Anindhita sedang membantu ibunya membongkok kacang lanjaran diteras rumah. Rencananya besok pagi akan dijual ke pasar.Selain bekerja sebagai buruh di perkebunan milik Juragan Abhinawa, mereka juga menggarap kebun milik kakek. Tidak terlalu besar, tapi setidaknya cukup untuk menambah penghasilan walaupun hasilnya harus dibagi dua.
Pak Lik Landhung, ayah Anindhita sedang duduk bersandar di lincak bambu sambil mengepulkan asap dari rokok lintingan.
Memperhatikan anak dan istrinya yang sedang sibuk. Sesekali ia menepuk nyamuk yang hinggap di kulit nya untuk mengisi perut nya yang lapar."Mbak Lintang itu tinggal dirumahnya Mahika Maya, tapi kok kita jarang lihat ya?" Tanya Pak Lik Landhung memecah kesunyian malam yang sejak tadi hanya dihiasi oleh suara orong orong.
"Ibu juga jarang lihat. Mungkin tidak pernah keluar. Malu kali sama orang-orang dusun sini" jawab Bu Lik Maryam, ibunya Anindhita.
Anindhita terlihat melebarkan kandhi untuk memasukkan kacang lanjaran itu kedalam nya. Mendengar percakapan orang tuanya, ia pun ikut menimpali.
"Beberapa hari yang lalu aku lihat Lintang dipasar sama Mbak Maya" celetuk gadis itu.
"Lagi belanja mungkin" ujar Bu Lik Maryam. Ia mengikat kacang lanjaran ditangannya menggunakan iratan.
"Tidak Bu, mereka sedang berjualan tenongan" ucap Anindhita.
"Berjualan tenongan? Buat apa?" Seru Pak Lik Landhung.
"Ya biar dapat duit lah Pak. Mungkin mereka sedang butuh tambahan penghasilan. Apalagi sekarang tinggal berdua. Pasti pengeluaran nya bertambah" jawab Anindhita.
"Ih Ibu kasihan loh sama Mbak Lintang. Gara-gara naksir Mahika Maya dia rela hidup susah. Padahal Mbak Lintang itu anak orang kaya. Pasti tidak pernah merasa susah dalam ekonomi. Ibaratnya tinggal satu kedipan mata saja sudah bisa menghasilkan uang. Tidak usah susah-susah berjualan dipasar begitu" ucap Bu Lik Maryam menggebu-gebu.
"Makanya Bapak juga tidak habis pikir. Kok bisa ya Mbak Lintang pacaran sama Mahika Maya? Padahal kan mereka sama-sama perempuan. Bapak masih tidak menyangka Mbak Lintang seperti itu. Rela pergi dari rumah dan hidup susah sama janda itu" ucap Pak Lik Landhung.
"Sampai-sampai menolak bertunangan dengan pacarnya cuma gara-gara si janda itu" Bu Lik Maryam menambahkan.
Anindhita belum ikut menimpali lagi. Ia masih sibuk dengan pekerjaan nya agar cepat selesai. Ia ingin cepat cepat menyelesaikan nya agar bisa telepon an dengan Citro.
******
Juragan Abhinawa akhir akhir ini lebih banyak diam. Tepatnya sejak ia mengetahui bahwa rupanya sang anak bungsu berada dalam pengaruh ilmu pengasihan. Yang mana artinya, selama ini anak itu melakukan segala hal buruk diluar kendali dirinya.
Ia masih tidak menyangka kalau ini semua perbuatan Mahika Maya. Ya, siapa lagi yang menanamkan ilmu pengasihan itu kalau bukan perempuan itu sendiri?
Anaknya sangat tergila-gila padanya hingga rela melakukan apapun. Termasuk mendurhakai orangtuanya sendiri.Tapi satu hal yang sangat menggangu pikiran nya adalah perbuatan nya sendiri yang sudah kelewatan. Dengan tangannya sendiri ia tega menyakiti anaknya. Menyiksa nya hingga anak itu menderita. Hampir kehilangan nyawa.
Ia merasa sangat menyesal dan bersalah. Mengapa ia tidak pernah berpikir sejauh itu. Kalau bukan karena ucapan mertuanya, ia pasti tidak akan mengetahui fakta ini.
Ia telah menyakiti anak bungsunya yang tidak bersalah.
Narwastu baru saja pulang dari klinik. Ia melihat ayahnya yang duduk sendirian di bangku taman. Ia menatap iba pada ayahnya yang menjadi sering murung dan melamun.
Ia jelas tahu apa yang terjadi. Belum pernah ia melihat ayahnya se menyesal dan seterpuruk ini dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasiaKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari