"Saya Maya"Wanita dewasa itu menyebutkan namanya secara singkat. Ia menyebutkan namanya sesaat setelah Padma Lintang membuang pandangan dari nya. Ia menyadari suaranya sendiri yang terasa bergetar.
Andriyo Jamiat terlihat mengerutkan alisnya saat mendengar nama itu. Maya? Ia memiliki kebencian tersendiri pada seseorang yang memiliki nama seperti itu. Orang yang pernah merebut istrinya dulu juga bernama Maya.
Mahika Maya menyadari sesuatu pada laki-laki muda didepannya. Membuat otaknya kembali bekerja. "Maya... Danastri" lanjutnya.
'Maya Danastri?'
Padma Lintang melirik sekilas pada Mahika Maya. Ia tidak tahu apa maksud wanita itu, mengapa ia harus memalsukan nama lengkapnya?
"Jadi Mbak Maya darimana asalnya?" Andriyo bertanya.
"Wonosobo" wanita itu menjawabnya singkat.
"Wonosobo?" Andriyo mengulang.
"Jawa Tengah" lanjut Mahika Maya.
Andriyo dan Cak Wawan manggut-manggut mendengarnya. Sementara Padma Lintang hanya diam tanpa merespon apapun. Ia tidak tahu mengapa lagi-lagi mantan kekasihnya itu harus berbohong.
"Istri saya juga berasal dari daerah sana. Kota tetangga" ucap Andriyo. Ia menoleh pada istrinya sembari menyunggingkan senyum. Ia masih merangkul pundaknya.
Sejujurnya Mahika Maya membenci pemandangan itu. Rasa cemburu itu selalu ada setiap kali mengingat bahwa gadis muda yang telah mencuri seluruh isi hati nya sudah dimiliki orang lain. Namun sekarang ia tak bisa lagi berbuat apa-apa. Bukankah ia sudah berjanji untuk terus belajar menerima kenyataan?
Padma Lintang menyadari tatapan sendu Mahika Maya saat pandangan nya tak sengaja bertemu dengan sang mantan.
Luka itu,
Ia masih dapat melihatnya melalui tatapan matanya.Padma Lintang melepas rangkulan suaminya. "Kamu saja yang urus. Aku mau ke atas dulu. Pekerjaan ku masih banyak" ucapnya.
Tanpa menunggu jawaban suaminya, ia berlalu pergi begitu saja.
Ia mendadak merasa sesak. Seolah tempat itu diselimuti oleh asap beracun.Mahika Maya memandang kepergian mantan kekasih nya. Ia hanya bisa menatap punggung nya yang kini sudah sepenuhnya hilang dibalik tangga.
(Padma Lintang POV)
Aku berjalan cepat menuju kamar. Aku membuka pintu dengan kencang.
Tubuh ini terasa lemah seketika. Aku menyandarkan tubuhku di dinding berwarna putihAku menyentuh dadaku. Sesuatu yang terasa begitu menyesakkan timbul didalam sini. Begitu nyeri dan ngilu.
Aku memejamkan mata ku saat ku sadari airmata telah berjatuhan.
Mengapa aku harus menangis? 5 tahun aku selalu berusaha untuk tidak menangis karena semua kenangan memilukan ini. Aku selalu menyibukkan diriku dengan banyak urusan. Semata-mata agar aku tidak teringat tentangnya. Tapi biar sekeras apapun usahaku, terkadang aku masih saja kalah.Tapi lihatlah, Tuhan mempertemukan kami berdua kembali. Skenario apalagi yang tertulis dalam lembaran lembaran kehidupan ini?
Setelah sekian tahun kami berpisah dan tak pernah bersua, ia tiba-tiba muncul didalam keluarga kecilku.Tidak ada yang berubah sama sekali dari dirinya. Ia masih sama seperti saat terakhir kali aku melihatnya 5 tahun yang lalu.
Wajah itu masih tetap cantik walau waktu berlalu dan bergulir. Ah, kira kira berapa usia nya sekarang?
47 tahun? Mengapa waktu berlalu begitu cepat?Tidak ada yang berubah darinya. Hanya saja rambutnya yang dulu sepanjang atas pinggul, kini ia pangkas sedikit lebih pendek.
Wajahnya tetap cantik, tapi aku seolah menemukan gurat derita yang membebani nya. Wajah cantik itu tampak murung. Apakah ia tak pernah tersenyum?
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasiaKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari