAR KUNING

5.5K 549 59
                                    


Nyala lampu motor terlihat dari kejauhan. Melaju kencang di sepanjang jalan. Anak anak yang baru pulang mengaji di Masjid seketika menyebar ke kanan kiri saat motor itu lewat. Untung nya tidak ada dari mereka yang tertabrak, bisa runyam urusan nya nanti.
Walaupun beberapa orang yang nongkrong di warung kopi merasa kesal dengan aksi kebut-kebutan itu. Padahal niatnya mereka mau bersantai selepas sholat Maghrib.

Motor tersebut pada akhirnya mengarahkan laju nya ke sebuah rumah yang sangat besar dan lebih mewah dibandingkan rumah para warga. Halaman nya luas penuh dengan tanaman bunga dan sejenisnya.

Seseorang turun dari motor dengan tergesa-gesa, oh tidak, lebih tepatnya ketakutan, bahkan motor itu sampai ambruk. Tapi ia tidak mempedulikan motornya yang terkapar, ia berlari masuk kerumahnya.

Brakkk!!!!!

Orang orang yang ada didalam dibuat kaget bukan kepalang mendengar pintu yang terbuka dengan kencang. Mereka menoleh dan mendapati salah satu anggota keluarga nya terjatuh ke lantai.

"Astaga Lintang!! Masuk kerumah itu tidak perlu lari-lari. Jatuh kan jadinya!" Teriak sang ibu.

Juragan Abhinawa yang sedang menonton televisi pun terkekeh melihat anak bungsu nya terjatuh dilantai. Ia mengira Lintang sedang bercanda. Suami istri itu kembali fokus ke televisi, tapi tidak dengan Narwastu, matanya menatap meneliti kearah adiknya.
Ia melihat tangan Lintang yang gemetar, ah tidak, tapi seluruh tubuhnya memang gemetar, bahkan dia masih belum bangun dari jatuhnya. Pandangan nya terlihat kosong.

"Pak, Bu. Lintang kenapa?" Teriak Narwastu. Ia mulai panik.

Juragan Abhinawa dan istrinya langsung menatap anak bungsunya. Disitulah mereka baru menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada Lintang. Keduanya berlari mendekat. Meraih tubuh Lintang untuk menenangkan nya. Bahkan wajah gadis itu sudah pucat pasi.

"Lintang! Lintang kamu kenapa?" Ayahnya berseru.

Sang ibu sudah merasa panik. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Lintang. Ia juga berkali-kali bertanya ada apa, namun gadis itu masih diam.

Satu satunya kata yang keluar dari mulutnya hanyalah kata "HANTU"

_

(FLASHBACK ON)

Makhluk tinggi besar yang muncul dirumah Mahika Maya itu perlahan menghilang seperti dibawa hembusan angin. Pintu yang terbuka lebar itu kini kembali tertutup dengan sendirinya.

Suasana menyeramkan itu berangsur-angsur pulih ke sedia. Namun tidak lantas membuat Padma Lintang baik baik saja. Ia masih gemetar ketakutan dalam pelukan seorang janda kembang.

Mahika Maya memeluk gadis itu dengan lembut dan penuh perasaan. Sebisa mungkin ia ingin membuat gadis ini merasa nyaman. Bibirnya mengulas senyum. Masih tidak percaya jika gadis yang di damba dambanya kini berada dalam rengkuhan. Menyurukkan wajah ke dadanya mencari perlindungan.

Perempuan dewasa itu mengusap usap punggung Lintang memberikan ketenangan. Sesekali ia mengusap rambutnya dengan lembut. Namun semakin lama ia jadi semakin terbuai dan lupa diri. Ia mencium kepala Lintang dengan penuh kasih.

"Jangan takut, sosok itu sudah pergi. Kamu sudah aman sekarang" bisiknya lembut ditelinga Lintang.

Mendengar ucapan itu, Padma Lintang perlahan melepas pelukannya. Namun tidak dapat dipungkiri jika wajahnya memperlihatkan bahwa ia masih dilanda rasa takut. Pucat pasi dan ada airmata yang menggenang.

"Sa-saya pulang sekarang" ucapnya dengan suara bergetar.

"Kamu masih syok. Tenangkan dulu diri kamu disini" Mahika Maya menawarkan.

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang