ANDRIYO JAMIAT

4.5K 556 32
                                    

Padma Lintang baru saja sampai dirumah. Ia disambut oleh Narwastu yang berkacak pinggang. Gadis itu tidak mengindahkan nya.

"Lintang! Kamu itu bukannya siap siap malah keluyuran terus!" Kakaknya berteriak. Ia kerap kali kesal terhadap adiknya yang akhir akhir ini seringkali keluyuran sampai malam. Padahal awalnya tak pernah seperti itu. Mengingat sejak kecil adiknya itu tinggal di ibukota, yang pastinya masih belum terlalu hafal tempat tempat disini.
Kalau diberikan nasihat suka melawan.

"Memangnya kita mau kemana mbak?" Tanya nya seperti tidak tahu apapun.

"Astaga Lintang! Kamu lupa kalau hari ini Andriyo mau kesini?" Seru kakaknya.

"Andriyo kesini mbak? Mau ngapain?" Tanya nya santai.

"Lintang! Kamu itu lupa atau pura pura lupa? Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau Andriyo mau kesini sama orang tua nya!" Narwastu benar benar tidak habis pikir.

"Masa iya sih?" Gadis itu menggaruk kepalanya seolah sedang berpikir.

"Bisa bisanya kamu santai begtu!. Andriyo dari tadi hubungi kamu tapi kamu sama sekali tidak merespon.  Kamu kemana saja sih? Bukannya langsung pulang malah keluyuran!" Seru Narwastu.

"Cuma main sebentar mbak. Kenapa marah marah sih?" Ucapnya. Sejak tadi gadis itu terlihat santai santai saja. Tidak ada rasa panik, gugup atau apa selayaknya gadis lain yang hendak bertemu dengan kekasih beserta orang tua nya.

"Sudah sudah! Cepat mandi dan siap-siap. Andriyo sudah hampir sampai" seru Narwastu seraya mendorong adiknya kearah kamar mandi.

_

"Silahkan silahkan, selamat datang dirumah nya Padma Lintang" dengan begitu ramah Juragan Abhinawa mempersilahkan tamunya, diikuti istrinya yang juga tersenyum ramah. Hari ini adalah hari dimana tamu penting mereka datang.

"Tunggu sebentar ya, sepertinya anak saya masih bersiap siap" ucapan Bu Abhinawa diangguki oleh ketiga tamu nya.

Juragan Abhinawa dan istrinya berbincang bincang dengan ketiga orang itu. Semuanya membaur dalam obrolan yang menarik. Bahkan sama sama membicarakan anak masing-masing. Obrolan mereka juga disertai gelak tawa.

"Monggo monggo unjukan e Pak, Bu. Monggo sekecak e. Dingapunten namung sak wonten e nggih"
(Silahkan silahkan minumnya Pak, Bu. Silahkan dinikmati. Maaf cuma seadanya ya)  ucap Juragan Abhinawa.

"nggih matursuwun niki sampun werni werni. Monggo kalian panjenengan Pak, monggo Bu"
(Ya terimakasih ini sudah macam macam. Silahkan anda juga Pak, silahkan Bu)  ucap sang tamu yang merupakan seorang bapak-bapak.

Mereka sama sama menikmati hidangan yang sudah tersaji sembari menunggu Padma Lintang yang belum juga keluar.
Dan penting untuk diketahui, para tamunya merupakan orang Jawa asli yang sudah merantau ke ibukota sejak bertahun-tahun yang lalu.

"Nah itu Padma Lintang" ucap Bu Abhinawa menunjuk pada anak bungsunya yang turun dari tangga bersama kakak perempuan nya.

Seorang pemuda yang mengenakan seragam akademi angkatan laut itu menatap Padma Lintang tanpa berkedip. Ia tak bisa menyembunyikan senyum nya saat melihat gadis itu.
Dari sorot mata nya begitu jelas jika ia menyimpan rindu. Merindukan gadis yang sudah mengisi hati dan hari-hari nya sejak masa sekolah.

Pemuda itulah yang bernama Andriyo Jamiat. Laki-laki muda berusia 22 tahun. Pacar Lintang yang sedang menempuh pendidikan di akademi angkatan laut. Ia menjalin hubungan dengan Padma Lintang sejak SMP. Dulu ia adalah kakak kelas Lintang. Lalu saat Lintang lulus SMP, gadis itu sekolah di SMA tempat Andriyo sekolah. Dan hubungan mereka masih berjalan mulus hingga keduanya sama sama lulus SMA dan menempuh pendidikan nya masing-masing.

"PELET" Mahika Maya (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang