Padma Lintang terlihat sedang menerima telepon. Padahal ia baru saja selesai mandi, ia masih mengenakan kimono handuk, rambutnya yang basah ia gulung dengan handuk kering.
"Ya sayang?" Ia menyapa seseorang diseberang yang sudah pasti adalah Mahika Maya.
"............"
"Tidak ada, kan aku sudah bilang aku akan ikut kakak besok. Tenang saja, aku tidak akan ingkar"
"............"
"Besok aku tidak ke kampus. Biar kita bisa berangkat lebih pagi"
"............"
"Iya, hari ini aku ke kampus. Ada apa?"
"............"
"Wah beneran? Menu nya apa itu sayang"
"............"
"Ya sudah, nanti aku mampir kerumah kakak buat ambil bekalnya. Sekarang aku mau pakai baju dulu. Da dah sayangku" ucapnya sembari tersenyum.
Tepat pada kalimat terakhir nya, sang Ibu yang sedang lewat depan kamarnya pun tak sengaja mendengar nya. Kebetulan pintu kamar Lintang sedikit terbuka sehingga sang Ibu bisa mendengar dengan jelas.
Bu Abhinawa bersandar pada dinding disamping pintu kamar Lintang tanpa diketahui sang anak. Wanita paruh baya itu merenungi ucapan anak bungsunya.
Padma Lintang berbicara dengan seseorang yang dipanggil kakak, artinya orang tersebut lebih dewasa darinya. Dan kata "sayangku" apa maksudnya Lintang memiliki kekasih baru?
Apakah itu alasan anaknya menolak bertunangan dengan Andriyo? Secepat dan semudah itukah anaknya mendapat pengganti?Kembali pada Padma Lintang yang sedang mengambil pakaian di almari. Tak sengaja ia melihat pantulan dirinya di cermin. Ia baru menyadari sesuatu.
Ia mendekati cermin itu. Memperhatikan bagian lehernya. Yang tersisa disitu hanya lah sebuah kalung berlian. Kalung pemberian Eyang Putri yang diberikan sebelum pulang kampung kini tidak ada. Padahal ia ingat pesan dari Eyang Putri yang mengatakan jika kalung itu tidak boleh dilepas barang sedetik pun. Dan kini kalung itu lenyap entah kemana.
"Kok bisa hilang ya? Padahal aku tidak pernah melepasnya. Tidak mungkin aku salah menaruh atau lupa meletakkan. Kalung itu tidak pernah lepas dari leher ku. Aduh, jangan jangan jatuh. Aku harus mencarinya kemana? Kalau Eyang Putri tahu pasti aku akan kena marah" ia bergumam.
Setelah sekian lama kalung rajah itu dicuri oleh Mahika Maya, kini ia baru sadar. Ia sebenarnya juga tidak tahu itu kalung apa. Eyang Putri hanya bilang agar ia menjaga kalung itu baik-baik dan tidak boleh dilepas. Ia sendiri juga tidak ingat kapan terakhir kali melihat kalung itu.
Eyang Putri tidak mungkin menyuruh ia menjaga kalung itu baik-baik dan mewanti wanti nya agar tidak boleh melepas nya kalau tidak ada alasan disebaliknya. Atau mungkin kalung itu bukan kalung biasa?
Ia kembali menatap dirinya dalam cermin. Kini yang tersisa hanya lah kalung berlian yang melengkapi dan menghiasi dua bercak merah didadanya.
_
Keluarga Abhinawa sedang duduk bersama diruang makan untuk menikmati sarapan.
Juragan Abhinawa begitu fokus pada makanannya begitu pula dengan kedua anak nya.
Tapi tidak dengan Bu Abhinawa yang masih teringat soal obrolan Lintang dengan seseorang di telepon tadi. Sesekali ia menatap Lintang, rasanya ingin sekali menanyakan perihal tersebut, tapi ia tidak mau mengacaukan suasana hati anak bungsunya. Apalagi sekarang gadis itu sangat mudah untuk marah dan tersinggung.Saat sibuk dengan pikirannya, ucapan dari Narwastu membuyarkan nya.
"Oh iya aku lupa bilang. Kemarin aku teleponan sama Mas Rama, katanya dia mau pulang bulan depan" ucapnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/292269156-288-k837883.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasyKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari