DIANJAK LAYU, DIANGGUR MATI

2.6K 296 4
                                    

Mahika Maya terlihat berdiri termenung di teras rumahnya. Ia berdiri berpegang pada pagar kayu. Matanya menatap kosong pada tanaman bunga di pekarangan.
Bahkan ia tak peduli pada lalu lalang dijalan depan. Ia masih terus terpikir sesuatu.

Sehabis bercinta semalaman dengan kekasih nya. Ia tiba-tiba terjaga pada dini hari. Ia melongok pada jam dinding yang menunjukkan pukul setengah empat pagi. Ia mengecup sekilas kepala Padma Lintang yang tidur memeluknya. Gadis itu tidur diatas tubuhnya, wajah cantik itu terbenam nyaman di dadanya yang tanpa bra. Ya, keduanya sama-sama tanpa sehelai benang pun, berselimut berdua. Pakaian mereka berserakan dilantai kayu.

Ia terbangun karena mendengar sebuah bisikan di telinga nya. Suara itu suara dari buto ijo peliharaan nya yang memang ia tugaskan untuk menjaga rumahnya.
Sosok itu mengatakan padanya bahwa seseorang telah secara diam-diam mengintip apa yang ia lakukan bersama kekasihnya diatas motor seusai pulang dari pasar malam.

Sayangnya ia sendiri tidak tahu siapakah orang itu. Bagaimana kalau sampai orang itu membocorkan semuanya pada orang lain? Bagaimana kalau sampai orang orang tahu dan memisahkan ia dari gadis dalam pelukannya ini?

Ia menjadi cemas. Ia dan Padma Lintang sama-sama ceroboh sampai tidak bisa menahan gairah nya padahal mereka jelas-jelas masih diluar rumah.

Perempuan itu memeluk kekasihnya erat erat. Tak hentinya ia menciumi kepalanya. Ia menghirup dalam-dalam aroma tubuh Padma Lintang, berharap dapat menenangkan hatinya yang gusar.

Mahika Maya kembali masuk ke dalam rumahnya. Sejak ia mengantarkan Padma Lintang sampai kedepan saat pulang tadi, ia memang masih termenung diluar. Tapi ia tak ingin mengatakan nya pada gadis itu. Ia tak mau semua ini membebani pikiran kekasihnya.

******



Juragan Abhinawa berdiri diatas pematang. Ia sedang mengawasi para petani yang sedang memanen tembakau. Ia yang menghisap cerutu nya sesekali menunjuk kesana kemari jika melihat para pekerjanya salah.

Sebenarnya suasana hati nya masih buruk karena permasalahan dirumah nya, sampai sampai ia jadi banyak marah-marah. Bahkan meski para pekerjanya tidak melakukan kesalahan sekalipun, dimatanya akan terlihat minus.

Seperti biasa, ia akan berkacak pinggang dengan tangan kanannya memegang cerutu. Itu adalah pose khas seorang Juragan Abhinawa. Dengan perutnya yang sedikit buncit dan tatapan matanya yang tajam, badannya tinggi besar, orang-orang seringkali menjuluki nya dengan sebutan DEWATA CENGKAR.
Dewata Cengkar adalah seorang prabu dari kerajaan MEDANGKAMULAN, seorang prabu kejam dan berwujud mirip raksasa dan gemar memakan anak-anak. Hidup di zaman AJISAKA.
Kisah Ajisaka & Prabu Dewata Cengkar adalah asal usul dari terciptanya HANACARAKA.

Juragan Abhinawa memang mirip Dewata Cengkar, bahkan ada pula yang menjuluki nya DASAMUKA  dalam kisah pewayangan. Tapi tentu saja orang-orang memberikan julukan itu secara diam-diam. Kalau sampai Juragan Abhinawa tahu, bisa bisa mereka kena damprat.

"Wes luhur, do leren kene. Njo Rolasan dhisek"
(Sudah Dzuhur, sini istirahat. Ayo makan siang dulu) teriak Juragan Abhinawa.

Para petani pun berhamburan menuju ke pamatang dan berjalan menuju gubuk gubuk yang ada ditepi ladang. Disana terlihat Bu Lik Maryam, istrinya Pak Lik Landhung sedang menyiapkan banyak makanan. Karena ia memang bekerja pada Juragan Abhinawa sebagai juru masak bagi para pekerja.

Bu Lik Maryam juga akan dibantu oleh ibu ibu yang lain untuk membagikan makanan makanan tersebut. Karena tidak mungkin ia mengerjakan semuanya sendirian, mengingat orang orang yang bekerja pada Juragan Abhinawa sangat banyak.

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang