TANGAN MERENTANG, BAHU MEMIKUL

2.3K 318 30
                                    

Plakkkk!!!!!!

Memang pipinya yang ditampar, tapi sakitnya terasa hingga ke ulu hati.
Perempuan itu terhuyung karena tidak siap dengan serangan yang tiba-tiba ia dapatkan, padahal ia baru saja membuka pintu. Perempuan itu memegang pipi kirinya yang terasa panas. Ia menatap perempuan paruh baya yang kini berdiri dihadapan nya. Memandang dirinya dengan tatapan membunuh.

Tentu saja ia sangat mengenali orang itu. Ibu dari kekasihnya saat ini seperti ingin membunuhnya. Ia hanya bisa menunduk. Ia sangat tahu arti dari tamparan yang ia terima di pipinya. Rasa khawatir, takut dan sakit mendadak menyerang nya. Ia sudah menduga hal seperti ini akan terjadi saat hubungan nya dengan Padma Lintang terbongkar.

"Berani sekali kamu menggoda anak saya!" Ucap Bu Abhinawa dengan geram. Tangannya menunjuk nunjuk tepat diwajah Mahika Maya.

"Saya tidak peduli seperti apapun kamu diluar sana. Saya tidak peduli siapa saja yang kamu goda! Tapi anak saya itu perempuan! Padma Lintang itu perempuan! Sama seperti kamu! Otak kamu itu ada dimana?" Teriak Bu Abhinawa, ia menoyor noyor kepala Mahika Maya berkali-kali.

Janda ledhek itu tiada melawan sedikitpun. Ia hanya diam dan menunduk saat Bu Abhinawa terus menoyor kepalanya. Suaranya tercekat dan matanya berkaca-kaca.

"Bu sudah Bu, tidak enak dilihat orang" ucap Narwastu mencoba menghentikan tangan ibunya.

"Diam Narwastu! Perempuan tidak tahu malu seperti ini sangat pantas menerima ganjaran nya!" Bu Abhinawa berapi-api.

Mahika Maya kembali terhuyung saat Bu Abhinawa mendorongnya. Entah mengapa ia tidak bisa melawan seperti saat ia dihina oleh Juragan Abhinawa sebelumnya. Ia hanya diam dan menahan segala sesak di dadanya.
Ia memang sudah sering menerima penghinaan, tapi mengapa sekarang rasanya jauh lebih parah? Apa karena ini menyangkut orang yang ia cintai?

"Anak saya tidak pernah melakukan perbuatan menyimpang seperti ini. Ia bahkan berpacaran dengan laki-laki yang sama selama bertahun-tahun. Bagaimana mungkin ia bisa menolak bertunangan dengan kekasihnya hanya karena seorang janda seperti kamu! Mengakhiri hubungan nya dengan kekasihnya hanya karena kamu! Pasti karena kamu yang menggodanya kan? Kalau bukan gara gara kamu, anak saya tidak akan menjadi bodoh seperti ini!" Teriak Bu Abhinawa. Airmata yang mengalir di pipinya tidak membuat nya terisak, karena ia merasakan kemarahan yang amat mendalam.

Narwastu yang ada dibelakangnya tidak berbicara apa-apa. Ia hanya mengusap-usap pundak ibunya mencoba menenangkan nya.

"Maafkan saya..." Itulah kalimat pertama yang keluar dari mulut Mahika Maya. Suaranya bergetar karena ia sudah menangis. Ia terisak kecil meski sebenarnya masih dapat didengar jelas.

"Maaf? Enteng sekali kamu meminta maaf setelah membuat bencana di keluarga saya! Kamu pikir permintaan maaf kamu bisa menyembuhkan anak saya?" Teriak Bu Abhinawa.

Mahika Maya seketika mendongak saat mendengar kalimat dari Bu Abhinawa barusan. Apa yang terjadi pada gadis itu? Apa maksud dari ucapannya?

"Maksud anda apa?" Tanyanya.

Bu Abhinawa tersenyum sinis. Ia menatap tajam perempuan yang kini sudah berani menatapnya.

"Padma Lintang anak saya hampir meregang nyawa! Dan itu semua gara-gara siapa? Gara-gara kamu!" Lanjutnya.

Mahika Maya menutup mulutnya. Tangisnya semakin pecah. Kalimat itu membuatnya takut setengah mati.
Ia menggeleng gelengkan kepala tidak percaya.

"Gara-gara kamu, Padma Lintang dihajar habis-habisan oleh Bapaknya sendiri! Dikurung berhari hari didalam gudang dalam keadaan sakit, tanpa makanan, tanpa minuman! Apakah kamu bisa membayangkan betapa tersiksanya dia saat itu? Hah?   Itu semua karena kamu Mahika Maya!" Bu Abhinawa kembali mendorong nya.

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang