Narwastu baru saja memasuki rumahnya setelah memarkirkan mobilnya di garasi. Sejak tadi pikiran nya terus menerka nerka apa yang terjadi pada janda dusun sebelah yang menangis sepanjang jalan. Apa mungkin bertengkar dengan adiknya? Kalau benar, apa perempuan itu baru saja datang kesini?
Baru saja kakinya menapaki anak tangga, telinga nya mendengar suara teriakan dari atas. Itu seperti suara Andriyo.
Perempuan itu bergegas naik ke lantai atas, takut terjadi sesuatu.Sesampainya diatas, ia melihat Andriyo yang terus menerus mengetuk pintu kamar Padma Lintang. Ia juga mendengar suara suara berisik dari dalam. Andriyo juga nampak cemas.
"Apa yang terjadi?" Tanyanya. Andriyo menoleh padanya.
"Lintang mengamuk" seru Andriyo.
"Mengamuk? Kok bisa? Dia kesurupan?" Narwastu ikut panik.
"Bukan Mbak. Tapi Lintang marah-marah sama aku dan akhirnya mengamuk" jawab Andriyo.
"Kenapa dia bisa marah-marah? Lintang memang mudah marah sekarang, kamu apa kan dia?" Jujur saja Narwastu menjadi berpikir yang tidak-tidak pada Andriyo setelah mendengar jawaban barusan.
"Ceritanya panjang Mbak. Nanti akan aku ceritakan" jawab Andriyo.
Narwastu ikut panik. Berkali-kali ia memanggil manggil Padma Lintang, tapi adiknya itu tidak menggubrisnya. Suara suara barang yang dilempar tidak juga berhenti. Bahkan terdengar suara kaca yang pecah.
"Lintang buka pintunya! Berhenti berbuat seperti itu!" Teriak Narwastu. Namun Padma Lintang masih tidak merespon.
"Apa sebaiknya aku dobrak saja Mbak?" Andriyo memberi usul.
"Jangan! Nanti yang ada Lintang akan semakin marah. Biar aku saja yang urus!" Seru Narwastu.
Perempuan dokter itu kembali mengetuk pintu untuk membujuk adiknya berhenti mengamuk.
"Lintang, berhenti melakukan semua itu. Kalau kamu ada masalah kamu bisa cerita ke aku! Tapi jangan berbuat bodoh seperti itu!" Teriak Narwastu.
Dari dalam kamar, terdengar Padma Lintang berteriak.
"Suruh laki-laki bajingan itu pergi dari sini! Aku muak melihat dia disini! Aku benci sama dia!" Teriak Padma Lintang berapi-api.
Narwastu menoleh pada Andriyo yang ada di sebelah nya. Laki-laki itu menunjukkan rasa bersalahnya. Ia terlihat menyerah.
"Yang Lintang maksud adalah aku. Dia seperti ini gara-gara aku Mbak" jawab Andriyo.
"Kita bicarakan nanti. Sebaiknya kamu tunggu saja dibawah" ucap Narwastu.
Andriyo mengangguk dan ia pun memilih untuk turun.
******
Pada akhirnya Andriyo memutuskan untuk kembali ke Surabaya. Ia sudah mendengar semuanya dari Narwastu. Tentang perubahan sikap Padma Lintang yang sangat drastis. Terutama penyebab putusnya hubungan ia dengan gadis itu. Kini ia tahu semuanya.
Awalnya ia tak tahu alasan apa yang membuat Padma Lintang menolak bertunangan dengan nya dan memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Ia juga sempat mengira bahwa ada laki-laki lain yang sudah menggeser posisinya di hati gadis itu. Namun sekarang ia sudah menemukan jawaban nya.
Mahika Maya, perempuan janda yang bekerja sebagai penari Tayub. Perempuan itu lah rupanya yang sudah merebut Padma Lintang dari tangannya. Ia tidak menyangka. Bagaimana bisa gadis itu menjadi seperti ini?
Ia memukul kemudi mobilnya. Harga dirinya serasa diinjak injak. Bagaimana mungkin hubungan yang sudah ia bina bertahun-tahun harus berakhir kacau karena seorang perempuan?
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasyKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari