SERPIHAN KACA DIANTARA DUKA

2.3K 298 10
                                    

Di kediaman keluarga Abhinawa, Minggu pagi yang cerah.

Di taman rumah yang berada di belakang. Ada beberapa kursi dan meja yang bercat putih. Disampingnya ada air mancur yang langsung jatuh ke kolam ikan.
Agak jauh dekat dengan pagar tembok yang dihiasi tanaman sulur, ada seorang tukang kebun tengah sibuk menyapu.

Di kursi taman tadi, Padma Lintang duduk sembari menopang kepalanya di meja dengan mata terpejam. Didepannya ada laptop yang masih menyala.
Ia pusing, ia baru tahu kalau sudah sangat lama ia tidak lagi kuliah. Teman teman nya banyak yang datang menjenguk. Menanyakan tentang kesembuhan nya. Ia bingung. Kapan ia sakit?

Ia lebih pusing lagi saat beberapa hari ini kelebat kelebat bayangan aneh sering muncul. Siluet seorang perempuan yang tidak jelas wajahnya. Namun ia sangat yakin jika itu adalah seorang perempuan.

Ingatan ingatan itu memperlihatkan dirinya bersama seorang perempuan yang begitu akrab. Tidak tidak, tidak hanya akrab, melainkan lebih kepada 'intim'.
Selayaknya sepasang kekasih, ia dan perempuan itu memiliki banyak sekali momen kebersamaan. Berbagai momen dari yang biasa saja hingga yang lebih parahnya adalah, 'zina'.

Gadis itu menepuk kepalanya dengan kesal. Ia merasa hampir gila karena ingatan ingatan aneh itu semakin sering bermunculan.
Tapi masalahnya, sampai sekarang ia masih belum mengetahui siapa perempuan itu.

'tidak mungkin aku seperti itu! Mana mungkin aku berhubungan dengan seorang perempuan!'

Tak lama kemudian, Padma Lintang menoleh saat mendengar langkah kaki mendekat.
Dilihatnya sang kakak berjalan kearahnya. Perempuan itu berpenampilan lebih santai kalau dirumah.

"Kamu kenapa Lintang? Kok murung?" Tanya Narwastu. Ia sudah duduk di kursi di samping adiknya.

"Cuma pusing saja Mbak. Banyak yang aku pikirkan. Ada banyak hal janggal yang aku rasakan" jawab Padma Lintang.

"Hal janggal apa?" Sebenarnya Narwastu mulai mengerti. Ia juga ingat ucapan Kyai Fanani saat proses penyembuhan adiknya beberapa hari yang lalu. Kyai itu bilang, mungkin adiknya tidak bisa mengingat apa saja yang terjadi selama dalam pengaruh ilmu pengasihan. Tapi bisa saja sewaktu-waktu ingatan itu akan muncul.

"Banyak Mbak. Banyak sekali. Aku sampai pusing mikirin itu semua.
Oh iya, kemarin sore aku bertemu Mahika Maya" ucapan Padma Lintang membuat Narwastu terkejut.

"Mahika Maya?" Narwastu mengulang.

"Iya, penari Tayub dari dusun Gantoeng" jawabnya.

"Kamu kenal dia, Lintang?" Tanya kakaknya.

"Tidak. Cuma sekedar tahu orang nya saja" jawabnya.

Jika gadis ini tidak mengenalnya, artinya ia belum mengingat apapun. 'haruskah aku memberitahukan nya?' pikir Narwastu.

"Tiba-tiba dia memelukku sambil menangis. Mengajakku pulang bersamanya. Dia sangat sedih. Tapi aku tidak mengerti apapun"

Gadis itu termenung menerawang langit. Pikirannya melayang pada hari dimana ia bertemu Mahika Maya senja itu.
Setelah sampai kerumah. Ia menjadi sering memikirkan janda itu. Apa yang sebenarnya terjadi hingga perempuan itu begitu sedih saat memeluknya?

"Aku ingin memberitahukan sesuatu padamu. Tunggu sebentar" ucap Narwastu lalu berlari kecil masuk kerumah.

Padma Lintang yang melihat kepergian nya hanya mengendikkan bahu.

******

Di ranjang nya, Padma Lintang berbaring dengan mata tertutup. Walaupun sebenarnya ia tidaklah tidur.
Apa yang diperlihatkan oleh kakaknya pagi tadi seakan membantu dirinya menyusun keping demi keping kejanggalan yang mengganggunya.

Sesungguhnya ia tidak ingin mempercayai nya, karena memang sulit untuk dipercaya. Tapi nyatanya, semua pembuktian ada didepannya. Ia dapat melihatnya dengan sangat jelas.

Pagi tadi, kakaknya menyerahkan ponsel miliknya yang sudah cukup lama berada pada ditangannya.
Narwastu membuka bagian galeri. Memperlihatkan banyak sekali foto yang pada akhirnya membuat ia terhenyak.

Gadis itu bangun dari pembaringan. Meraih ponselnya untuk kembali melihat galeri foto nya.
Foto foto yang membantu menyingkap tabir misteri.

Ia memperhatikan satu per satu foto ia bersama Mahika Maya. Banyak sekali momen kebersamaan ia bersama perempuan itu. Terlihat begitu mesra dan saling menyayangi. Foto saling memeluk dan saling mencium. Orang-orang pun akan tahu foto seperti ini adalah foto pasangan kekasih.

Jarinya kembali bergerak ke bagian video. Rupanya disana pun ada kenangan ia bersama Mahika Maya. Dan yang paling mencolok adalah sebuah video saat mereka berada di sebuah telaga.
Duduk diatas batu, hanya berdua.

"Kekasihku sangat cantik. Satu-satunya perempuan paling cantik di dunia ini, dan satu-satunya yang aku cintai"

Dengan senyum merekah Mahika Maya mengatakan nya didepan kamera. Sementara ia memeluknya dari belakang. Menyandarkan dagunya di pundak kiri perempuan itu.
Sama-sama dengan keadaan tubuh yang setengah telanjang. Dan basah oleh air telaga.

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Mahika Maya menerima ciuman mesra di kepalanya.
Ya, ia melihat dirinya sendiri mencium perempuan itu.

Padma Lintang melempar ponselnya. Ia menangis sejadi jadinya. Meremas rambutnya dan memukuli dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia melakukan semua ini?

"Aaarggghhhh!!!!"


Bu Abhinawa dan Narwastu mendengar teriakan itu dari lantai bawah. Mereka berlari cepat kearah kamar Padma Lintang. Khawatir terjadi hal yang tidak-tidak padanya.

*****

Tepat satu bulan setelah proses pengobatan Padma Lintang. Satu per satu kelebat kelebat bayangan itu mulai terkuak.
Wajah perempuan yang awalnya tidak terlihat jelas kini mulai menunjukkan jati diri nya. Kini Padma Lintang bisa dengan jelas melihat wajah perempuan itu.
Mahika Maya, benar benar Mahika Maya.

"Satu tahun lebih kamu berpacaran dengan Mahika Maya. Kamu tinggal bersama dirumah nya. Kamu berubah dan mendurhakai keluarga kamu sendiri. Kamu rela hidup susah karena kamu sangat tergila-gila padanya.
Awalnya kami sangat kecewa dengan kelakuan kamu Lintang. Tapi pada akhirnya semuanya terkuak. Cinta kamu yang tidak wajar pada Mahika Maya rupanya diluar kendali kamu. Dia menanamkan ilmu pengasihan dalam diri kamu, agar kamu jatuh cinta kepadanya"

Kata-kata dari ibunya terus terngiang dalam benaknya. Ya, ia sudah mengingat semuanya.
Kejanggalan kejanggalan yang ia alami disebabkan oleh perempuan itu.

'aku tidak menyangka kenapa ia tega melakukan ini padaku. Sementara kami bukanlah orang yang saling mengenal'

*******

Di dalam kamarnya yang terasa sunyi, senyap dan lengang. Perempuan janda ledhek itu berbaring diatas ranjang nya dengan tubuh meringkuk. Wajahnya sembab karena ia terlalu banyak menangis.
Menangisi seseorang yang mungkin kini tidak lagi peduli. Tiada belas kasih untuk segala kecurangan yang ia taburkan.

Ia mendekap erat pakaian milik Padma Lintang yang masih berada dirumahnya. Menciuminya berkali kali. Menghirup aroma tubuh nya yang tiada pernah ia lupakan.
Bahkan di ranjang ini, bau tubuh gadis itu masih tertinggal. Tapi sekarang ranjang ini terasa dingin. Tidak ada lagi kekasihnya berbaring disana. Memeluk nya dalam dekapan nya menenangkan.
Kini, ia hanya mendekap kesunyian. Dingin, perih, mencabik relung-relung yang kesepian.

Tidak ada lagi yang berbagi cerita. Dan pada siapa ia harus bercerita?
Ingin sekali rasanya ia mengadukan kesakitan yang tiada terkira ini. Tapi luka ini, dari gadis itu juga datang nya.

'aku sangat merindukan kamu.... Ini sakit sekali sayang.....'

BERSAMBUNG

jgn coba coba jiplak tulisan gw, atau gw kirimin lu api terbang

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang