(sedikit lanjutan part sebelumnya)
Lintang turun dari motor meninggalkan ayahnya setelah sampai dirumah. Didalam ia disambut oleh ibu dan kakaknya. Rasa cemas di wajah keduanya berangsur angsur menghilang ketika mengetahui Padma Lintang sudah pulang.
"Kamu itu pergi ke kebun dari sebelum Dzuhur loh, habis Maghrib baru sampai rumah. Ibu itu khawatir" seru ibunya.
"Kan tadi hujan Bu, jadi berteduh dulu" jawab gadis itu. Tudung capil dan sepatu bootsnya sudah ia tinggalkan ditempat penyimpanan barang barang kebutuhan pertanian.
"Hujan kan sudah reda sejak sebelum Maghrib, kenapa tidak langsung pulang?" Ibunya terus memberondong nya.
"Tadi ketiduran Bu, makanya baru bisa pulang. Karena itu juga telepon dari Ibu dan mbak Nana tidak terangkat" jawabnya.
"Ya sudah sana cepat mandi, baju kamu basah begitu. Sana, Ibu sudah siapkan jarang (air hangat)" ucap ibunya seraya meneliti baju basah yang dikenakan Padma Lintang.
Gadis itu kemudian pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Ia sudah tidak tahan dengan tubuhnya yang lembap karena pakaian nya yang basah.
Sesaat setelah Padma Lintang pergi mandi, Juragan Abhinawa masuk kerumah sembari menggerutu. Ia menutup pintu dengan kencang, menyebabkan keterkejutan anak dan istrinya.
"Wong lunga ket mau dinteni ora bali bali jebul gogokan wong loro karo rondho ne Gantoeng"
(Orang pergi sejak tadi, ditunggu tidak pulang pulang ternyata malah berduaan sama janda nya Gantoeng)
Dengan wajah bersungut-sungut, Juragan Abhinawa mendumel."Lintang sama Mahika Maya Pak?" Tanya Narwastu yang sejak tadi diam, kini ikut nimbrung.
Juragan Abhinawa tidak menjawab. Dia langsung duduk dan meminum teh yang sudah tidak panas lagi. Nafasnya tidak beraturan tanda sedang emosi.
"Bapak kenapa sih benci sekali sama Mahika Maya? Salah apa dia sama Lintang?" Tanya istrinya.
"Kamu lupa sama kejadian dulu? Bapak tidak suka sama perempuan itu sejak masalah nya dengan Ramayana. Gara gara dia Ramayana jadi durhaka sama kita! Ramayana itu bodoh! Perempuan janda begitu dibela bela sampai berani membentak kita!
Diluar sana banyak perempuan yang lebih baik, lebih muda, lebih segala galanya dari Mahika Maya, tapi malah naksir perempuan macam begitu! Bodoh itu namanya!
Sekarang perempuan itu malah dekat dekat dengan anak ragil kita. Maunya apa perempuan itu?" Seru Juragan Abhinawa menggebu-gebu.Istrinya mengusap usap pundaknya demi memberikan ketenangan agar suaminya itu tidak lagi sekesal itu. Tapi yang namanya Juragan Abhinawa, kalau sudah kelewat kesal ya pasti akan berlangsung cukup lama.
Sementara Narwastu malas menanggapi."Ya mungkin cuma mau berteman Pak. Tidak usah marah marah" ucap istrinya.
"Mau berteman mau apa Bapak tetap tidak suka perempuan itu dekat dekat sama keluarga kita Bu!"
Rasa kesal Juragan Abhinawa masih saja membuat nya marah marah. Istri dan anak keduanya sudah menyerah. Biar saja marah marah sampai pagi.
*****
Sehabis sholat Isya', beberapa anak dusun Nggayu yang ikut mengaji di TPA dusun Njaban sedang beriringan berjalan sembari mengobrol. Ada sekitar 8 bocah laki-laki, dan 3 bocah perempuan. Semuanya masih ditingkat sekolah dasar.
Masing masing dari mereka ada yang membawa Turutan, IQro, juga Al-Qur'an.
Mereka tidak pernah merasa takut karena sudah terbiasa pulang mengaji dari lain dusun.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PELET" Mahika Maya (GxG)
FantasyKetika seorang gadis muda hampir gila karena guna guna sebuah ilmu pelet seorang penari